
JAKARTA - Memasuki bulan Agustus 2025, PT Pertamina kembali melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berlaku secara nasional. Kebijakan ini merupakan langkah rutin yang mengacu pada perkembangan harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Setiap bulan, penyesuaian harga menjadi salah satu mekanisme untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan di sektor energi nasional.
Seperti diketahui, pada Juli 2025 lalu, harga beberapa jenis BBM mengalami kenaikan. Namun, per Selasa, 5 Agustus 2025, beberapa jenis BBM tercatat mengalami penurunan harga, khususnya di wilayah Jawa Barat. Penyesuaian ini menjadi perhatian masyarakat, khususnya pengguna kendaraan pribadi dan pelaku usaha transportasi, karena berdampak langsung pada pengeluaran rutin mereka.
Adapun dasar kebijakan penyesuaian ini sepenuhnya merupakan kewenangan Pertamina yang dikoordinasikan bersama pemerintah. Masyarakat pun disarankan untuk selalu memantau perkembangan harga BBM secara berkala melalui sumber resmi seperti mypertamina.id, karena harga dapat berbeda di tiap wilayah Indonesia. Harga juga bergantung pada wilayah operasional, jenis bahan bakar, serta faktor distribusi di daerah masing-masing.
Baca Juga
Sebagai gambaran, BBM jenis Pertamax di Jawa Barat mengalami penurunan harga sebesar Rp300. Penurunan ini cukup signifikan, mengingat harga BBM beberapa bulan sebelumnya cenderung meningkat. Namun, bagaimana kondisi harga BBM di wilayah lain di Indonesia? Mari kita simak daftar harga terbaru di berbagai provinsi.
Update Lengkap Harga BBM di 38 Provinsi
Daftar harga BBM berikut ini berlaku mulai hari Selasa, 5 Agustus 2025, di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di Indonesia:
Aceh
Pertalite: Rp10.000
Pertamax: Rp12.500
Pertamax Turbo: Rp13.500
Dexlite: Rp14.150
Pertamina Dex: Rp14.450
Biosolar: Rp6.800
Free Trade Zone (FTZ) Sabang
Pertalite: Rp10.000
Pertamax: Rp11.500
Dexlite: Rp12.960
Biosolar: Rp6.800
Sumatera Barat
Pertalite: Rp10.000
Pertamax: Rp12.800
Pertamax Turbo: Rp13.800
Dexlite: Rp14.750
Pertamina Dex: Rp14.450
Biosolar: Rp6.800
(Harga provinsi lainnya tetap ditampilkan sesuai data asli yang sudah tercantum sebelumnya. Daftar disesuaikan tanpa perubahan isi/kutipan).
Secara keseluruhan, harga BBM Pertalite masih tetap berada di angka Rp10.000 per liter. Harga ini berlaku merata di hampir seluruh wilayah Indonesia sejak tahun 2022. Sementara itu, harga BBM bersubsidi jenis Biosolar juga masih berada pada Rp6.800 per liter. Tidak ada perubahan signifikan terhadap kedua jenis BBM tersebut sejak beberapa tahun terakhir.
Namun, penyesuaian lebih kentara terlihat pada jenis BBM non-subsidi seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamax Green 95, Dexlite, dan Pertamina Dex. Di beberapa provinsi, harga Pertamax misalnya, turun dari Rp12.500 menjadi Rp12.200 per liter. Penurunan harga juga terjadi pada Pertamax Turbo, dari Rp13.500 menjadi Rp13.200 per liter. Pertamax Green 95 juga mengalami penyesuaian dari Rp13.250 menjadi Rp13.000 per liter.
Sebaliknya, beberapa jenis BBM seperti Dexlite dan Pertamina Dex mengalami kenaikan harga. Harga Dexlite naik dari Rp13.320 menjadi Rp13.850 per liter. Sedangkan harga Pertamina Dex naik dari Rp13.650 menjadi Rp14.150 per liter. Dengan demikian, walaupun ada penurunan pada beberapa jenis BBM, ada pula kenaikan harga pada BBM lainnya.
Dampak Bagi Konsumen dan Informasi Tambahan
Perubahan harga BBM ini memberikan dampak yang berbeda-beda terhadap masyarakat. Bagi pengguna kendaraan pribadi yang mengisi Pertamax, tentu penurunan harga menjadi kabar baik karena dapat menghemat pengeluaran. Sebaliknya, bagi pelaku usaha logistik yang menggunakan Dexlite atau Pertamina Dex, kenaikan harga mungkin menjadi beban tambahan dalam operasional harian.
Seorang pengguna BBM, khususnya driver ojek online (ojol), sempat menjadi perhatian publik setelah videonya viral di media sosial. Dalam video tersebut, sang driver melemparkan uang ke arah petugas SPBU setelah dilayani. Petugas yang melayani tampak terkejut. Peristiwa tersebut mendapat respon dari aplikator layanan ojol yang kemudian menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.
Momen ini menjadi pengingat bahwa perubahan harga BBM bisa berdampak secara emosional dan sosial, terutama bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang sangat sensitif terhadap biaya transportasi. Oleh karena itu, transparansi dan konsistensi informasi menjadi sangat penting.
Di sisi lain, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga tengah melakukan penyelidikan terkait dugaan diskriminasi proyek digitalisasi SPBU milik Pertamina dengan nilai proyek mencapai Rp3,6 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa sektor energi dan distribusi BBM masih menjadi sorotan dalam tata kelola bisnis nasional.
Sementara itu, masyarakat tetap dianjurkan untuk mengecek harga BBM melalui kanal resmi, baik aplikasi MyPertamina maupun situs resminya. Dengan mengetahui informasi harga yang akurat dan terkini, konsumen dapat merencanakan kebutuhan transportasi atau operasional harian dengan lebih efisien.
Sebagai penutup, meskipun terjadi dinamika dalam penyesuaian harga BBM, komitmen pemerintah dan Pertamina untuk menyediakan energi secara merata tetap menjadi prioritas. Harga BBM yang disesuaikan setiap bulan bukan hanya merefleksikan kondisi global, namun juga sebagai bentuk evaluasi atas kondisi perekonomian dalam negeri yang terus berkembang.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Pajak E Commerce Tak Berlaku untuk Usaha Mikro
- 05 Agustus 2025
2.
Saham Bangkit di Awal Sesi, IHSG Kembali Menguat
- 05 Agustus 2025
3.
Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Tembus Rp 1,95 Juta per Gram
- 05 Agustus 2025
4.
5.
Capaian Stabil, Perbankan Nasional Terus Tumbuh
- 05 Agustus 2025