
JAKARTA - Efisiensi dan kecepatan distribusi logistik menjadi kunci utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam rangka menjawab tantangan tersebut, PT Hutama Karya (Persero) mendapatkan kepercayaan untuk membangun akses strategis menuju Pelabuhan Tanjung Priok Timur Baru atau New Priok Eastern Access (NPEA) Seksi 1. Proyek ini diyakini mampu memperlancar arus barang dan memangkas waktu tempuh logistik dari kawasan industri menuju pelabuhan internasional utama di Jakarta.
Langkah konkret menuju pembangunan tersebut ditandai dengan serah terima kontrak proyek yang berlangsung pada Kamis 17 Juli 2025. Penyerahan dilakukan oleh Pimpinan Proyek Kalibaru dan NPEA, Arwin, kepada Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum Hutama Karya, Rizky Agung. Seremoni ini turut dihadiri oleh Direktur Investasi PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Boy Robyanto, serta Direktur Operasi I Hutama Karya, Agung Fajarwanto.
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, mengungkapkan bahwa jalur baru ini dirancang untuk menghubungkan Terminal Kalibaru yang berada di Pelabuhan Tanjung Priok dengan Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC). Panjang jalur yang akan dibangun mencapai 2,78 kilometer, dimulai dari KM 108 JTCC hingga mencapai Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Utara.
Baca JugaJadwal Kapal Pelni KM Sinabung Bitung Surabaya, Segera Amankan Tiket
“Dengan adanya jalur baru ini, arus logistik tidak lagi bergantung pada satu pintu masuk ke New Priok Container Terminal. Ini menjadi alternatif penting untuk mengurangi kepadatan lalu lintas,” ujar Adjib.
Proyek NPEA Seksi 1 dikerjakan melalui Kerja Sama Operasi (KSO) antara Hutama Karya dan PT Brantas Abipraya, dengan porsi pekerjaan sebesar 55 persen ditangani langsung oleh Hutama Karya. Desain jalannya mencakup dua jalur dengan masing-masing tiga lajur, sehingga lebar total mencapai 29,8 meter.
Ruang lingkup konstruksi meliputi pembangunan jalan utama sepanjang 2,7 kilometer, serta pembangunan empat ramp di kawasan IC NPEA. Tidak hanya itu, empat ramp tambahan juga akan dibangun di Simpang Marunda, terdiri dari dua ramp on-off di sisi selatan dan dua lainnya di sisi utara. Struktur jalan utama mencakup teknologi seperti jembatan balance cantilever, jembatan gelagar beton, jembatan gelagar baja, dan pile slab, yang semuanya dirancang untuk mendukung arus logistik dengan beban berat.
Teknologi modern diterapkan secara maksimal demi menjamin kualitas hasil konstruksi. Alat uji kekuatan beton digunakan langsung di lapangan, begitu pula material ringan khusus untuk mengatasi karakteristik tanah lunak di sejumlah titik. Penggunaan drone LiDAR dimanfaatkan untuk pemetaan wilayah secara presisi tinggi, sementara sistem manajemen proyek berbasis digital dipasang untuk memantau setiap proses pembangunan secara real-time.
“Pembangunan ini juga berorientasi pada keberlanjutan. Kami menggunakan material ramah lingkungan seperti beton dengan kandungan fly ash, slag, dan bahan daur ulang untuk mengurangi emisi karbon, serta menerapkan sistem pengelolaan limbah konstruksi yang ketat,” tambah Adjib.
Dampak positif proyek ini tidak hanya akan dirasakan oleh sektor logistik nasional, tapi juga masyarakat di sekitar area proyek. Sepanjang masa konstruksi, proyek NPEA Seksi 1 akan membuka ribuan lapangan kerja baru, terutama bagi tenaga kerja lokal. Hal ini tentu akan membawa multiplier effect bagi perekonomian kawasan yang terdampak langsung.
Selain memperlancar distribusi barang dan menurunkan biaya logistik, jalan akses baru ini juga dirancang untuk mengakomodasi mobilitas kendaraan dari dan menuju pusat kota, kawasan industri, dan area strategis lainnya seperti kawasan presiden. Dengan adanya jalur tambahan ini, kemacetan dapat ditekan dan waktu tempuh distribusi barang lebih terkendali.
“Selama ini, seluruh lalu lintas kontainer dari dan ke Terminal Kalibaru hanya mengandalkan satu akses. Dengan jalur baru ini, beban lalu lintas dapat didistribusikan secara merata,” jelas Adjib.
Proyek ini juga memiliki tantangan tersendiri karena bersinggungan langsung dengan sejumlah area strategis, seperti Kawasan Berikat Nusantara (KBN), lahan milik TNI AL, serta Tol Cibitung-Cilincing yang menjadi bagian penting dari jaringan Jakarta Outer Ring Road 2. Oleh karena itu, tim proyek akan melakukan kajian teknis secara menyeluruh dan menjalin koordinasi intensif dengan semua pihak terkait. Tujuannya agar proses pembangunan tidak mengganggu aktivitas di sekitar dan dapat berjalan lancar sesuai rencana.
Secara keseluruhan, proyek NPEA Seksi 1 merupakan bagian dari langkah terencana dan berkelanjutan dalam mendukung transformasi infrastruktur transportasi Indonesia. Melalui konektivitas logistik yang lebih baik, efisiensi distribusi barang meningkat, waktu tempuh berkurang, serta biaya logistik nasional dapat ditekan. Hal ini pada akhirnya akan memperkuat daya saing kawasan industri di timur Jakarta dan mendukung perkembangan Terminal Kalibaru sebagai pelabuhan berstandar internasional.
Dengan keberadaan sembilan terminal modern yang direncanakan di Kalibaru, arus kontainer diprediksi mencapai jutaan unit per tahun. Dalam konteks itu, keberadaan jalur akses baru seperti NPEA Seksi 1 menjadi elemen vital dalam memastikan seluruh sistem logistik nasional berjalan tanpa hambatan besar.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Aturan KUR Perumahan Segera Diterbitkan Pemerintah
- 28 Juli 2025
2.
3.
Saham Batubara Menarik Meski Harga Fluktuatif
- 28 Juli 2025
5.
Hutama Karya Percepat Pembangunan Jalur Priok Timur
- 28 Juli 2025