Kisah Inspiratif Fajar Jadi Prajurit TNI

Kisah Inspiratif Fajar Jadi Prajurit TNI
Kisah Inspiratif Fajar Jadi Prajurit TNI

JAKARTA - Tak semua pemuda mendapatkan kemudahan dalam mewujudkan cita-cita. Bagi sebagian orang, jalan untuk meraih impian dipenuhi oleh tantangan, keterbatasan, bahkan kesedihan sejak usia dini. Salah satunya adalah kisah Muhammad Fajar, pemuda asal Aceh Besar yang kini tengah menjadi perhatian karena semangat juangnya untuk menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), di tengah himpitan ekonomi dan kehidupan yang serba terbatas.

Fajar bukan berasal dari keluarga berkecukupan. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara dan satu-satunya laki-laki di keluarganya. Kehidupan Fajar berubah drastis saat sang ayah meninggal ketika ia masih berusia delapan tahun. Sejak saat itu, beban hidup keluarga sepenuhnya dipikul oleh sang ibu, Yusnita, yang berjuang dengan berjualan sayur keliling antar kampung untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Meski kehidupan tidak memberinya banyak pilihan, Fajar tumbuh sebagai pribadi yang tidak menyerah pada keadaan. Ia sadar betul bahwa bila ingin mengubah nasib, maka ia harus bekerja keras. Bahkan, sejak usia muda, ia turut membantu sang ibu dengan menjadi pemanjat kelapa. Setiap hari, ia memanjat puluhan pohon kelapa untuk menjual kelapa muda ke pasar, dan dari hasil itu ia sisihkan sedikit demi sedikit demi membiayai proses seleksi menjadi anggota TNI.

Baca Juga

Olahraga Pilates Jawaban Gaya Hidup Sehat

Cita-cita menjadi tentara sudah lama tertanam dalam benaknya. Meski hidup serba pas-pasan, Fajar tidak gentar menghadapi proses seleksi yang panjang dan menantang. Ia harus mengurus administrasi, mencari ongkos transportasi, serta mencukupi kebutuhan sehari-hari selama mengikuti tahapan tes. Semua ia hadapi tanpa mengeluh.

“Ayah meninggal saat saya kecil. Sejak itu, ibu jadi segalanya buat kami. Saya tidak mau jadi beban. Saya ingin membanggakan ibu,” ujar Fajar, menahan haru.

Baginya, menjadi tentara bukan hanya soal pekerjaan atau seragam. Lebih dari itu, menjadi tentara adalah cara untuk mengangkat derajat keluarganya dan memberikan kebanggaan kepada ibunya. Dalam keterbatasan, ia tidak pernah mengeluh, bahkan memilih pekerjaan apapun yang halal demi mendekatkan diri pada cita-cita.

“Saya kerja apa saja yang penting halal, demi bisa ikut tes. Saya percaya, kalau kita sungguh-sungguh dan berdoa, Allah pasti beri jalan,” ucapnya mantap.

Usaha Fajar yang tak kenal lelah akhirnya berbuah manis. Ia dinyatakan lulus murni sebagai calon prajurit TNI AD di Kodam Iskandar Muda. Kelulusan ini menjadi momen paling emosional dan membahagiakan dalam hidupnya, terutama bagi sang ibu yang selama ini mendampingi Fajar dalam suka dan duka.

“Alhamdulillah, cita-cita anak saya tercapai. Saya bangga, dari kecil dia sudah mandiri dan tidak pernah mengeluh. Saya hanya bisa mendoakan, semoga dia jadi tentara yang kuat, jujur, dan selalu ingat Allah,” ujar Yusnita dengan suara bergetar.

Air mata bahagia mengiringi kabar kelulusan Fajar. Sang ibu yang menyaksikan sendiri perjuangan anaknya selama ini, tak bisa menyembunyikan kebanggaan dan syukur atas pencapaian tersebut. Dari seorang pemanjat kelapa, kini anaknya berhasil menyandang status sebagai calon prajurit TNI AD, sesuatu yang dulu hanya sebatas mimpi.

Kisah Muhammad Fajar kemudian sampai ke telinga Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Niko Fahrizal. Ia mengaku bangga dan terharu dengan perjuangan Fajar yang membuktikan bahwa keterbatasan tidak pernah menjadi penghalang untuk meraih prestasi.

“Saya sangat bangga dan terharu. Kisah Fajar adalah bukti nyata bahwa keterbatasan bukan penghalang. Justru dari keterbatasan lahir semangat juang dan ketangguhan yang luar biasa,” ujarnya.

Mayjen TNI Niko Fahrizal menegaskan bahwa TNI AD selalu terbuka untuk siapa saja yang memiliki semangat pengabdian tinggi, tanpa memandang latar belakang ekonomi. Ia meyakini bahwa ketekunan, disiplin, dan komitmen adalah kunci utama menjadi prajurit yang profesional.

“Siapa saja yang memenuhi syarat dan memiliki kedisiplinan serta tekad kuat, memiliki peluang yang sama untuk bergabung. Kami akan didik Fajar agar menjadi prajurit yang profesional dan patriotik,” tambahnya.

Lebih jauh, Pangdam berharap kisah Fajar mampu membangkitkan semangat generasi muda di seluruh Indonesia. Ia menilai bahwa semangat pantang menyerah seperti yang dimiliki Fajar perlu menjadi inspirasi bagi pemuda lainnya.

“Jangan menyerah. Selama ada niat baik, kerja keras, dan doa orang tua, insya Allah pintu akan terbuka,” tegas Mayjen TNI Niko Fahrizal.

Kini, Muhammad Fajar sedang bersiap menjalani pendidikan militer. Ia telah membuktikan bahwa dengan tekad dan kerja keras, mimpi setinggi apapun bukanlah sesuatu yang mustahil. Dari seorang anak kampung yang memanjat kelapa demi membantu ibu, kini ia melangkah dengan bangga menuju panggilan hidupnya sebagai abdi negara.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Sensasi Baru Pakai Samsung Galaxy Z Flip7

Sensasi Baru Pakai Samsung Galaxy Z Flip7

iPhone 17 Pro Andalkan Kamera Super Zoom

iPhone 17 Pro Andalkan Kamera Super Zoom

Perawatan Kecantikan Kulit Klinik Kini Cukup di Rumah

Perawatan Kecantikan Kulit Klinik Kini Cukup di Rumah

Pilihan Mobil Listrik BYD Terjangkau dan Premium

Pilihan Mobil Listrik BYD Terjangkau dan Premium

Agenda Wisata Jogja Seru Sepanjang Bulan Agustus 2025

Agenda Wisata Jogja Seru Sepanjang Bulan Agustus 2025