
JAKARTA - Pembangunan Tol Jogja–Solo terus dikebut, khususnya paket 2.2 ruas Trihanggo–Junction Sleman. Humas Proyek Tol Jogja-Solo-YIA Area DIY PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Agung Murhandjanto, menjelaskan progres pembangunan saat ini sudah mencapai 63 persen. Sementara terkait lahan, capaian telah mencapai 97 persen.
Sisa tiga persen hanya tinggal administrasi pembayaran. Untuk Sultan Ground (SG) juga telah diberikan kekancingan sehingga seluruh lahan dapat digunakan. Soal tegakan atau bangunan di atas lahan tinggal proses relokasi. "Target selesai operasional Mei 2026 bisa digunakan," jelas Agung.
Proyek ini menjadi salah satu bagian penting infrastruktur yang akan meningkatkan konektivitas antara Yogyakarta dan Solo. Dengan selesainya paket 2.2, diharapkan waktu perjalanan akan lebih efisien dan arus transportasi di rute tersebut lebih lancar.
Baca Juga
Pemasangan Erection Girder Jadi Fokus Selanjutnya
Dalam waktu dekat, progres pembangunan akan fokus pada pemasangan erection girder atau tulang punggung jembatan. Setiap balok girder memiliki berat 45 ton dan panjang 40 meter, dengan total ada 40 balok yang harus dipasang. "Rencana 27 Agustus pelaksanaannya, sampai 12 September," tambah Agung.
Proses pemasangan ini akan menggunakan dua crane besar. Karena itu, ada potensi mengganggu median jalan. Untuk meminimalkan dampak, pihak proyek saat ini masih melakukan audiensi dengan para stakeholder terkait.
Rencana Rekayasa Lalu Lintas
Sementara ini, rencana pengaturan lalu lintas dilakukan melalui buka tutup jalan nasional di Ring Road Utara, Kronggahan. Diskusi ini masih dalam tahap pematangan. "Kami mengadakan forum lalu lintas untuk mensosialisasikan pelaksanaan erection girder ini," ujar Agung.
Jika rekayasa lalu lintas diterapkan, tidak akan berlangsung 24 jam penuh. Proyek dijadwalkan dikerjakan pukul 22.00 hingga 04.00. "Kemungkinan pengalihan lalu lintas tetap di jam itu. Di luar jam tersebut aman," jelasnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman, Arip Pramana, menambahkan bahwa pihaknya belum bisa memastikan rekayasa lalu lintas. Ia menyarankan agar PT Adhi Karya terlebih dahulu menyelenggarakan forum lalu lintas dengan kepolisian, pengelola jalan, BPTD Kemenhub, Dishub DIY, dan Dishub kabupaten. "Kami masih menunggu tindaklanjutnya," katanya.
Target Operasional Mei 2026
Meski ada beberapa tahapan yang harus diselesaikan, target operasional paket 2.2 tetap diupayakan selesai pada Mei 2026. Dengan progres 63 persen saat ini, pembangunan jalan tol ini menunjukkan kemajuan signifikan.
Keberhasilan proyek ini tidak hanya bergantung pada pembangunan fisik, tetapi juga koordinasi yang matang antara kontraktor, pemerintah, dan pihak terkait lainnya. Dengan perencanaan yang baik, diharapkan gangguan lalu lintas dapat diminimalkan dan masyarakat tetap nyaman dalam mobilitas sehari-hari.
Tantangan dan Solusi Pemasangan Girder
Pemasangan girder menjadi bagian yang paling menantang karena bobot dan ukurannya. Dua crane akan digunakan untuk memasang balok-balok besar tersebut, sehingga koordinasi di lapangan sangat penting. Selain itu, dialog dengan masyarakat sekitar dan pihak terkait juga terus dilakukan untuk meminimalkan potensi hambatan.
Forum lalu lintas yang diadakan bertujuan untuk memastikan semua pihak memahami rencana pengalihan jalan sementara, sehingga keselamatan pengguna jalan tetap terjaga. Dengan begitu, proyek bisa berjalan sesuai jadwal tanpa menimbulkan kepanikan atau kemacetan panjang.
Dampak Positif Tol Jogja-Solo
Tol Jogja–Solo Paket 2.2 akan memberikan banyak manfaat setelah selesai, antara lain:
Waktu Tempuh Lebih Cepat: Jalur baru akan memangkas waktu perjalanan antara Yogyakarta dan Solo.
Mendukung Ekonomi Regional: Mempermudah distribusi barang dan mobilitas tenaga kerja.
Mengurangi Kepadatan Lalu Lintas: Alternatif transportasi yang efisien akan menurunkan beban jalan raya utama.
Selain itu, tol ini diharapkan dapat menjadi jalur strategis bagi kendaraan logistik maupun penumpang, sehingga konektivitas antar daerah meningkat.
Pembangunan Tol Jogja–Solo Paket 2.2 ruas Trihanggo–Junction Sleman telah mencapai progres 63 persen, sementara lahan siap digunakan 97 persen. Tahapan berikutnya adalah pemasangan erection girder yang akan berlangsung dari 27 Agustus hingga 12 September. Meski ada potensi gangguan lalu lintas, koordinasi dengan pihak terkait terus dilakukan agar proyek tetap berjalan lancar.
Target operasional pada Mei 2026 menjadi fokus utama semua pihak. Dengan penyelesaian tol ini, masyarakat akan merasakan kemudahan mobilitas, pengurangan waktu tempuh, dan manfaat ekonomi yang signifikan.
Proyek ini menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur strategis tidak hanya tentang konstruksi fisik, tetapi juga tentang koordinasi, komunikasi, dan perencanaan matang. Semua elemen ini berperan penting agar proyek selesai tepat waktu dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Saham Potensial Hari Ini, Peluang Untung 2025
- 20 Agustus 2025
2.
Likuiditas Perbankan Tetap Aman Bagi Nasabah
- 20 Agustus 2025
3.
Bank Indonesia Turunkan BI Rate, IHSG Melonjak
- 20 Agustus 2025
4.
Pasar Modal Indonesia Mandiri dan Inklusif 48 Tahun
- 20 Agustus 2025
5.
5 Pilihan Investasi Tepat Untuk Investor Pemula
- 20 Agustus 2025