Bank Indonesia Turunkan BI Rate, IHSG Melonjak
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak positif seiring keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) ke level 5%. Hingga pukul 14:52 WIB, IHSG tercatat naik 0,91% ke posisi 7.934, menunjukkan respons pasar yang optimistis terhadap kebijakan moneter terbaru.
Volume perdagangan tercatat mencapai 32 miliar lembar saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp14,28 triliun. Frekuensi perdagangan mencapai 1,92 juta kali, menandakan aktivitas investor yang meningkat seiring pengumuman penurunan suku bunga.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada hari ini, Rabu, 20 Agustus 2025, memutuskan memangkas suku bunga acuan ke angka 5%. Ini menjadi pemangkasan suku bunga keempat sepanjang tahun ini, menandakan upaya BI untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah perkiraan inflasi yang rendah.
Baca Juga
BI Tetap Jaga Stabilitas Ekonomi
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa kebijakan ini konsisten dengan proyeksi inflasi yang tetap rendah pada 2025 dan 2026, serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Langkah ini diambil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan kapasitas BI.
Dia menegaskan bahwa BI akan terus memastikan ruang penurunan suku bunga acuan tetap tersedia sesuai kebutuhan. “BI akan terus mencermati sejalan dengan rendahnya perkiraan inflasi dengan mempertahankan stabilitas nilai tukar,” jelas Perry dalam paparan hasil rapat RDG BI, Rabu, 20 Agustus 2025.
Keputusan ini juga menunjukkan konsistensi BI dalam menjaga keseimbangan antara inflasi, nilai tukar, dan pertumbuhan ekonomi. Penurunan suku bunga ini dianggap sebagai sinyal positif bagi pasar modal dan sektor riil, mendorong investor untuk tetap optimistis terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Pemangkasan Suku Bunga untuk Pertumbuhan Ekonomi
BI sebelumnya telah menurunkan suku bunga pada Juli 2025, sebagai bagian dari strategi mendorong pertumbuhan ekonomi. Langkah ini dilakukan bersamaan dengan proyeksi inflasi rendah, yang tetap berada dalam target 2,5% plus minus 1%.
Sepanjang 2025, BI telah memangkas suku bunga sebanyak 100 basis poin, langkah ini menunjukkan komitmen bank sentral untuk memberikan ruang likuiditas bagi dunia usaha dan masyarakat. Pemangkasan berulang ini juga memberi sinyal bahwa BI siap menyesuaikan kebijakan moneter dengan kondisi ekonomi makro dan dinamika pasar global.
Respon Positif Pasar Modal
Pasar modal merespons positif penurunan BI Rate. Kenaikan IHSG hingga 0,91% mencerminkan optimisme investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi. Aktivitas transaksi saham meningkat signifikan, dengan total volume perdagangan mencapai 32 miliar lembar saham dan nilai transaksi sebesar Rp14,28 triliun. Frekuensi perdagangan yang tinggi menunjukkan antusiasme pasar terhadap kebijakan moneter terbaru.
Investor memandang bahwa penurunan suku bunga memberikan peluang bagi perusahaan untuk menurunkan biaya pendanaan dan mendorong ekspansi usaha. Hal ini diyakini akan berdampak positif pada kinerja korporasi dan laba perusahaan, yang pada gilirannya mendukung pergerakan IHSG ke zona hijau.
Strategi BI dalam Menjaga Stabilitas
Keputusan menurunkan BI Rate juga sejalan dengan strategi BI menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Bank sentral menilai bahwa penurunan suku bunga perlu dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan tekanan berlebih pada nilai tukar dan inflasi.
Perry Warjiyo menekankan bahwa BI akan terus mencermati perkembangan inflasi dan kondisi makroekonomi global untuk menentukan langkah selanjutnya. Kebijakan moneter ini bersifat adaptif, menyesuaikan dengan dinamika ekonomi domestik dan faktor eksternal yang mempengaruhi stabilitas keuangan.
Dampak terhadap Sektor Riil
Dengan suku bunga acuan yang lebih rendah, sektor riil diharapkan mendapat manfaat dari penurunan biaya kredit. Perusahaan dapat memanfaatkan pembiayaan lebih murah untuk ekspansi usaha, investasi, dan kegiatan operasional.
Selain itu, masyarakat juga bisa menikmati kredit yang lebih terjangkau, baik untuk konsumsi maupun usaha. Hal ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik secara menyeluruh, serta memperkuat daya beli masyarakat dan aktivitas bisnis di berbagai sektor.
Keputusan BI menurunkan suku bunga acuan ke 5% telah membawa optimisme di pasar modal, tercermin dari kenaikan IHSG sebesar 0,91% ke level 7.934. Volume transaksi 32 miliar lembar saham dan nilai transaksi Rp14,28 triliun menandakan meningkatnya aktivitas investor.
Pemangkasan BI Rate ini merupakan yang keempat sepanjang 2025, dengan total 100 basis poin, konsisten dengan proyeksi inflasi rendah dan stabilitas nilai tukar rupiah. Strategi ini menunjukkan komitmen BI menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan stabilitas makro.
Langkah ini juga memberikan dampak positif bagi sektor riil, menurunkan biaya pendanaan perusahaan, dan memperluas ruang kredit bagi masyarakat. Dengan keputusan ini, pasar modal Indonesia mendapat sentimen positif, investor merasa optimistis, dan prospek pertumbuhan ekonomi terlihat lebih menjanjikan.
Secara keseluruhan, penurunan BI Rate ke 5% mencerminkan adaptasi kebijakan moneter yang hati-hati, menjaga stabilitas finansial, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Investor dan masyarakat dapat menaruh keyakinan bahwa langkah ini memberikan ruang bagi pertumbuhan bisnis, kelancaran transaksi finansial, dan penguatan pasar modal secara berkelanjutan.
Rekomendasi
