.jpg "Film Panggil Aku Ayah Hadirkan Kisah Penuh Haru")
Film Panggil Aku Ayah Hadirkan Kisah Penuh Haru
JAKARTA - Kehadiran film Panggil Aku Ayah sukses mencuri perhatian publik lewat pemutaran spesial di 25 kota besar Indonesia secara serentak, salah satunya di Kota Solo. Antusiasme tinggi terasa saat penonton dari berbagai kalangan memadati bioskop XXI Solo Square. Banyak yang datang bersama keluarga, menandai betapa film ini telah menarik hati penonton sejak awal.
Dari layar lebar, film garapan Visinema Studios ini menghadirkan kisah emosional dan penuh makna tentang sosok Dedi Kosasih (diperankan Ringgo Agus Rahman), seorang penagih utang yang menjalani kehidupan keras. Namun, hidup Dedi berubah drastis ketika ia harus mengasuh seorang gadis kecil, Intan (Myesha Lin), yang dijadikan jaminan oleh ibunya yang tidak sanggup membayar utang.
Dari cerita yang sederhana namun kuat secara emosional, penonton diajak menyelami hubungan yang berkembang dari keterpaksaan menjadi kasih sayang yang tulus. Reaksi emosional dari penonton terlihat jelas selama pemutaran. Tak sedikit yang terlihat mengusap air mata saat menyaksikan adegan-adegan menyentuh antara Dedi dan Intan.
Baca Juga
Akting Ringgo Agus Rahman pun tak luput dari pujian. Karakter Dedi yang awalnya keras dan enggan terlibat, perlahan-lahan menunjukkan sisi manusiawi saat kehadiran Intan mulai meluluhkan hatinya. Bersama adiknya, Tatang (Boris Bokir), Dedi mulai menjalani peran sebagai pengasuh dengan penuh tantangan dan pelajaran hidup.
Refleksi Kehidupan dan Nilai Kekeluargaan
Seiring berjalannya waktu, hubungan antara Dedi dan Intan tumbuh semakin erat. Ketika Intan beranjak dewasa (diperankan oleh Tisa Biani), Dedi telah menjadi figur ayah yang bukan hanya peduli, tapi juga penuh tanggung jawab. Meski tidak ada hubungan darah, kedekatan mereka mencerminkan bahwa keluarga tidak melulu harus terikat oleh garis keturunan.
Bagi banyak penonton, film ini menjadi cermin dari realitas hidup yang sering kali tak terduga. Salah satunya, Ahmad Khalik, yang menyaksikan screening di Solo menyampaikan kesan mendalamnya setelah menonton.
“Nonton ini karena penasaran kalau diremake jadi film Indonesia kaya gimana. Dan ternyata banyak relatenya sama orang Indonesia. Keren filmnya, ada sisi humornya, sisi terharunya kaya bikin kita jadi wah, emang ya realitas kehidupan kita di luar sana, di perkampungan dan lain sebagainya bikin kita berpikir, kita nggak pernah tahu kerasnya kehidupan,” ujarnya.
Menurut Ahmad, film Panggil Aku Ayah bukan sekadar adaptasi dari film Korea Pawn, melainkan karya yang membawa ruh lokal yang kental. Nuansa budaya Sunda, logat, hingga humor khas Indonesia menjadikan film ini terasa dekat dan membumi. Penonton seakan diajak kembali menyadari bahwa kasih sayang bisa datang dari mana saja, bahkan dari orang yang tak pernah kita duga.
Salah satu kekuatan film ini, menurut banyak orang, adalah kemampuannya membangkitkan diskusi dan refleksi, terutama dalam konteks keluarga. Ahmad pun membawa anaknya menonton, karena merasa penting mengenalkan nilai kehidupan lewat media yang menyentuh.
“Saya ajak si kecil tujuannya karena film salah satu media buat kita itu bisa melihat dunia luar seperti apa. Dan cerita ini saya yakin juga pasti menarik. Ada pesan-pesan yang bisa jadi bahan diskusi sama anak, karena parenting nggak cuma sekadar pendidikan di sekolah, jadi ada nilai-nilai yang bisa saya kasih tahu ke anak saya nantinya di rumah,” tambahnya.
Film Sarat Pesan Moral dan Layak Ditonton
Reaksi emosional tidak hanya datang dari Ahmad. Annisa, penonton lain yang hadir, mengaku bahwa film ini benar-benar menyentuh perasaannya. Ia bahkan beberapa kali menangis saat menyaksikan perkembangan hubungan antara Dedi dan Intan.
“Nangis banget tadi juga di tengah-tengah pengen meluk anak rasanya. Kalau dari aktor-aktornya keren banget aktingnya, dari Agus Ringgo, Tisa Biani keren banget. Kalian harus nonton film ini karena film ini benar-benar bisa membuat kita jadi tahu arti keluarga yang sebenarnya, yang memang bisa membuat kita merasa keluarga itu segalanya. Kita harus bisa saling sayang,” ujarnya penuh haru.
Senada dengan Annisa, Johan Andana juga merasa puas setelah menonton film ini. Menurutnya, film ini berhasil menggambarkan cinta sederhana antara orangtua dan anak. Ia memuji akting para pemeran yang mampu menghidupkan emosi secara alami dan menyentuh.
“Menggambarkan cinta sederhana antara orangtua dan anak, performa para aktornya bagus-bagus. Ringgo Agus, Tisa Biani, Myesha Lin bagus. Remakenya memuaskan. Film yang hangat di hati para penonton, jadi bisa ajak keluarga buat nonton karena sangat family friendly,” kata Johan.
Film Panggil Aku Ayah menyampaikan pesan bahwa kasih sayang sejati tak selalu datang dari tempat yang diharapkan. Terkadang, dalam situasi yang paling tidak masuk akal sekalipun, cinta dan keluarga justru bisa tumbuh. Film ini menunjukkan bahwa pengorbanan, perhatian, dan keikhlasan mampu menciptakan ikatan kuat, meski tanpa hubungan darah.
Kisah dalam film ini menyajikan keseimbangan antara humor, haru, dan inspirasi. Penonton tidak hanya disuguhkan drama, tetapi juga diajak merenung tentang arti keluarga, pengasuhan, dan pentingnya rasa empati dalam kehidupan sehari-hari.
Panggil Aku Ayah dijadwalkan akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 7 Agustus 2025. Bagi siapa pun yang ingin menikmati kisah penuh kehangatan dan pelajaran hidup, film ini sangat layak untuk disaksikan bersama orang-orang tercinta.
Rekomendasi
