
JAKARTA - Di tengah masifnya transformasi digital, pertumbuhan e-commerce bukan hanya membawa peluang bagi para pelaku bisnis online, tetapi juga membuka jalan bagi sektor jasa logistik dan pengiriman barang untuk tumbuh pesat. Dengan semakin bergesernya kebiasaan belanja masyarakat ke ranah digital, kebutuhan akan layanan pengiriman barang pun melonjak signifikan. Momentum ini menjadi peluang emas bagi siapa saja yang ingin mengembangkan usaha di bidang jasa logistik.
Salah satu peluang yang sedang naik daun adalah bisnis jasa pengiriman barang. Mulai dari kebutuhan harian konsumen individu hingga kebutuhan logistik pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), jasa ini menjadi bagian vital dari ekosistem niaga digital saat ini. Dalam dunia yang serba cepat dan instan, efisiensi pengiriman menjadi kunci utama keberhasilan.
Pertumbuhan e-commerce yang sangat cepat juga tercermin dari peningkatan nilai ekonomi digital Indonesia. Porsi terbesar berasal dari sektor perdagangan elektronik, yang otomatis mendongkrak kebutuhan terhadap layanan pengiriman. Tidak hanya marketplace besar yang membutuhkan jasa pengiriman, tetapi ribuan UMKM dari berbagai sektor juga sangat bergantung pada layanan logistik untuk mendistribusikan produk mereka ke konsumen.
Baca Juga
Salah satu contoh sukses datang dari Logee Express, startup pengiriman lokal yang awalnya hanya beroperasi di wilayah Jawa Tengah. Dengan mengembangkan fitur pelacakan waktu nyata dan layanan khusus untuk pelaku UMKM, kini perusahaan ini mampu memperluas jangkauan hingga ke Sumatra dan Bali. Pencapaian mereka menunjukkan bahwa pasar pengiriman barang masih terbuka luas, bahkan untuk pemain baru sekalipun. Per bulan, omzet mereka mampu menembus angka Rp500 juta hanya dari pengiriman skala kecil dan menengah.
Namun, peluang ini bukan semata-mata tentang mengantarkan paket. Model bisnis dalam jasa pengiriman kini berkembang pesat, menawarkan berbagai jenis layanan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Mulai dari kurir lokal untuk pengiriman dalam kota yang bersifat instan, ekspedisi regional untuk pengiriman antarpulau, hingga penyedia layanan logistik terintegrasi seperti gudang dan pemrosesan pesanan (fulfillment). Semuanya punya ceruk pasar masing-masing.
Beberapa model bisnis yang kini menjadi primadona di antaranya:
Kurir Lokal (Same Day Delivery)
Layanan pengiriman dalam kota yang cepat dan tepat waktu sangat dibutuhkan, terutama untuk kebutuhan makanan, dokumen, dan belanja online. Pelaku bisnis lokal masih punya peluang bersaing dengan perusahaan besar jika mampu menawarkan layanan personal.
Ekspedisi Regional dan Antarpulau
Fokus pada pengiriman antarkota dengan produk-produk khusus seperti hasil pertanian, makanan segar, atau furnitur bisa menjadi nilai tambah tersendiri.
Logistik untuk UMKM
Banyak UMKM tidak memiliki sistem pengiriman tetap. Menyediakan layanan logistik untuk mereka adalah solusi sekaligus peluang pasar.
Warehouse & Fulfillment
Model bisnis ini bukan hanya mengandalkan pengiriman, tetapi juga menyediakan tempat penyimpanan dan proses pengemasan produk sebelum dikirim ke konsumen.
Jasa Titipan Internasional
Jika memiliki modal dan jaringan kuat, membuka jalur pengiriman ekspor-impor, terutama untuk produk khas seperti fashion atau kerajinan tangan, bisa menjadi peluang ekspansi yang besar.
Dari segi finansial, potensi bisnis ini juga sangat menjanjikan. Misalnya, untuk layanan same day delivery dalam kota, dengan estimasi permintaan 75 pengiriman per hari dan tarif rata-rata Rp15.000, maka pendapatan kotor per bulan bisa mencapai Rp33.750.000. Setelah dikurangi biaya operasional seperti gaji kurir, bensin, dan manajemen, potensi keuntungan bersih yang bisa diraih mencapai hampir Rp20 juta per bulan. Jika efisiensi meningkat, keuntungan pun bisa makin besar.
Untuk kamu yang tertarik memulai usaha ini, beberapa langkah penting bisa dijadikan acuan:
Riset pasar dan pilih model bisnis yang sesuai. Kenali kebutuhan lokal dan sesuaikan dengan kapasitas yang kamu miliki.
Siapkan armada dan SDM. Untuk awal, 1–2 unit motor dan kurir harian cukup untuk memulai.
Bangun sistem manajemen pengiriman. Gunakan aplikasi pelacakan atau spreadsheet untuk mencatat dan memantau proses pengiriman.
Jalin relasi dengan UMKM. Tawarkan kerjasama dengan sistem fleksibel dan harga bersaing.
Promosi dan branding. Manfaatkan media sosial, jaringan lokal, dan testimoni pelanggan untuk membangun reputasi.
Dari sisi modal, kamu bisa memulai dengan dana sekitar Rp26 juta, termasuk pembelian motor bekas, seragam kurir, aplikasi tracking sederhana, dan biaya operasional awal. Dengan estimasi keuntungan seperti perhitungan sebelumnya, balik modal bisa terjadi dalam waktu dua bulan.
Namun, seperti semua bisnis, jasa pengiriman barang juga memiliki tantangan. Persaingan dengan perusahaan besar, manajemen pengiriman, dan kepercayaan pelanggan menjadi isu utama. Tapi tantangan ini bisa diatasi dengan pendekatan personal, penggunaan teknologi, serta transparansi dalam pelayanan. Misalnya, memberikan layanan jemput barang gratis, pelacakan langsung oleh pelanggan, dan kompensasi atas keterlambatan atau kerusakan barang bisa meningkatkan kepercayaan pelanggan.
Kesimpulannya, bisnis jasa pengiriman barang merupakan peluang nyata dan berkelanjutan di era digital. Selama masyarakat terus berbelanja secara online, kebutuhan akan logistik akan terus tumbuh. Mulailah dari skala kecil, bangun fondasi usaha yang kuat, dan terus berinovasi. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, usaha pengiriman barang yang kamu mulai hari ini bisa menjadi tonggak awal menuju bisnis logistik berskala besar di masa depan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Manchester United Uji Diri Lawan Bournemouth
- 31 Juli 2025
3.
Real Madrid Bidik Bek Muda Premier League
- 31 Juli 2025
4.
Barcelona Tegaskan Araujo Tak Akan Pergi
- 31 Juli 2025
5.
Travel BookCabin Hadirkan Maskot dan Livery Baru
- 31 Juli 2025