
JAKARTA – Upaya Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong dalam menggali potensi wisata daerah mulai menampakkan arah yang menjanjikan. Kali ini, olahraga ekstrem paralayang mulai diperkenalkan sebagai salah satu magnet baru pariwisata yang tak hanya memacu adrenalin, tetapi juga menyuguhkan panorama alam yang memesona.
Menurut Gendon Subandono, tokoh pelopor paralayang di Indonesia, Kabupaten Rejang Lebong di Provinsi Bengkulu memiliki potensi besar untuk menjadikan paralayang sebagai salah satu atraksi wisata andalan di daerah tersebut.
"Paralayang itu daya tarik di sebuah lokasi. Kalau di pariwisata itu ada tiga A yakni Amenitas, Akses dan Atraksi. Nah paralayang ini merupakan sebuah atraksi yang sangat menarik untuk dikembangkan di dunia pariwisata Rejang Lebong," ungkapnya saat berada di Rejang Lebong, Minggu.
Baca Juga
Paralayang sebagai Atraksi Bernilai Tambah
Olahraga paralayang bukan hanya menjadi kegiatan olahraga semata, tetapi juga berperan sebagai daya tarik wisata yang kuat. Dalam konsep pengembangan pariwisata, ketiga komponen penting Amenitas, Akses, dan Atraksi harus terpenuhi. Paralayang dinilai memenuhi aspek atraksi yang belum banyak digarap di Rejang Lebong.
Gendon menjelaskan, potensi besar ini terletak di kawasan Vila Diklat Danau Mas Harun Bastari (DMHB), tempat yang kini sedang dipersiapkan sebagai lokasi paralayang. Dengan ketinggian take off mencapai sekitar 100 meter, lokasi ini dinilai cukup ideal untuk penerbangan paralayang, sekaligus menyuguhkan pemandangan alam yang dapat menarik minat wisatawan.
"Pemkab Rejang Lebong sedang mempersiapkan lokasi ini menjadi destinasi wisata baru. Jadi kalau ini sudah bisa dipakai untuk paralayang, nantinya daerah ini akan semakin dikenal dan orang akan banyak datang untuk melihatnya, mencobanya dan kemudian akan menjadi sebuah wisata yang menarik," ujarnya.
Uji Coba Berhasil, Langkah Awal Menuju Destinasi Wisata
Telah dilakukan uji coba penerbangan paralayang di lokasi tersebut. Gendon bersama tim membawa tiga orang pilot paralayang untuk mencoba terbang dari titik yang telah dipetakan di kawasan Vila Diklat DMHB. Hasilnya, ketiganya berhasil mengudara tanpa hambatan berarti, memberikan sinyal positif bahwa lokasi ini layak untuk dikembangkan lebih lanjut.
Menurutnya, meskipun uji coba berhasil dilakukan, masih ada beberapa persiapan teknis yang harus dilakukan agar lokasi ini benar-benar siap sebagai destinasi wisata paralayang. Persiapan tersebut meliputi penyempurnaan lokasi lepas landas (take off) dan penyiapan lokasi pendaratan (landing) yang aman dan nyaman bagi para penerbang.
"Penyiapan akses ini sudah kami bicarakan dengan pak Bupati Rejang Lebong dan akan dipersiapkan secepatnya sebelum dilakukan launching pada 17 Agustus 2025 mendatang," tambah Gendon.
Dukungan Pemerintah Daerah sebagai Penggerak Utama
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong melalui Bupati Muhammad Fikri menyambut baik inisiatif ini. Ia menyatakan kesiapannya dalam mendukung pengembangan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menjadikan Vila Diklat DMHB sebagai lokasi paralayang yang representatif.
"Mohon doanya ini akan menjadi bisa destinasi wisata baru, kalau ini pemain paralayangnya ramai maka suasananya akan lebih asyik lagi. Insya Allah ini akan kita launching pada 17 Agustus 2025 mendatang," ujar Muhammad Fikri.
Langkah ini sekaligus menunjukkan komitmen daerah dalam mengembangkan potensi wisata berbasis olahraga, sekaligus memperkenalkan Rejang Lebong sebagai tujuan wisata baru di Provinsi Bengkulu yang layak untuk dikunjungi.
Pengembangan Wisata Berbasis Alam dan Olahraga
Kawasan Danau Mas Harun Bastari sendiri memiliki daya tarik alam yang sudah cukup dikenal di kalangan masyarakat lokal maupun wisatawan dari daerah sekitar. Dengan hadirnya olahraga paralayang, destinasi ini tidak hanya akan menjadi tempat rekreasi keluarga, tetapi juga destinasi minat khusus bagi pecinta olahraga ekstrem dan pencinta alam.
Kombinasi antara keindahan alam, udara yang bersih, dan tantangan olahraga udara seperti paralayang bisa memberikan pengalaman wisata yang berbeda dari destinasi lain. Jika dikelola dengan baik, kawasan ini berpotensi menjadi pusat paralayang di Sumatra bagian barat, bahkan bisa menggelar kompetisi atau festival yang berskala nasional.
Peningkatan Ekonomi Melalui Wisata Alternatif
Selain menjadi sarana rekreasi, pengembangan paralayang sebagai daya tarik wisata diharapkan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar. Kehadiran wisatawan dapat membuka peluang usaha baru, mulai dari penyewaan alat, jasa pelatihan paralayang, kuliner lokal, hingga penginapan.
Pariwisata berbasis olahraga seperti ini umumnya memiliki multiplier effect yang kuat terhadap sektor lain. Semakin banyak pengunjung, maka roda perekonomian lokal pun akan semakin berputar. Pemerintah daerah bisa menggandeng pelaku UMKM serta komunitas untuk berperan aktif dalam pengembangan kawasan wisata tersebut.
Optimisme Menyambut Peluncuran Resmi
Dengan segala persiapan yang tengah dilakukan, optimisme menguat bahwa Rejang Lebong akan mampu memanfaatkan potensi wisata paralayang ini secara maksimal. Peluncuran resmi yang direncanakan pada 17 Agustus 2025 mendatang diharapkan menjadi momen yang memperkuat posisi Rejang Lebong sebagai destinasi wisata baru di Bengkulu.
Semangat kolaborasi antara tokoh nasional, komunitas paralayang, dan pemerintah daerah menjadi modal penting dalam menjadikan olahraga ini sebagai bagian dari daya tarik wisata yang berkelanjutan.
Jika berhasil dikembangkan secara serius dan konsisten, bukan tidak mungkin Rejang Lebong akan dikenal luas, bukan hanya karena keindahan danau dan alamnya, tetapi juga karena langitnya yang dipenuhi warna-warni parasut paralayang yang terbang bebas membawa nama daerah ke tingkat nasional bahkan internasional.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
MIND ID Genjot Hilirisasi Alumina di Mempawah
- 28 Juli 2025
2.
3.
4.
Danantara Danai 18 Proyek, DPR Soroti Pengawasan
- 28 Juli 2025
5.
OJK Batasi Risiko Kredit ke Penjamin
- 28 Juli 2025