
JAKARTA - Penguatan komponen lokal dalam industri kereta api nasional menjadi kunci utama dalam membuka peluang ekspor dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Kementerian Perindustrian menegaskan pentingnya struktur industri yang solid demi menjawab tantangan dan potensi sektor ini.
Indonesia terus menapaki jalur perkembangan industri kereta api. Dalam upaya memperkuat daya saing nasional, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenprin), Faisol Riza, menekankan pentingnya pendalaman struktur industri lokal, khususnya pada komponen strategis seperti blok rem komposit dan roda kereta. Pernyataan itu disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Peningkatan Daya Saing Sektor Perkeretaapian Melalui Pendalaman Struktur Industri Blok Rem Komposit dan Roda Kereta Api Dalam Negeri” yang digelar di Yogyakarta.
Menurut Faisol, kebutuhan kereta api nasional terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan jalur-jalur baru yang menghubungkan pusat ekonomi di berbagai wilayah. Mobilitas penumpang diproyeksi naik sebesar 10,6% per tahun, sementara angkutan barang diperkirakan tumbuh 12,3% per tahun.
Baca Juga
“Oleh karena itu, penting adanya pendalaman struktur industri dalam negeri untuk memperkuat daya saing sektor perkeretaapian nasional,” ujar Faisol.
Potensi Ekspor Tinggi, Tapi Perlu Kesiapan
Faisol menyatakan, Indonesia memiliki peluang besar untuk menembus pasar ekspor dalam sektor kereta api. Dorongan ini tidak lepas dari proyeksi pasar global yang cukup menjanjikan. Berdasarkan laporan terbaru, nilai pasar global sarana kereta api diperkirakan akan mencapai USD96,5 miliar pada 2030, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 6,3%.
“Asia Pasifik disebut sebagai pasar terbesar, termasuk Indonesia, yang menunjukkan tren positif terhadap pertumbuhan moda transportasi kereta api,” kata Faisol.
Namun demikian, agar mampu bersaing secara global, industri nasional harus memperkuat komponen lokal dan meningkatkan kualitas teknis. Wamenprin menekankan bahwa kesiapan teknis dan kemampuan produksi harus ditingkatkan agar produk lokal mampu memenuhi spesifikasi internasional dan siap diekspor.
Apresiasi untuk Operator Nasional
Faisol juga mengapresiasi kontribusi berbagai operator kereta api nasional seperti PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Kereta Commuter Indonesia, dan PT MRT Jakarta. Perusahaan-perusahaan ini dianggap telah banyak berkontribusi dalam transformasi sistem transportasi nasional melalui perbaikan infrastruktur dan peningkatan layanan.
Perbaikan layanan tersebut menjadikan kereta api sebagai salah satu moda transportasi pilihan masyarakat karena dinilai cepat, bersih, aman, dan nyaman.
Inovasi oleh Industri Dalam Negeri
Dalam pengembangan sektor ini, industri kereta api nasional yang dipimpin oleh PT Industri Kereta Api (INKA) turut menunjukkan kemajuan. Perusahaan tersebut telah menghasilkan berbagai inovasi produk yang ramah lingkungan dan berstandar internasional. Beberapa produk unggulan yang telah dikembangkan antara lain KRL, LRT, autonomous battery tram, serta sistem propulsi hybrid.
“Beberapa produk tersebut telah memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) antara 40%–60%,” imbuh Faisol.
Pencapaian tersebut menjadi pijakan kuat bahwa industri dalam negeri memiliki kapasitas untuk menghasilkan produk yang kompetitif. Namun, masih ada tantangan besar dalam pengembangan lebih lanjut, terutama pada komponen strategis.
Tantangan di Komponen Strategis
Komponen seperti blok rem komposit dan roda kereta api menjadi perhatian utama karena kebutuhan domestik yang sangat besar. Tiap tahun, Indonesia membutuhkan sekitar 220.000 unit blok rem dan 30.000 unit roda kereta. Sayangnya, pengembangan komponen ini masih menghadapi berbagai hambatan teknis dan infrastruktur.
“Tantangan terbesar masih pada aspek pemenuhan spesifikasi teknis dan keterbatasan fasilitas uji untuk blok rem, serta tantangan produksi dan investasi pada industri roda kereta,” jelas Faisol.
Kondisi ini menunjukkan pentingnya sinergi antarpemangku kepentingan agar bisa segera mengatasi hambatan tersebut dan mempercepat produksi lokal untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun ekspor.
Potensi Komponen Lain Masih Terbuka
Faisol juga menyoroti adanya peluang pengembangan lain pada komponen-komponen seperti sistem propulsi dan kelistrikan, bahan baku logam, serta infrastruktur pendukung lainnya. Ini menunjukkan bahwa potensi sektor ini masih sangat luas dan belum tergarap sepenuhnya.
Keberhasilan sektor perkeretaapian Indonesia, menurut Faisol, tidak hanya bergantung pada inovasi produk akhir, tetapi juga pada kekuatan rantai pasok yang terintegrasi dan kompetensi sumber daya manusia.
“Kami berharap FGD ini dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan dan rencana aksi yang implementatif untuk mengatasi tantangan teknis, bisnis, investasi, serta dukungan infrastruktur seperti pengujian,” tegas Faisol.
Kolaborasi Menjadi Kunci Masa Depan
Faisol menyebut bahwa untuk mendorong industri kereta api nasional lebih kompetitif, kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan akademisi harus diperkuat. Ketiganya diharapkan dapat menciptakan sistem produksi dan pengujian yang lebih matang serta mendukung iklim investasi di sektor ini.
Kolaborasi yang terjalin erat juga akan mempercepat transformasi sektor perkeretaapian nasional menjadi lebih modern, inovatif, dan berkelanjutan. Dengan pendekatan seperti ini, Indonesia bukan hanya memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga siap bersaing di pasar regional dan global.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Cek Tarif Listrik 2025 Lengkap per Golongan
- 26 Juli 2025
3.
4.
Empat Tambang Nikel RI Masuk Daftar Dunia
- 26 Juli 2025
5.
Intip Rumah Murah Majalengka Rp 160 Jutaan
- 26 Juli 2025