
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus memperkuat peranannya di dunia perbankan nasional melalui strategi transformasi digital yang terintegrasi dengan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG). Upaya ini menjadikan BNI sebagai institusi keuangan yang tidak hanya adaptif terhadap perkembangan teknologi, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan yang kuat.
Digitalisasi Layanan Perbankan
Salah satu tonggak penting transformasi digital BNI adalah peluncuran aplikasi wondr by BNI pada 5 Juli. Aplikasi ini menjadi generasi terbaru mobile banking BNI, menggantikan BNI Mobile Banking secara bertahap mulai 17 Juli. Dengan fitur lengkap mulai dari transfer domestik dan internasional, pembayaran tagihan, kartu kredit, tarik tunai tanpa kartu, hingga investasi, wondr by BNI dirancang untuk memenuhi kebutuhan finansial nasabah secara efisien dan terencana.
Baca JugaMedia Asuransi Nobatkan 106 Perusahaan Sebagai Market Leaders
Wondr by BNI mengedepankan kemudahan transaksi harian melalui teknologi terbaru berstandar global. Hingga kuartal I 2025, aplikasi ini telah diunduh oleh 6,8 juta pengguna dengan total 218 juta transaksi senilai Rp 212 triliun. Hal ini mencerminkan pertumbuhan signifikan sebesar 57,5% yoy dalam volume transaksi dan 31,1% dalam nilai transaksi di seluruh kanal mobile banking BNI.
Digitalisasi untuk Segmen Korporasi
Tidak hanya menyasar segmen individu, BNI juga mengembangkan layanan digital untuk nasabah institusi dan perusahaan melalui platform BNIdirect. Diluncurkan pada 9 Oktober, BNIdirect berhasil mencatatkan pertumbuhan transaksi sebesar 33,2% yoy, dengan total transaksi 337 juta dan nilai mencapai Rp 2.374 triliun.
Direktur Finance & Strategy BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena, mengungkapkan bahwa kehadiran aplikasi wondr by BNI dan BNIdirect telah memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan dana pihak ketiga (DPK) dan Current Account Saving Account (CASA). “Keberhasilan digitalisasi dengan hadirnya aplikasi wondr by BNI dan BNIdirect telah berkontribusi terhadap peningkatan CASA,” ujarnya.
Kinerja Keuangan dan Rasio Penting
Laporan keuangan BNI menunjukkan bahwa hingga Mei 2025, rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di angka 94,5%. Sementara Return on Equity (ROE) tercatat sebesar 12,8% dan rasio Non-Performing Loan (NPL) sebesar 2%. Dana pihak ketiga mencapai Rp 799 triliun, dengan komposisi CASA sebesar 71,7% dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 20,8%.
Di sisi lain, penyaluran kredit tercatat mencapai Rp 755,44 triliun, meningkat dari Rp 708,89 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Total aset juga mengalami pertumbuhan dari Rp 1.039,5 triliun menjadi Rp 1.091,5 triliun.
Pendapatan bunga bersih BNI tercatat sebesar Rp 15,73 triliun, dengan pendapatan bunga mencapai Rp 26,97 triliun dan beban bunga Rp 11,23 triliun. Laba tahun berjalan hingga Mei tercatat sebesar Rp 8,5 triliun. Capaian ini sejalan dengan keberhasilan implementasi digitalisasi dan penerapan prinsip ESG dalam bisnis BNI.
Komitmen terhadap ESG dan Pembiayaan Berkelanjutan
BNI menunjukkan keseriusannya dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan. Hingga Mei 2025, pembiayaan hijau yang disalurkan mencapai Rp 13,37 triliun, setara dengan 18,19% dari total portofolio kredit BNI. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 2,9% sepanjang tahun, mendukung target Net Zero Emission 2060 dan taksonomi hijau yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pada kuartal I 2025, total portofolio berkelanjutan BNI tercatat sebesar Rp 182,4 triliun atau 24,3% dari keseluruhan portofolio kredit. Dari jumlah ini, Rp 110,2 triliun dialokasikan untuk pembiayaan dan pemberdayaan UMKM, sedangkan Rp 72,2 triliun merupakan green loan.
Selain itu, BNI juga mengembangkan skema Sustainability Linked Loan (SLL), dengan total penyaluran sebesar Rp 6 triliun ke berbagai sektor seperti peternakan, pengolahan hasil pangan, manufaktur besi, semen, produk batu bara, dan industri plastik.
Program BUMI dan Pembiayaan UMKM Ramah Lingkungan
Sebagai bagian dari komitmen ESG, BNI meluncurkan Program BUMI (BNI UMKM Ramah Lingkungan). Program ini memberikan dukungan kepada pelaku UMKM melalui pelatihan, business matching, hingga sertifikasi. Sepanjang kuartal I 2025, pembiayaan yang disalurkan melalui program BUMI mencapai Rp 13,9 miliar kepada 40 UMKM.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menegaskan bahwa peran BNI sebagai katalis pembiayaan hijau nasional terus diperkuat. “Ini kami wujudkan melalui penguatan berbagai instrumen pendanaan, seperti penerbitan green bonds, serta penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam proses pembiayaan,” jelasnya.
Transformasi digital yang dijalankan BNI tidak hanya menjadi strategi adaptasi terhadap perkembangan teknologi, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat kontribusi terhadap keberlanjutan dan inklusi keuangan nasional. Dengan sinergi antara teknologi dan tanggung jawab sosial, BNI menegaskan posisinya sebagai bank nasional yang relevan, inovatif, dan berorientasi pada masa depan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.