
JAKARTA - Dalam suasana Global Summer Week 2025 yang berlangsung di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, sebuah wacana menarik muncul dari mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Saat memberikan kuliah tamu kepada 65 mahasiswa internasional yang berasal dari 11 negara, Anies membagikan pandangannya mengenai konsep “narrative leadership” atau kepemimpinan narasi yang dianggapnya sangat penting untuk menghadapi berbagai permasalahan bangsa.
Anies menekankan bahwa untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang kompleks, tidak cukup hanya mengandalkan satu pihak saja. Justru, dibutuhkan kerja sama lintas elemen masyarakat. Agar semua pihak mau terlibat aktif, diperlukan jenis kepemimpinan yang tidak hanya mengatur, tetapi juga mampu menggerakkan dan mengajak orang lain untuk berkontribusi secara sukarela dan penuh kesadaran. “Data, menyampaikan fakta, serta narasi yang bermakna tentu bisa membuat orang terpanggil bukan semata-mata karena informasi tetapi terpanggil karena emosinya tersentuh,” ujar Anies, yang juga alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM.
Lebih jauh, Anies menggarisbawahi bahwa kepemimpinan di masa depan harus membawa keterikatan emosional yang kuat, sehingga mampu membangkitkan rasa tanggung jawab dalam diri setiap individu. Hal ini sangat relevan, khususnya dalam konteks persoalan lingkungan hidup yang saat ini menjadi tantangan global. Menurutnya, isu lingkungan tidak dapat diselesaikan hanya oleh pemerintah, korporasi, atau lembaga masyarakat sipil saja. Namun, harus melibatkan rumah tangga, komunitas, bahkan setiap pribadi secara langsung.
Baca Juga
“Kepemimpinan yang saya maksud adalah yang menggerakkan, yang saya sebut sebagai narrative leadership,” jelas Anies. Kepemimpinan seperti ini mengajak semua pihak untuk merasa terpanggil secara emosional, bukan sekadar menjalankan tugas berdasarkan data dan angka.
Global Summer Week 2025 sendiri merupakan program yang digagas oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM dan diikuti oleh mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh dunia. Untuk kali ini, FEB UGM menggandeng dua universitas mitra dari luar negeri, yakni Nanyang Technological University dari Singapura dan University of Canterbury dari Selandia Baru. Acara ini bertujuan untuk mengajak para mahasiswa berkolaborasi dalam eksplorasi dan pemecahan masalah yang tidak hanya bersifat teoretis, tetapi juga aplikatif dan relevan secara praktis.
Dekan FEB UGM, Prof. Didi Achjari, menambahkan bahwa selama dua minggu pelaksanaan, para peserta diajak untuk bersama-sama merenungkan bagaimana bisnis dapat menjadi katalisator untuk kebaikan sosial dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. “Di FEB UGM, kami percaya pendidikan internasional sangat berperan dalam membentuk pemimpin masa depan yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga bertanggung jawab sosial, berempati, dan berpandangan global,” kata Didi.
Program Global Summer Week sendiri bukan sekadar pertemuan akademik biasa. Menurut Didi, acara ini adalah ruang dialog yang bermakna dan pertukaran budaya yang intens, sekaligus menjadi ajang pembelajaran kolaboratif antar mahasiswa dari berbagai latar belakang. Tema yang diangkat kali ini adalah “Model Bisnis Inovatif untuk Masa Depan yang Berkelanjutan dan Inklusif.” Tema tersebut sengaja dipilih untuk mendorong kesadaran kolektif dalam menjawab tantangan besar dunia, seperti ketimpangan sosial, degradasi lingkungan, dan kebutuhan akan inovasi yang bertanggung jawab.
Melalui kuliah tamunya, Anies berharap bahwa para peserta bisa menangkap esensi kepemimpinan yang bukan hanya sekedar memimpin dari atas, melainkan mampu menciptakan narasi yang menggerakkan hati banyak orang. Narasi ini diharapkan bisa menjadi jembatan untuk mengajak masyarakat luas berpartisipasi dalam berbagai upaya perubahan positif.
Kehadiran Anies sebagai dosen tamu yang juga pernah memimpin ibu kota Indonesia memberikan warna tersendiri bagi Global Summer Week 2025. Ia membawa pengalaman nyata sekaligus wawasan teoritis yang membangun diskusi dan pemahaman mendalam di antara para mahasiswa internasional. Diskusi ini memperkuat pemahaman bahwa pemecahan masalah bangsa membutuhkan kolaborasi dan kepemimpinan yang mampu membangkitkan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama.
Dengan demikian, konsep narrative leadership yang diangkat Anies diharapkan tidak hanya menjadi teori di atas kertas, tapi juga diterapkan dalam kehidupan nyata, khususnya oleh generasi muda yang menjadi peserta program internasional ini. Kesadaran untuk saling terlibat dan bergerak bersama diharapkan tumbuh lebih kuat, terutama dalam menyikapi isu-isu krusial seperti lingkungan hidup dan keadilan sosial.
Dalam konteks globalisasi dan berbagai tantangan masa kini, kepemimpinan yang memanggil rasa dan emosi ini menjadi sangat relevan. Karena pada akhirnya, sebuah perubahan besar akan lahir dari keterlibatan banyak pihak yang tergerak bukan hanya oleh data dan logika, melainkan juga oleh hati dan kesadaran akan tanggung jawab bersama.
Secara keseluruhan, Global Summer Week 2025 menjadi ajang penting untuk membentuk perspektif kepemimpinan baru yang inklusif, berorientasi solusi, dan berwawasan global. Melalui program ini, diharapkan lahir para pemimpin masa depan yang tidak hanya pandai, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan yang mampu menginspirasi dan menggerakkan banyak orang menuju masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.