Wijaya Karya Tembus Kontrak Baru Berjumlah Fantastis
JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, atau yang biasa dikenal sebagai WIKA, semakin menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri konstruksi Indonesia. Perusahaan BUMN ini baru saja mengantongi kontrak baru dengan nilai mencapai Rp3,37 triliun. Angka ini bukan sekadar pencapaian finansial semata, melainkan juga cerminan kepercayaan yang kuat dari pasar terhadap kemampuan dan reputasi WIKA di tengah tantangan ekonomi dan dinamika industri yang terus berubah.
Corporate Secretary WIKA, Ngatemin, menjelaskan bahwa porsi terbesar kontrak baru ini berasal dari sektor industri penunjang konstruksi, yang mencapai 48,68 persen dari total nilai. Sektor infrastruktur dan gedung mengikuti dengan porsi 32,96 persen, kemudian sektor energi dan industrial plant 10,54 persen, serta realty dan properti sebesar 7,82 persen. Data ini menunjukkan bahwa WIKA tidak hanya fokus pada satu segmen saja, melainkan berhasil melakukan diversifikasi proyek yang sehat dan strategis.
“Kami terus berupaya mendapatkan kontrak-kontrak baru secara konsisten sambil menjalankan transformasi dan penyehatan organisasi,” ujar Ngatemin. Transformasi tersebut bertujuan memperkuat likuiditas perusahaan sekaligus memastikan kelangsungan bisnis jangka panjang di tengah persaingan dan kondisi pasar yang tidak mudah.
Baca Juga
Tidak hanya dari segi jenis proyek, diversifikasi juga terlihat dari profil pemberi kerja. Kontrak dari pihak swasta menyumbang 46,15 persen, sedangkan proyek dari BUMN mengambil porsi 30,43 persen. Pemerintah memberikan kontribusi sebesar 22,16 persen, dan sisanya 1,26 persen berasal dari proyek investasi. Struktur portofolio kontrak ini menandakan fleksibilitas WIKA dalam menjangkau berbagai sumber pendapatan, sekaligus memperlihatkan kemampuannya beradaptasi dengan kebutuhan dan peluang pasar yang beragam.
Beberapa proyek unggulan dalam portofolio kontrak baru WIKA mencakup Proyek Pengendalian Banjir Sistem Tenggang–Sringin Paket I Tahap I di Jawa Tengah, Rehabilitasi Irigasi di Kalimantan Tengah, dan pembangunan infrastruktur jalan di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), khususnya Paket G. Proyek-proyek ini tidak hanya bernilai strategis, tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang luas bagi masyarakat dan pembangunan nasional.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menyoroti pentingnya proyek pengendalian banjir di Semarang sebagai contoh nyata bagaimana pembangunan infrastruktur dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. “Pekerjaan kami meliputi pembangunan rumah pompa tenggang baru, dengan pengadaan dan instalasi sistem pompa berkapasitas besar,” jelas Agung. Proyek ini diperkirakan rampung pada tahun 2027 dan diharapkan mampu mengurangi risiko banjir hingga 2.500 hektare di daerah terdampak.
Detail teknis proyek tersebut melibatkan pembangunan dua rumah pompa utama. Rumah pompa eksisting yang sudah ada terdiri dari enam unit pompa dengan kapasitas 2.000 liter per detik. Sementara rumah pompa baru yang dibangun WIKA akan dilengkapi empat unit pompa berkapasitas 10.000 liter per detik dan tiga unit pompa dengan kapasitas 1.000 liter per detik.
Salah satu keunggulan proyek ini adalah penggunaan teknologi axial line shaft pump, yakni sistem pompa vertikal dengan mesin terletak di atas bangunan. Teknologi ini memiliki keunggulan ketahanan tinggi terhadap tekanan air sungai dan limbah, serta efisiensi dalam hal pemeliharaan. Dampaknya, biaya operasional dapat ditekan lebih hemat dan stabil dalam jangka panjang.
Pengalaman WIKA dalam proyek pengendalian banjir sudah tidak diragukan lagi. Beberapa proyek serupa yang sudah mereka selesaikan antara lain Pompa Banjir Sentiong di Jakarta, sistem pengendalian banjir Kencing Drain di Jawa Tengah, sodetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur, dan proyek pengendalian banjir Kedunglarangan di Jawa Timur. Rekam jejak ini semakin memperkuat reputasi WIKA sebagai kontraktor terpercaya di proyek-proyek yang sangat krusial bagi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
Selain proyek pengendalian banjir, WIKA juga gencar menggarap proyek rehabilitasi irigasi di Kalimantan Tengah dan pengembangan infrastruktur jalan di IKN. Keseluruhan proyek ini sejalan dengan arah pembangunan nasional yang menekankan pemerataan pembangunan serta penguatan ketahanan infrastruktur di berbagai wilayah Indonesia.
Ngatemin kembali menegaskan, keberhasilan mendapatkan kontrak baru merupakan hasil dari transformasi yang konsisten dan penyehatan keuangan yang dilakukan perusahaan. Penguatan likuiditas menjadi salah satu pilar utama yang memastikan bisnis WIKA tetap berjalan lancar dan berkelanjutan meski menghadapi berbagai tantangan global.
Dalam menghadapi dinamika industri konstruksi yang penuh dengan ketidakpastian dan gejolak geopolitik, WIKA tetap berkomitmen menjaga kualitas setiap proyek yang dijalankan. Tidak hanya menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, WIKA juga berusaha agar hasil proyek memberikan manfaat jangka panjang yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan.
Proyek-proyek seperti pengendalian banjir dan rehabilitasi irigasi adalah bukti nyata kontribusi WIKA terhadap pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Proyek-proyek ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas lahan pertanian, mengurangi risiko bencana, dan meningkatkan kesejahteraan petani serta warga lokal.
Dengan pengalaman yang matang, strategi yang adaptif, dan penggunaan teknologi terkini, WIKA optimistis dapat mempertahankan posisi strategisnya sebagai pelaku utama pembangunan infrastruktur nasional. Kerja sama dengan mitra strategis dan penguatan inovasi teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari rencana jangka panjang WIKA untuk menjawab tantangan era digital dan globalisasi.
Langkah agresif dalam meraih kontrak baru ini sekaligus menegaskan bahwa WIKA tidak hanya mengejar ekspansi proyek, melainkan juga menjaga nilai tambah yang konsisten bagi seluruh pemangku kepentingan. Kombinasi transformasi, inovasi, dan kepercayaan pasar menjadi fondasi kokoh yang membuat WIKA tetap relevan dan kompetitif di kancah industri konstruksi tanah air.
Rekomendasi
