Bursa Asia Dibuka Menguat, Sentimen Positif Wall Street Angkat Pasar Regional

Bursa Asia Dibuka Menguat, Sentimen Positif Wall Street Angkat Pasar Regional
Bursa Asia Dibuka Menguat, Sentimen Positif Wall Street Angkat Pasar Regional

JAKARTA — Bursa saham Asia dibuka di zona hijau pada perdagangan Senin pagi, 30 Juni 2025, menyusul reli kuat yang terjadi di Wall Street pada akhir pekan lalu. Pergerakan positif bursa Amerika Serikat mendorong kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi global dan memicu sentimen optimistis di pasar regional.

Mengutip laporan VIVA.co.id, indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 0,94 persen ke level 39.517,55 pada awal perdagangan. Indeks Topix juga naik 0,58 persen menjadi 2.807,14. Pasar saham Hong Kong melalui indeks Hang Seng tercatat menguat 0,75 persen, sedangkan Shanghai Composite China menanjak 0,42 persen.

Sementara itu, bursa Korea Selatan juga mencatatkan kenaikan dengan indeks Kospi yang dibuka menguat 0,67 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia ikut terkerek 0,55 persen ke level 7.870,10.

Baca Juga

97.878 Masyarakat Nikmati FLPP Melalui KPR BRI

Kenaikan bursa Asia ini mengikuti reli bursa saham Amerika Serikat, di mana indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melesat 0,77 persen ke 39.118,86. Sementara S&P 500 naik 0,82 persen ke 5.464,62, dan Nasdaq menguat 1,03 persen ke 17.733,28 pada perdagangan Jumat, 27 Juni 2025 waktu setempat.

Analis VIVA Markets, Andri Widjaja, mengatakan sentimen positif di Wall Street dipicu oleh data inflasi AS yang sesuai dengan ekspektasi pasar, memberikan harapan bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve, tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

“Pasar merespons positif rilis data inflasi yang menunjukkan tren moderat. Ini mengurangi kekhawatiran kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed,” ujar Andri.

Selain itu, Andri menilai penguatan bursa Asia juga didukung oleh ekspektasi pemulihan ekonomi di kawasan, terutama di Jepang dan China, yang mulai menunjukkan perbaikan indikator makroekonomi.

“Investor mulai optimistis melihat sinyal pemulihan di Jepang dan China, meskipun tetap mewaspadai risiko geopolitik dan perlambatan global,” jelas Andri.

Dari dalam negeri, investor juga mencermati rilis data inflasi Indonesia dan arah kebijakan moneter Bank Indonesia yang akan diumumkan pada pekan ini. Kedua faktor tersebut diperkirakan akan memengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke depan.

“Jika data inflasi tetap stabil dan kebijakan moneter tidak agresif, pasar saham Indonesia berpotensi mengikuti penguatan regional,” tambah Andri.

Sementara itu, mata uang yen Jepang dibuka melemah tipis di level 160,95 per dolar AS, sedangkan dolar Australia menguat tipis ke posisi 0,6676 per dolar AS. Pergerakan nilai tukar ini menjadi perhatian pelaku pasar karena dapat memengaruhi arus investasi ke bursa saham Asia.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Cara Ajukan KUR BNI 2025 Mudah dan Cepat

Cara Ajukan KUR BNI 2025 Mudah dan Cepat

Cicilan KUR BCA Rp500 Juta Mulai Rp11 Jutaan

Cicilan KUR BCA Rp500 Juta Mulai Rp11 Jutaan

Lonjakan Premi Warnai Kinerja Asuransi YOII 2025

Lonjakan Premi Warnai Kinerja Asuransi YOII 2025

IHSG Menguat, Rekomendasi Saham Potensial Hari Ini

IHSG Menguat, Rekomendasi Saham Potensial Hari Ini

Bursa Targetkan IHSG 8.000 Sambut HUT RI

Bursa Targetkan IHSG 8.000 Sambut HUT RI