
JAKARTA - Industri kilang minyak di Eropa tengah berada di titik penting. Tekanan dari kompetisi global yang semakin ketat serta regulasi lingkungan yang kian ketat memaksa para pelaku industri untuk beradaptasi dengan cepat.
Salah satu strategi utama yang diambil adalah mengalihkan investasi ke proyek energi bersih agar tetap relevan dan bertahan dalam pasar dunia yang kompetitif.
Tekanan Pasar dan Regulasi Lingkungan
Baca JugaEkspansi Batu Bara Sarana Mitra Luas Siap Genjot Pendapatan Mulai 2026
Kilang minyak di Uni Eropa menghadapi tantangan yang tidak mudah. Selain harus memenuhi persyaratan lingkungan yang ketat, kilang-kilang tersebut juga bersaing dengan kilang modern di Asia, Timur Tengah, dan Afrika yang menawarkan teknologi lebih maju dan efisiensi tinggi.
Situasi ini membuat banyak kilang di Eropa harus melakukan transformasi agar tetap kompetitif dan tidak kehilangan pangsa pasar.
Tony Fountain, Managing Partner Essar, menggambarkan kondisi industri sebagai sebuah “permainan last man standing” di mana para pelaku berjuang untuk bertahan dan memastikan keberlangsungan bisnisnya.
“Saya kira kita semua berada dalam permainan ‘last man standing’ untuk memastikan agar tidak ditutup,” ujarnya pada Kamis, 2 Oktober 2025.
Tekanan tersebut menuntut industri kilang untuk melakukan inovasi serta melakukan investasi pada teknologi dan energi yang lebih bersih serta ramah lingkungan.
Transformasi ini bukan sekadar soal bertahan, melainkan juga memperkuat posisi agar tetap kompetitif dalam jangka panjang.
Percepatan Produksi Bahan Bakar Berkelanjutan
Sebagai bagian dari strategi tersebut, Essar meningkatkan produksi bahan bakar penerbangan berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel atau SAF) dan biofuel.
Kedua bahan bakar ini memiliki peran penting dalam mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh industri transportasi, terutama sektor penerbangan yang selama ini sangat bergantung pada bahan bakar fosil.
Produksi SAF dan biofuel ini juga didorong oleh regulasi Uni Eropa yang semakin ketat terhadap emisi gas rumah kaca dan polusi udara.
Dengan memenuhi standar tersebut, kilang minyak diharapkan mampu mempertahankan akses ke pasar Eropa yang sangat sensitif terhadap isu lingkungan.
Selain itu, Essar berencana mengambil keputusan akhir mengenai investasi pembangunan pabrik hidrogen biru di Inggris. Hidrogen biru dipandang sebagai bahan bakar masa depan yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sekaligus menurunkan emisi karbon.
“Strategi dekarbonisasi dan bahan bakar maju adalah hal-hal yang perlu kami lakukan agar dapat beralih dari posisi menengah menjadi kuartil teratas di Eropa,” ujar Fountain.
Pentingnya Dukungan Pemerintah
Dalam menghadapi transformasi ini, Fountain menekankan bahwa peran pemerintah sangat vital. Dukungan kebijakan dan insentif akan membantu kilang minyak dalam melakukan investasi teknologi hijau yang membutuhkan dana besar.
Fountain juga mengingatkan risiko ketergantungan Inggris pada impor bahan bakar jika jumlah kilang terus berkurang. Saat ini, Inggris mengimpor sekitar 30 persen dari kebutuhan bahan bakarnya, dan jika jumlah kilang di dalam negeri kurang dari empat, maka ketergantungan impor akan semakin besar dan mengancam ketahanan energi nasional.
“Jika saya pemerintah, saya akan khawatir jika jumlah kilang kurang dari empat, karena itu berarti ketergantungan pada impor menjadi sangat tinggi,” kata Fountain.
Kondisi ini menuntut agar pemerintah dan industri bersinergi untuk menjaga keberlangsungan kilang minyak di dalam negeri sekaligus mendukung transisi energi.
Proyek Strategis di Tengah Transisi Energi
Tahun 2025 ini, Essar mendapatkan dukungan pemerintah Inggris untuk proyek pabrik bahan bakar penerbangan berkelanjutan di Stanlow.
Proyek ini menjadi contoh konkret bagaimana investasi dalam energi bersih dapat membantu kilang minyak menyesuaikan diri dengan regulasi lingkungan yang semakin ketat sekaligus membuka peluang bisnis baru.
Selain itu, rencana pembangunan pabrik hidrogen biru juga menjadi proyek strategis untuk mendukung upaya pengurangan emisi dan diversifikasi energi.
Hidrogen biru yang dihasilkan dari gas alam dengan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi dampak lingkungan dari industri minyak.
Tantangan dan Peluang Masa Depan
Transformasi industri kilang minyak bukan tanpa tantangan. Selain kebutuhan dana besar untuk investasi teknologi baru, kilang minyak juga harus mampu mengelola risiko bisnis dalam pasar yang sangat dinamis.
Pengembangan energi bersih, biofuel, dan hidrogen merupakan solusi yang memungkinkan kilang untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang.
Namun, kegagalan dalam beradaptasi bisa berujung pada penurunan produksi, bahkan risiko penutupan kilang yang mengakibatkan hilangnya lapangan kerja dan ketahanan energi nasional.
Industri kilang minyak di Eropa, khususnya Inggris, kini berada dalam fase krusial. Tantangan kompetisi global dan regulasi lingkungan yang ketat menjadi pendorong utama untuk bertransformasi.
Melalui investasi dalam energi bersih seperti SAF, biofuel, dan hidrogen biru, kilang minyak dapat mempertahankan daya saing dan kelangsungan bisnisnya.
Dukungan pemerintah menjadi faktor kunci dalam memastikan transformasi ini berjalan lancar, serta mengurangi ketergantungan impor bahan bakar yang berisiko mengganggu ketahanan energi nasional.
Dengan strategi yang matang dan kolaborasi erat antara industri dan pemerintah, masa depan kilang minyak Eropa akan lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan tetap menjadi pemain utama dalam pasar energi global.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Jadwal Samsat Keliling Jadetabek Hari Ini 2 Otober 2025 Lengkap dan Praktis
- Kamis, 02 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
KAI Logistik Hadirkan Layanan Hitung Emisi Karbon di Invoice
- 02 Oktober 2025
2.
Rute dan Jadwal Pelni KM Sinabung Oktober 2025 Lengkap Terbaru
- 02 Oktober 2025
3.
Chandra Asri Pacific Catat Laba Tertinggi Semester Pertama 2025
- 02 Oktober 2025
4.
5.
RUPSLB PT HAIS Resmi Perkuat Dewan Komisaris Independen Baru
- 02 Oktober 2025