
JAKARTA - Indonesia dan Uni Eropa resmi menandatangani penyelesaian substansial Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) pada Selasa, 23 September 2025.
Perjanjian yang telah dinegosiasikan selama bertahun-tahun ini menjadi tonggak penting dalam hubungan perdagangan kedua belah pihak.
Pemerintah menargetkan kesepakatan dagang komprehensif ini dapat mulai berlaku pada awal 2027 setelah seluruh proses ratifikasi selesai.
Baca JugaUpdate Terbaru Harga BBM Pertamina Hari Ini 24 September 2025
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, menyambut positif penandatanganan IEU-CEPA. Menurutnya, kesepakatan ini akan menjadi motor baru bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, tidak hanya dalam peningkatan nilai perdagangan, tetapi juga dalam menciptakan ekosistem bisnis yang lebih modern dan berdaya saing.
“Ya, kita tidak sabar menunggu semua ini untuk mendatangkan lebih banyak lapangan kerja di Indonesia. Karena saat ini, inilah yang kita butuhkan, lebih banyak lapangan kerja,” ujarnya.
Shinta menegaskan, kesepakatan ini bukan hanya tentang angka-angka pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya IEU-CEPA, pabrik-pabrik akan terdorong berekspansi, perusahaan rintisan berkesempatan berkembang, rantai pasok akan dimodernisasi, dan para pekerja dapat meningkatkan produktivitasnya.
Semua ini akan berkontribusi pada terciptanya lapangan kerja baru yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.
Peluang dan Tantangan Implementasi
Meskipun membawa banyak peluang, Shinta mengingatkan bahwa keberhasilan IEU-CEPA sangat bergantung pada kesiapan Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan.
Salah satu isu utama adalah peraturan deforestasi yang diberlakukan Uni Eropa, yang dapat memengaruhi ekspor komoditas unggulan seperti minyak sawit, produk kehutanan, dan perikanan.
“97,5% dari 2,5 juta petani kecil di Indonesia tidak memiliki dokumentasi yang diperlukan,” ungkap Shinta. Kondisi ini menjadi pekerjaan rumah penting agar pelaku usaha, khususnya petani kecil, dapat memenuhi standar keberlanjutan yang ditetapkan Uni Eropa.
Selain itu, mekanisme Penyesuaian Karbon yang diterapkan Uni Eropa diperkirakan akan menambah biaya ekspor Indonesia hingga US$ 341 juta. Kebijakan pajak transfer emisi ini menuntut pelaku usaha Indonesia untuk mengurangi jejak karbon mereka agar tetap kompetitif di pasar Eropa.
Kesiapan industri dalam menekan emisi akan sangat menentukan daya saing produk Indonesia di tengah tren perdagangan global yang semakin menekankan aspek lingkungan.
Di sisi lain, kesiapan pelaku usaha domestik dalam memanfaatkan peluang yang ada juga perlu diperhatikan. Berdasarkan survei Apindo pada 2023, sekitar 79% bisnis Indonesia belum memanfaatkan Financial Technology (Teknologi Keuangan) dan Data Analytics (Analisis Data).
Padahal, teknologi ini dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional, mengolah data pasar, dan mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
“Bukan karena kurangnya minat, melainkan karena keterbatasan informasi, kapasitas, dan strategi. Perjanjian yang tidak digunakan ibarat peti harta karun yang terkunci, berharga tetapi tidak dapat diakses. Inilah paradoks kita,” tegas Shinta.
Strategi Pemerintah dan Dukungan Kebijakan
Pemerintah Indonesia memandang IEU-CEPA sebagai langkah strategis untuk memperkuat daya saing nasional di pasar global. Dengan adanya perjanjian ini, produk Indonesia akan memperoleh akses lebih luas ke pasar Uni Eropa, yang selama ini dikenal sebagai salah satu kawasan dengan daya beli tinggi.
Sektor-sektor potensial seperti telekomunikasi, produk pertanian berkelanjutan, teknologi hijau, dan industri kreatif diproyeksikan akan merasakan dampak positif secara langsung.
Pemerintah juga menyiapkan berbagai kebijakan pendukung untuk memastikan manfaat IEU-CEPA dapat dirasakan oleh semua pihak. Pelatihan, penyediaan informasi, serta kemudahan pembiayaan menjadi langkah penting agar pelaku usaha, baik besar maupun kecil, mampu memenuhi regulasi Uni Eropa.
Sinergi antara pemerintah, pengusaha, dan lembaga keuangan diharapkan dapat mempercepat proses adaptasi industri terhadap standar baru perdagangan internasional.
Selain itu, perjanjian ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi asing ke Indonesia. Dengan akses yang lebih baik ke pasar Eropa, Indonesia menjadi semakin menarik bagi investor global yang ingin memanfaatkan potensi pasar domestik sekaligus peluang ekspor.
Investasi baru yang masuk akan memperkuat infrastruktur industri, mendorong alih teknologi, dan menciptakan efek berganda bagi perekonomian nasional, termasuk pembukaan lapangan kerja baru.
Prospek Ekonomi dan Transformasi Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, implementasi IEU-CEPA diperkirakan akan mempercepat transformasi ekonomi Indonesia menuju perdagangan yang lebih berkelanjutan.
Standar lingkungan yang ketat akan mendorong pelaku usaha untuk menerapkan praktik bisnis ramah lingkungan, sejalan dengan agenda pemerintah dalam mengembangkan ekonomi hijau yang kompetitif.
Shinta menegaskan bahwa keberhasilan IEU-CEPA tidak hanya diukur dari angka perdagangan atau investasi, tetapi juga dari kemampuan Indonesia mengoptimalkan peluang yang diberikan perjanjian ini.
“Janji perjanjian ini tidak hanya bergantung pada teksnya, tetapi juga pada implementasi kita melalui kebijakan, tindak lanjut, kesiapan bisnis, dan sistem pendukung yang memastikan tidak ada perusahaan yang tertinggal,” jelasnya.
Kolaborasi erat antara pemerintah, pelaku usaha besar, usaha kecil menengah, dan petani menjadi kunci agar manfaat perjanjian ini dapat dirasakan secara merata.
Dukungan berupa pendampingan teknis, akses pembiayaan ramah lingkungan, dan peningkatan kapasitas teknologi akan menentukan sejauh mana Indonesia mampu memanfaatkan kesepakatan dagang yang sangat strategis ini.
Menuju Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif
Kesepakatan IEU-CEPA bukan sekadar perjanjian dagang, melainkan pintu masuk bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya dalam rantai pasok global.
Dengan persiapan yang tepat dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan, IEU-CEPA dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Jika seluruh tantangan dapat diatasi, Indonesia berpotensi menikmati lonjakan investasi, peningkatan ekspor, serta penciptaan lapangan kerja yang lebih luas.
Selain itu, dorongan untuk mengurangi emisi dan menerapkan praktik bisnis berkelanjutan akan menempatkan Indonesia sebagai pemain penting dalam perdagangan global yang semakin menekankan aspek lingkungan.
Dengan semangat kolaborasi dan komitmen pada transformasi, IEU-CEPA akan menjadi momentum besar untuk memperkuat daya saing nasional, mendorong inovasi industri, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kesepakatan ini diharapkan menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju ekonomi yang lebih hijau, modern, dan inklusif di masa depan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Indonesia- China Tingkatkan Kolaborasi AI untuk Ekonomi Digital Nasional
- Rabu, 24 September 2025
Berita Lainnya
Indonesia- China Tingkatkan Kolaborasi AI untuk Ekonomi Digital Nasional
- Rabu, 24 September 2025
Terpopuler
1.
Pemerintah Pastikan Tarif Listrik 2025 Tetap Terjangkau
- 24 September 2025
2.
AI Dongkrak Efisiensi Logistik Nasional hingga 60 Persen
- 24 September 2025
3.
Apindo Nilai IEU-CEPA Buka Akses Pasar dan Lapangan Kerja
- 24 September 2025
4.
5 Hotel Terbaik Singapura Harga Hemat Fasilitas Berstandar Internasional
- 24 September 2025
5.
Hari Tani 2025, Momentum Perkuat Keberlanjutan Pertanian Indonesia
- 24 September 2025