Martabak Pecenongan 78: Sensasi Rasa Legendaris Indonesia
- Kamis, 21 Agustus 2025

JAKARTA - Indonesia dikenal dengan kekayaan kuliner yang begitu beragam, dari Sabang sampai Merauke. Salah satu makanan yang selalu berhasil menarik perhatian masyarakat adalah martabak, yang hadir dalam dua jenis utama: manis dan gurih. Tekstur martabak yang tebal, ditambah isian yang melimpah, membuatnya cocok dinikmati sebagai camilan maupun hidangan utama di berbagai kesempatan. Di antara banyak kedai martabak yang ada, Martabak Pecenongan 78 muncul sebagai salah satu legenda kuliner di Indonesia, terutama di Jakarta dan sekitarnya.
Sejak berdiri pada tahun 1960, Martabak Pecenongan 78 telah berkembang pesat. Berawal dari sebuah kedai kecil, kini merek ini memiliki ratusan cabang di seluruh Indonesia, mulai dari Jabodetabek, Jawa, Kalimantan, Sumatera, hingga Papua. Keberhasilan ini tidak datang begitu saja, melainkan melalui perjalanan panjang dan kerja keras pendirinya, Agustinus Sugiarjo, yang dikenal akrab sebagai Agus.
Perjalanan Awal yang Penuh Tantangan
Baca Juga
Seperti banyak bisnis kuliner lainnya, Martabak Pecenongan 78 menghadapi masa sulit pada awal berdirinya. Agus menceritakan bahwa enam bulan pertama adalah masa yang sangat menantang karena kedainya sepi pengunjung dan nyaris gulung tikar.
“Pas dibangun masih sepi dan sudah mau hampir tutup, selama 6 bulan pertama kita bertahan,” ujar Agus. Meski begitu, ia tetap teguh pada keyakinannya, mengandalkan kerja keras dan doa agar usaha yang dirintisnya bisa bertahan dan berkembang.
Kerja keras Agus tidak sia-sia. Dari sebuah kedai kecil yang nyaris tutup, Martabak Pecenongan 78 tumbuh menjadi ikon kuliner yang dikenal luas. Keberhasilan ini juga membuka jalan bagi popularitas martabak di kawasan Pecenongan Raya, Jakarta Pusat, yang sebelumnya belum begitu dikenal sebagai pusat kuliner martabak.
Inovasi Rasa yang Membuat Martabak Pecenongan 78 Dikenal
Di awal pendiriannya, Martabak Pecenongan 78 hanya menawarkan martabak dengan isian kacang cokelat, yang dijual dengan harga sangat terjangkau, yaitu Rp 2 ribu per loyang. Namun, inovasi menjadi kunci pertumbuhan kedai ini. Agus kemudian menambahkan varian martabak keju, yang terbukti meningkatkan popularitas kedainya.
“Sejak ada menu Martabak Keju, kedai mulai ramai,” jelas Agus. Saat ini, Martabak Pecenongan 78 menawarkan berbagai varian rasa yang menggugah selera, mulai dari klasik, ovomaltine, cadbury, hingga green tea. Tidak hanya martabak manis, martabak telur dengan isian ayam atau daging sapi juga menjadi favorit banyak pelanggan.
Martabak telur di Martabak Pecenongan 78 terkenal karena kombinasi telur, daging cincang, bawang, dan rempah-rempah yang kaya rasa. Setiap martabak disajikan dengan topping yang melimpah, membuat pengalaman menikmati martabak di sini berbeda dan selalu menggoda selera.
Harga dan Jangkauan yang Terjangkau
Keberhasilan Martabak Pecenongan 78 tidak hanya terlihat dari inovasi rasa, tetapi juga dari kemampuan menjangkau konsumen di berbagai kota. Dengan ratusan cabang di seluruh Indonesia, masyarakat dari berbagai daerah dapat menikmati cita rasa martabak legendaris ini.
Harga martabak di Martabak Pecenongan 78 bervariasi. Untuk martabak tipker (tipis dan kering), harga mulai dari Rp 30 ribu. Sementara martabak manis atau martabak telur dengan topping lengkap bisa berkisar antara Rp 85 ribu hingga Rp 260 ribu. Meskipun harga berbeda-beda tergantung jenis dan lokasi, kualitas dan rasa tetap dijaga agar konsumen selalu mendapatkan pengalaman terbaik.
Martabak: Lebih dari Sekadar Makanan
Martabak bukan sekadar makanan. Tekstur yang tebal, pilihan isian yang variatif, serta kombinasi rasa manis dan gurih menjadikannya bagian penting dari tradisi kuliner Indonesia. Martabak manis, dengan cokelat, keju, kacang, dan susu kental manis, cocok sebagai hidangan penutup atau camilan. Sebaliknya, martabak gurih, terutama martabak telur, menawarkan cita rasa yang nikmat untuk santapan utama maupun cemilan.
Martabak Pecenongan 78 menghadirkan lebih dari sekadar rasa. Ia menceritakan perjalanan panjang usaha kuliner yang penuh tantangan, kerja keras, dan inovasi. Dari sebuah kedai kecil yang hampir gulung tikar, kini Martabak Pecenongan 78 menjadi merek martabak legendaris yang dicintai banyak orang.
Warisan Kuliner yang Menginspirasi
Kisah perjuangan Agustinus Sugiarjo membuktikan bahwa ketekunan dan kreativitas dapat mengubah tantangan menjadi kesuksesan. Martabak Pecenongan 78 kini bukan hanya tempat membeli martabak, tetapi juga simbol inovasi kuliner Indonesia yang berkembang seiring waktu. Dari varian rasa klasik hingga inovasi modern, setiap martabak yang disajikan mengisahkan dedikasi untuk menjaga kualitas dan memanjakan lidah pelanggan.
Bagi siapa saja yang ingin merasakan martabak dengan cita rasa otentik, Martabak Pecenongan 78 menjadi destinasi wajib. Popularitasnya yang merata di berbagai daerah menunjukkan bahwa martabak, meski sederhana, memiliki tempat istimewa dalam budaya kuliner Indonesia. Dari sebuah kedai kecil hingga menjadi ikon nasional, Martabak Pecenongan 78 membuktikan bahwa makanan dapat menyatukan tradisi, inovasi, dan kenikmatan dalam satu gigitan yang memuaskan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
BSI Permudah Persiapan Haji dengan Tabungan Syariah
- 21 Agustus 2025
2.
Beasiswa Bakti BCA 2025: Dukungan Pendidikan untuk Mahasiswa
- 21 Agustus 2025
3.
4.
Promo KPR BRI: Rumah Impian Lebih Terjangkau
- 21 Agustus 2025
5.
Bisnis Kuliner Modal Kecil untuk Ibu Rumah Tangga
- 21 Agustus 2025