Transformasi Pendidikan Maju Lewat Dana Abadi Nasional
JAKARTA - Kementerian Keuangan RI mendorong pengelolaan dana pendidikan yang lebih efisien dan berkelanjutan melalui skema dana abadi. Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa selama ini, anggaran pendidikan kerap tidak terserap maksimal dalam satu tahun anggaran. Sebagai solusinya, pemerintah mengalihkan sebagian dana pendidikan ke dalam dana abadi, yang dapat memberikan manfaat jangka panjang dan mendukung riset serta pengembangan sumber daya manusia.
“Banyak sekolah dan lembaga pendidikan tidak mampu menyerap anggaran secara efektif dalam tahun berjalan. Kami buat dana abadi supaya anggaran tetap produktif, tidak hilang, dan memberi manfaat jangka panjang,” ungkap Sri Mulyani dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025 yang berlangsung di Institut Teknologi Bandung, Kamis, 7 Agustus 2025.
Ia menyampaikan bahwa dana abadi pendidikan kini telah mencapai Rp154,1 triliun. Dana ini dialokasikan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari beasiswa, riset, hingga infrastruktur pendidikan tinggi. Skema pendanaan ini dikelola melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang memungkinkan pelaksanaan proyek multi-years, sehingga tidak terhambat oleh batasan tahun fiskal.
Baca Juga
Manfaat Skema Multi-Years untuk Penelitian
Penerapan skema multi-years memungkinkan para peneliti melanjutkan proyek mereka tanpa harus berhenti karena keterbatasan siklus anggaran tahunan. Hal ini menjadi respons langsung atas keluhan dari kalangan peneliti yang selama ini kesulitan menjalankan riset jangka panjang akibat kendala birokrasi.
“Peneliti sering mengeluh risetnya terhenti karena sistem anggaran tahunan pemerintah. Dengan LPDP multi-years, proyek bisa berlanjut meski belum selesai dalam satu periode fiskal,” jelas Sri Mulyani.
Skema dana abadi ini diharapkan menjadi solusi konkret dalam menciptakan ekosistem pendidikan dan penelitian yang lebih fleksibel dan berkelanjutan. Pemerintah juga berupaya memastikan pengelolaan dana dilakukan secara akuntabel dan profesional agar dapat memberikan dampak nyata bagi pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
Dorongan untuk Riset yang Berdampak pada Industri
Sejalan dengan langkah Kementerian Keuangan, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menekankan pentingnya insentif riset yang berdampak langsung pada industri dan ekonomi nasional. Dalam forum yang sama, ia menyampaikan bahwa para ilmuwan dan akademisi Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan kontribusi ilmu pengetahuan terhadap pertumbuhan dan transformasi ekonomi.
“Peneliti di forum ini punya tanggung jawab moral memastikan sains berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Kami ingin sains jadi kunci transisi ekonomi berbasis inovasi dan penguasaan teknologi bangsa,” kata Brian.
Pemerintah berharap agar dana abadi dan skema LPDP dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mencetak ilmuwan kelas dunia dari Indonesia. Dengan demikian, riset-riset strategis dapat mendorong hilirisasi hasil penelitian, penguatan industri nasional, serta peningkatan daya saing bangsa.
Meningkatkan Daya Saing Lewat Investasi Pendidikan
Investasi pada sektor pendidikan dan riset bukan hanya tentang pengeluaran, melainkan investasi jangka panjang yang berkontribusi pada daya saing nasional. Dengan adanya dana abadi, pemerintah berharap lembaga pendidikan dan riset memiliki fleksibilitas lebih dalam menjalankan program-program strategis.
Melalui LPDP, berbagai program beasiswa dan pendanaan riset telah menyasar ribuan individu dan institusi. Program ini menciptakan kesempatan luas bagi generasi muda untuk menempuh pendidikan tinggi, baik di dalam negeri maupun luar negeri, serta menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan di berbagai sektor industri.
Transformasi Ekosistem Riset dan Pendidikan
Upaya pemerintah melalui skema dana abadi dan pendanaan LPDP menjadi bagian dari transformasi menyeluruh terhadap ekosistem riset dan pendidikan tinggi di Indonesia. Langkah ini diarahkan untuk membangun sistem yang lebih berorientasi hasil dan menjawab tantangan zaman.
Dengan mengandalkan dana abadi, keberlanjutan pendanaan tidak lagi bergantung pada siklus anggaran tahunan. Ini memberi ruang yang lebih besar bagi institusi pendidikan dan peneliti untuk merancang program jangka panjang dan menghasilkan inovasi yang berdampak luas.
Langkah ini diharapkan menciptakan iklim akademik dan riset yang kondusif, di mana peneliti tidak hanya terpaku pada output administratif, tetapi mampu berfokus pada kualitas dan dampak dari penelitian itu sendiri.
Kesiapan Pemerintah Dukung Generasi Ilmuwan Baru
Pemerintah terus memperkuat komitmennya dalam mencetak ilmuwan dan akademisi unggul melalui pelbagai dukungan, mulai dari insentif riset, beasiswa, hingga pelatihan dan kolaborasi internasional. Dengan sinergi antarlembaga, transformasi riset dan pendidikan di Indonesia ditargetkan mampu mempercepat kemajuan teknologi nasional.
Brian menekankan bahwa momentum ini harus dijaga bersama. Pemerintah terbuka terhadap masukan dari akademisi dan pelaku riset agar kebijakan dan pendanaan yang tersedia benar-benar menjawab kebutuhan di lapangan.
Dengan dorongan yang konsisten dan pengelolaan yang akuntabel, dana abadi diyakini akan menjadi fondasi kuat bagi kemajuan riset dan pendidikan nasional, serta membuka jalan bagi lahirnya inovasi-inovasi strategis yang mengangkat posisi Indonesia di mata dunia.
Rekomendasi
.jpg)
