
JAKARTA - PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) menegaskan komitmennya terhadap penguatan ekonomi masyarakat desa melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Salah satu program andalannya adalah Kopi Langit Kintamani, yang berlokasi di Desa Kintamani, Bali.
Melalui kemitraan dengan masyarakat setempat, program ini dirancang untuk mendorong kemandirian petani kopi sekaligus menciptakan nilai ekonomi yang berkelanjutan. Pendekatan yang dilakukan tidak hanya sebatas pelatihan teknis atau bantuan, melainkan menyeluruh hingga ke tahapan evaluasi dampak.
Direktur Utama Askrindo, M Fankar Umran, menjelaskan bahwa TJSL yang dijalankan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program-program berkelanjutan yang fokus pada pembangunan sosial dan lingkungan.
Baca Juga
“TJSL Askrindo mendorong terus berkontribusi pada pembangunan sosial dan lingkungan, salah satunya dengan memberdayakan masyarakat agar mandiri secara ekonomi dan sosial. Pemberdayaan ini berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program-program berkelanjutan,” kata Fankar pada Senin, 4 Agustus 2025.
Pengukuran SROI: Evaluasi Dampak yang Terarah
Salah satu pendekatan penting yang diterapkan Askrindo adalah pengukuran Social Return on Investment (SROI). Ini adalah metode yang digunakan untuk mengukur sejauh mana dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari program pemberdayaan petani kopi telah dirasakan masyarakat sejak 2022.
Pengukuran SROI memberi gambaran menyeluruh, bahwa output program tidak hanya berupa angka atau statistik, tetapi lebih penting adalah perubahan nyata di lapangan yakni outcome yang dirasakan oleh penerima manfaat.
“Manfaat dari pengukuran SROI pada pemberdayaan petani Kopi Langit Bali yakni untuk mengukur dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari program pemberdayaan petani kopi yang telah dijalankan sejak 2022. Melalui pendekatan SROI, Askrindo berupaya mendapatkan gambaran menyeluruh tentang sejauh mana program ini memberikan nilai tambah yang berkelanjutan bagi masyarakat penerima manfaat,” ungkapnya.
Kesejahteraan dan Kualitas Hidup Jadi Prioritas
Program Kopi Langit Kintamani tidak semata bertujuan untuk mendongkrak produksi kopi lokal. Tujuan jangka panjang dari inisiatif ini adalah menciptakan kemandirian ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, program ini tidak hanya fokus pada kegiatan bercocok tanam, tetapi mencakup penguatan kelembagaan kelompok tani, pengembangan rantai pasok, hingga dukungan akses pasar secara berkelanjutan.
“Selain itu kemandirian ekonomi serta peningkatan kualitas hidup juga menjadi tujuan utama pada program pemberdayaan Kopi Langit Bali ini. Diharapkan, pemberdayaan masyarakat seperti ini bisa kita terapkan juga di wilayah-wilayah provinsi lain sehingga program yang ada semakin bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Fankar.
Komitmen Penuh terhadap Dampak Nyata
Askrindo menyadari bahwa keberhasilan program tidak bisa hanya dinilai dari jumlah bantuan atau pelatihan yang diberikan. Keberhasilan sejati terletak pada perubahan konkret yang dirasakan masyarakat, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun keberlangsungan lingkungan.
“Kami percaya bahwa keberhasilan sebuah program tidak hanya diukur dari output atau capaian fisik, tetapi dari perubahan atau outcome dan dampak yang dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Pengukuran SROI ini adalah bentuk komitmen kami untuk memastikan bahwa setiap langkah pemberdayaan masyarakat yang dilakukan benar-benar berorientasi pada penciptaan dampak yang terarah dan terukur,” tegas Fankar.
Sosialisasi Asuransi untuk Perlindungan Usaha
Selain pemberdayaan dalam hal produksi kopi, Askrindo juga menyisipkan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya memiliki asuransi. Sosialisasi ini meliputi perlindungan terhadap kebakaran bangunan pengolahan kopi hingga asuransi kecelakaan kerja.
Langkah ini dinilai sangat penting karena petani dan pengelola usaha mikro sering kali tidak memiliki perlindungan finansial saat terjadi risiko. Asuransi menjadi jaring pengaman yang bisa menjaga keberlangsungan usaha mereka.
Kopi Kintamani Sebagai Best Practice Nasional
Keberhasilan implementasi program Kopi Langit Kintamani membuat Askrindo berharap bahwa inisiatif ini dapat menjadi contoh praktik baik yang dapat diterapkan di wilayah lain di Indonesia. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance), yang kini menjadi standar global dalam pengelolaan tanggung jawab sosial korporasi.
“Dengan terlaksananya pengukuran SROI ini, PT Askrindo berharap program Kopi Langit Kintamani dapat menjadi contoh praktik baik (best practice) dalam penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance), khususnya dalam mendukung ketahanan ekonomi lokal melalui pendekatan berkelanjutan,” tambah Fankar.
Menjadi Teladan Sinergi Swasta dan Masyarakat
Secara keseluruhan, program pemberdayaan petani kopi di Desa Kintamani menjadi bukti bahwa sinergi antara sektor swasta dan masyarakat lokal bisa menciptakan dampak yang nyata dan berkelanjutan. Pendekatan menyeluruh mulai dari edukasi, pelatihan, hingga perlindungan asuransi membentuk ekosistem usaha tani yang tangguh.
Dengan adanya pengukuran SROI, maka langkah-langkah pembangunan berbasis komunitas seperti ini dapat semakin terarah dan terukur. Desa Kintamani pun kini menjadi contoh bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal bukan hanya wacana, tetapi bisa menjadi realitas yang berdampak luas.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Panduan Praktis Gunakan IC Card di Jepang
- 04 Agustus 2025
2.
Proyek Tol Solo Yogyakarta Dorong Ekonomi Wilayah
- 04 Agustus 2025
3.
Infrastruktur Permukiman Batam Dipercepat Demi Pemerataan Hunian
- 04 Agustus 2025
4.
Harga Sembako Jogja Stabil dan Terkendali
- 04 Agustus 2025
5.
Iuran BPJS Terbaru: Cek Skema Lengkapnya
- 04 Agustus 2025