Penerbangan Panjang Tapi Aman, Condor Utamakan Keselamatan Penumpang

Rabu, 11 Juni 2025 | 11:16:01 WIB
Penerbangan Panjang Tapi Aman, Condor Utamakan Keselamatan Penumpang

JAKARTA -  Penerbangan Condor DE1234 dari Zurich, Swiss, menuju Bandara Heraklion, Kreta, Yunani, berubah menjadi pengalaman tak terlupakan bagi 137 penumpang. Alih-alih tiba tepat waktu di tujuan, pesawat justru menghabiskan waktu hingga 32 jam di udara dengan beberapa kali pendaratan darurat dan akhirnya harus kembali ke bandara awal di Zurich.

Perjalanan yang Seharusnya Singkat Menjadi Tak Berujung

Rute penerbangan Condor DE1234 seharusnya menempuh jarak sekitar 1.198 mil laut dengan durasi terbang sekitar dua jam. Namun, kondisi cuaca buruk yang melanda wilayah udara Yunani membuat penerbangan ini berubah menjadi saga panjang yang membingungkan banyak penumpang.

Menurut laporan situs aviation One Mile At A Time, penerbangan ini semula mengalami keterlambatan sekitar 30 menit saat keberangkatan dari Zurich, namun selanjutnya berjalan normal hingga pesawat mulai mendekati pulau Kreta.

Gagal Mendarat karena Angin Kencang, Pesawat Berputar-putar

Ketika pesawat mendekati Bandara Heraklion, angin kencang yang menerjang membuat pendaratan menjadi sangat berisiko. Pilot pun terpaksa melakukan holding pattern atau berputar-putar di udara sambil menunggu kondisi membaik. Namun, setelah beberapa lama tanpa ada perbaikan cuaca, pilot mengambil keputusan mengalihkan penerbangan ke Bandara Athena, ibu kota Yunani, untuk mengisi bahan bakar.

Pesawat mendarat di Athena pada pukul 11.24 waktu setempat, tiga jam setelah keberangkatan dari Zurich. Penumpang sempat beristirahat sebentar selama 2,5 jam sebelum pesawat kembali lepas landas mencoba mendarat di Heraklion. Namun, upaya kedua itu kembali gagal karena cuaca yang masih buruk.

Berganti Bandara: Dari Heraklion ke Kos, Lalu Thessaloniki

Setelah gagal mendarat di Heraklion, pesawat diarahkan ke Pulau Kos, yang berjarak tidak jauh dari Kreta, untuk kembali mengisi bahan bakar. Pesawat mendarat di Kos sekitar pukul 15.28 dan mengisi bahan bakar selama kurang lebih satu jam.

Namun, setelah lepas landas, pesawat kembali menghadapi masalah bahan bakar. Akibatnya, pilot memutuskan untuk menuju Thessaloniki, kota terbesar kedua di Yunani, sebagai lokasi penginapan dan pengisian bahan bakar lebih lanjut.

Pesawat mendarat di Thessaloniki pada pukul 18.04 waktu setempat, sekitar 11 jam setelah keberangkatan awal dari Zurich. Para penumpang pun diizinkan meninggalkan pesawat dan menuju hotel untuk beristirahat.

Upaya Kembali ke Kreta Gagal dan Akhirnya Kembali ke Zurich

Keesokan harinya, sekitar pukul 09.00 waktu setempat, pesawat kembali berusaha mencapai Kreta. Namun, sekali lagi kondisi cuaca buruk dan angin kencang membuat pendaratan tidak memungkinkan. Pilot akhirnya memutuskan mengalihkan penerbangan kembali ke Athena.

Setelah mempertimbangkan keselamatan penumpang dan kru, penerbangan dibatalkan dan pesawat akhirnya kembali ke Zurich. Pesawat tiba kembali di bandara asal setelah 32 jam perjalanan penuh drama.

Pernyataan Resmi dari Condor

Perwakilan maskapai Condor memberikan penjelasan terkait insiden yang tak biasa ini. “Lepas landas dan pendaratan di Bandara Heraklion hanya memungkinkan dalam batas tertentu mengingat kondisi cuaca ekstrem dan angin kencang yang melanda wilayah tersebut,” ujar perwakilan Condor, seperti dikutip dari New York Post.

Pernyataan ini menegaskan bahwa keselamatan adalah prioritas utama dalam mengambil keputusan sulit selama penerbangan.

Kondisi Penumpang dan Pelayanan Selama Penerbangan

Sementara itu, para penumpang harus menghadapi situasi yang tidak nyaman. Sepanjang penerbangan yang tidak biasa ini, dilaporkan bahwa pesawat melakukan lima kali pendaratan, tetapi layanan kepada penumpang terbatas. Penumpang hanya diberi segelas air selama perjalanan, yang tentu tidak memadai untuk durasi penerbangan yang jauh lebih lama dari biasanya.

Tidak sedikit penumpang yang mengalami mabuk udara dan muntah-muntah akibat turbulensi dan angin kencang mendekati Heraklion. Salah satu penumpang mengungkapkan, “Penerbangan ini seperti mimpi buruk, angin kencang dan turbulensi membuat banyak dari kami muntah dan sangat tidak nyaman.”

Selain itu, meskipun penumpang mendapatkan penginapan di Thessaloniki, banyak yang memilih meninggalkan hotel dan mengatur sendiri akomodasi mereka. Hal ini terjadi meskipun berdasarkan pedoman penerbangan Eropa, penumpang berhak atas penggantian biaya dan akomodasi jika penerbangan terganggu.

Dampak dan Pelajaran dari Insiden Ini

Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan penerbangan dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem. Kementerian Perhubungan dan otoritas penerbangan sipil di Yunani maupun Swiss diperkirakan akan melakukan evaluasi terkait penanganan situasi tersebut.

“Keputusan pilot untuk tidak memaksakan pendaratan di Heraklion sudah tepat demi keselamatan semua pihak,” kata pengamat penerbangan, Andi Prasetyo. “Meskipun sangat melelahkan bagi penumpang, keamanan penerbangan harus tetap menjadi prioritas.”

Penerbangan Condor DE1234 Zurich-Heraklion menjadi salah satu contoh unik penerbangan yang terjebak dalam lingkaran cuaca buruk selama 32 jam penuh dengan berbagai pendaratan darurat dan akhirnya kembali ke titik awal.

Keputusan pilot untuk mengutamakan keselamatan dan tidak memaksakan pendaratan di tengah kondisi angin kencang harus diapresiasi, meskipun hal itu menimbulkan ketidaknyamanan bagi penumpang.

Bagi penumpang yang mengalami insiden ini, pengalaman tersebut tentu menjadi pelajaran berharga tentang ketidakpastian dunia penerbangan, khususnya saat menghadapi cuaca ekstrem.

Terkini