JAKARTA - Masa depan olahraga tak lagi hanya bertumpu pada cabang-cabang besar. Kini, berbagai jenis olahraga komunitas mulai menunjukkan taringnya sebagai bagian dari industri yang menjanjikan. Salah satu yang mulai mendapat perhatian adalah sepak bola mini, sebuah varian permainan yang fleksibel, dinamis, dan merakyat. Di tengah meningkatnya perhatian terhadap pengembangan olahraga berbasis komunitas, sepak bola mini mendapatkan momentum penting melalui sebuah kerja sama strategis yang digagas di Sumatera Selatan.
Langkah besar ini dimulai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Komite Sepak Bola Mini Indonesia (KSMI) dan Jakabaring Sport City (JSC). Penandatanganan berlangsung pada Selasa, 30 Juli 2025, yang menjadi momen penting dalam memperluas cakupan sepak bola mini sebagai bagian dari industri olahraga nasional.
Dalam kesepakatan tersebut, Ketua Umum KSMI, Yan Mulia Abidin, bersama Direktur Utama JSC, Meina Paloh, secara langsung menandatangani MoU yang berisi komitmen kedua belah pihak untuk bekerja sama dalam mengembangkan sepak bola mini. Tidak hanya untuk keperluan kompetisi, tetapi juga mencakup pembinaan, pengembangan infrastruktur, serta promosi olahraga secara luas.
Meina Paloh menegaskan, kerja sama ini adalah bagian dari strategi jangka panjang JSC untuk menjadi pusat industri olahraga modern yang berdaya saing tinggi.
“Ini bukan hanya kerja sama biasa, tapi langkah awal membangun industri olahraga modern di Jakabaring. Kami ingin menjadikan kawasan ini sebagai pusat sport industri yang mampu melahirkan talenta dan event bertaraf nasional hingga internasional,” ujar Meina, penuh semangat.
Melalui kemitraan ini, JSC ingin menunjukkan komitmennya terhadap keberagaman cabang olahraga dan membuka jalan bagi olahraga-olahraga yang selama ini kurang terekspos untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan infrastruktur yang memadai. Dalam konteks ini, sepak bola mini dinilai memiliki keunikan tersendiri sebagai olahraga yang bisa menjangkau semua lapisan masyarakat.
Sepak bola mini, yang mengandalkan kerja sama tim, kecepatan, dan strategi dalam ruang yang lebih kecil dibandingkan sepak bola konvensional, sangat cocok diterapkan di berbagai wilayah, baik perkotaan maupun pedesaan. Hal ini menjadi dasar optimisme Ketua Umum KSMI, Yan Mulia Abidin, yang menyambut baik kolaborasi tersebut.
“MoU ini menandai langkah maju dalam misi kami untuk membawa sepak bola mini ke tingkat yang lebih tinggi di Indonesia,” ujar Yan.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi ini merupakan salah satu tonggak penting dalam mewujudkan visi besar KSMI untuk menjadikan sepak bola mini sebagai bagian dari peta olahraga nasional yang kompetitif dan inklusif.
“Kami sangat senang dapat bermitra dengan Jakabaring Sport City, karena komitmen mereka terhadap olahraga sangat sejalan dengan visi KSMI,” tandasnya.
Dalam kerja sama ini, sejumlah program prioritas telah disusun dan siap diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang. Di antaranya adalah liga sepak bola mini antar-klub dan antar-daerah, pelatihan pelatih dan wasit yang tersertifikasi, serta kamp pelatihan bagi bakat-bakat muda yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia.
Yan menilai bahwa dukungan infrastruktur JSC yang bertaraf internasional akan mempercepat proses standarisasi serta profesionalisasi sepak bola mini. Hal ini diharapkan berdampak besar, bukan hanya dalam peningkatan kualitas kompetisi, tetapi juga dalam membuka peluang karier di bidang olahraga, terutama bagi generasi muda.
Tak kalah penting, menurut Yan, adalah aspek inklusivitas. Sepak bola mini dinilai sebagai olahraga yang mudah diakses oleh siapa pun, dari berbagai usia dan latar belakang. Karena itu, olahraga ini bisa menjadi pintu masuk penting bagi masyarakat untuk lebih aktif dan terlibat dalam kegiatan fisik yang positif.
Dalam jangka panjang, kerja sama KSMI dan JSC diharapkan mampu melahirkan ekosistem olahraga mini yang berkelanjutan. Tidak hanya fokus pada pertandingan, namun juga melibatkan aspek edukasi, kepelatihan, pengelolaan event, dan pemberdayaan komunitas.
Keberadaan Jakabaring Sport City sebagai pusat pelatihan dan kegiatan olahraga terbesar di Sumatera Selatan juga memberi keuntungan tersendiri. Fasilitas modern yang dimiliki JSC menjadi fondasi yang kuat untuk mendorong inovasi dalam penyelenggaraan program-program sepak bola mini.
Kemitraan ini pun menjadi bukti bahwa pembangunan olahraga tak hanya bergantung pada cabang yang telah populer, melainkan juga membuka ruang bagi bentuk-bentuk olahraga yang selama ini belum mendapat tempat utama dalam peta industri.
Sebagaimana Meina dan Yan sepakat, kemajuan sepak bola mini bukan hanya tentang mencetak gol di lapangan, tetapi juga soal mencetak dampak sosial yang lebih luas: membentuk generasi sehat, disiplin, dan memiliki semangat kebersamaan.
Seiring dengan langkah awal ini, sepak bola mini Indonesia memulai babak baru. Dari Jakabaring, gerakan ini menyebar, membawa harapan bahwa olahraga yang sederhana dan merakyat bisa menjadi alat transformasi yang besar. Dukungan dari institusi olahraga seperti JSC menjadi katalis yang dibutuhkan untuk membawa mimpi-mimpi kecil di lapangan mini ke pentas yang lebih besar.