
JAKARTA - Persaingan menuju puncak peringkat UFC semakin sengit setelah Ilia Topuria sukses menyalip Islam Makhachev dalam ranking pound-for-pound organisasi bela diri campuran terbesar di dunia itu. Topuria melesat ke peringkat satu usai kemenangan gemilang atas Charles Oliveira, sementara Makhachev kini merespons dengan tantangan terbuka dan rencana besar untuk kembali merebut posisi tertinggi.
Makhachev, mantan juara kelas ringan UFC, merasa bahwa pertarungan antara dirinya dan Topuria adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan sangat dinantikan oleh banyak penggemar. Menurutnya, UFC juga memiliki peran penting dalam memupuk atmosfer pertarungan yang diprediksi bakal menyita perhatian global.
"Mereka (UFC) sengaja untuk (meningkatkan) pertarungan (saya melawan Topuria) ini yang sudah diminati banyak orang. Ini berfaedah mereka melakukan perihal yang benar. Kami bakal berkompetisi untuk posisi pertama," kata Makhachev dalam sebuah video yang diunggah oleh akun media sosial UFC Eurasia dan dipantau dari Jakarta, Selasa, 29 Juli 2025.
Baca Juga
Perubahan peringkat itu dipicu oleh kemenangan KO Topuria atas Oliveira di ajang UFC 317, sebuah duel yang juga merebut gelar juara kelas ringan yang kosong. Sebelumnya, sabuk tersebut memang ditinggalkan oleh Makhachev, yang sempat fokus pada target-target lain dalam kariernya.
Kemenangan atas Oliveira menandai langkah besar dalam karier Topuria. Petarung berdarah Georgia-Spanyol itu menjadi juara dua divisi setelah sebelumnya menyandang gelar kelas bulu UFC. Dengan dua sabuk di tangan, ia menancapkan eksistensinya sebagai salah satu bintang utama di era baru UFC.
Meskipun Topuria tengah berada di puncak, Makhachev belum mengendurkan ambisinya. Sebaliknya, ia justru melihat peluang besar untuk kembali ke atas, terutama setelah situasi di kelas welter berubah drastis menyusul kekalahan Belal Muhammad dari Jack Della Maddalena. Muhammad, yang merupakan rekan latihan Makhachev, sebelumnya diharapkan mampu mempertahankan gelar kelas welter. Namun, kenyataan berkata lain.
Kekalahan Muhammad secara tidak langsung membuka jalan bagi Makhachev untuk naik ke kelas welter dan mengejar gelar keduanya di divisi berbeda. Kesempatan ini menjadi sangat menarik, mengingat hanya segelintir petarung UFC yang berhasil menyandang gelar juara di dua kelas berbeda.
Kini, Makhachev mengincar pertarungan melawan Maddalena dan menyebut bahwa negosiasi menuju duel tersebut telah hampir rampung.
"Yah, kami sudah mencapai 90 persen kesepakatan. Mungkin di bulan November," ujarnya.
Bulan November dikenal sebagai periode penting dalam kalender UFC, terutama karena event akbar tahunan yang biasanya diselenggarakan di Madison Square Garden, New York. Arena bersejarah itu selalu menjadi panggung utama bagi duel-duel besar, dan pertarungan antara Makhachev dan Maddalena bisa menjadi sorotan utama pada edisi tahun ini.
Walaupun UFC belum mengumumkan secara resmi, tanda-tanda ke arah itu sudah sangat jelas. Hanya tersisa dua ajang bayar per tayang (pay-per-view) sebelum tahun berakhir: satu di New York pada November, dan satu lagi di Las Vegas yang direncanakan Desember 2025. Masing-masing membutuhkan partai utama yang besar dan menarik minat publik secara global.
Di sisi lain, kemenangan Maddalena atas Belal Muhammad memperkuat reputasinya sebagai petarung tangguh. Maddalena sendiri mengakui bahwa laga tersebut adalah salah satu ujian tersulit sepanjang kariernya. Fakta ini membuat duel melawan Makhachev menjadi semakin menarik, karena kedua petarung datang dengan motivasi besar dan rekam jejak mengesankan.
Bagi Makhachev, pertarungan ini adalah lebih dari sekadar perebutan sabuk. Ini adalah momen pembuktian bahwa ia masih layak berada di puncak, baik di kelas ringan maupun kelas welter. Ia tak hanya mengejar sabuk kedua, tetapi juga berambisi untuk kembali menyalip Topuria dalam peringkat pound-for-pound.
Kembali ke Topuria, meskipun belum memberikan respons langsung atas tantangan Makhachev, posisinya sebagai juara dua divisi dan peringkat satu pound-for-pound jelas membuatnya menjadi target utama semua petarung top UFC. Kemungkinan duel antara Topuria dan Makhachev di masa depan tetap terbuka, terutama jika keduanya sukses mempertahankan performa mereka masing-masing di sisa tahun ini.
Namun, jalan menuju pertarungan besar itu masih bergantung pada beberapa faktor. Salah satunya adalah apakah Makhachev berhasil menundukkan Maddalena terlebih dahulu. Jika itu terjadi, maka skenario perebutan status petarung terbaik dunia antara dirinya dan Topuria bisa menjadi kenyataan yang sangat dinanti pada tahun 2026 mendatang.
Islam Makhachev selama ini dikenal sebagai petarung dengan kemampuan grappling luar biasa, warisan dari tradisi bela diri Dagestan. Sementara itu, Topuria lebih dikenal dengan gaya agresif dan teknik striking yang tajam. Pertemuan keduanya akan menyajikan pertarungan gaya bertarung yang kontras, sesuatu yang biasanya sangat disukai penggemar.
Kini, UFC berada dalam posisi ideal untuk membangun narasi besar seputar dua nama ini. Dengan hanya beberapa bulan tersisa di kalender 2025, publik tinggal menunggu konfirmasi resmi dari UFC untuk mengetahui apakah duel besar antara Makhachev dan Maddalena akan benar-benar menjadi kenyataan, dan apakah duel puncak melawan Topuria bisa diwujudkan pada tahun berikutnya.
Satu hal yang pasti, Makhachev belum selesai. Ia siap membuktikan bahwa dirinya masih pantas berada di singgasana tertinggi UFC.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Kolaborasi IPB NUS Dorong Transformasi Sistem Pangan
- 29 Juli 2025
3.
MIND ID Targetkan Produksi Aluminium 900 Ribu Ton
- 29 Juli 2025
4.
Danantara Siap Luncurkan Holding Investasi BUMN
- 29 Juli 2025