
JAKARTA - Meski menghadapi tantangan dalam penurunan pendapatan sepanjang paruh pertama 2025, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) tetap menunjukkan upaya mempertahankan kinerja positif, terutama dari sisi laba usaha dan strategi keberlanjutan proyek. Perusahaan pelat merah ini merilis laporan keuangan semester I 2025 yang mencerminkan dinamika di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional dan fluktuasi di sektor konstruksi.
Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, ADHI mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp 3,81 triliun. Angka tersebut tercatat mengalami penurunan sebesar 32,89 persen dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 5,68 triliun. Penurunan ini turut disampaikan melalui keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu, 23 Juli 2025.
Namun, di tengah penurunan tersebut, beban pokok pendapatan perusahaan juga mengalami penurunan yang cukup signifikan, dari Rp 5,15 triliun menjadi Rp 3,23 triliun hingga akhir Juni 2025. Efisiensi biaya tersebut memberikan ruang bagi perusahaan untuk mencatatkan kenaikan laba bruto sebesar 9,8 persen, dari sebelumnya Rp 521,66 miliar menjadi Rp 572,87 miliar.
Baca JugaRute Pelni Balikpapan Parepare: Jadwal dan Harga Agustus 2025
Di sisi lain, beban usaha mengalami sedikit kenaikan, yaitu dari Rp 383,06 miliar menjadi Rp 384,01 miliar. Walau demikian, laba usaha justru meningkat dari Rp 138,60 miliar menjadi Rp 188,85 miliar pada semester pertama 2025. Ini menjadi sinyal bahwa perusahaan mampu menjaga profitabilitas dari operasi intinya meskipun tekanan pada pendapatan cukup besar.
Namun demikian, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penyusutan. Tercatat, laba bersih turun 36 persen dari Rp 13,7 miliar pada semester I 2024 menjadi Rp 7,54 miliar pada periode yang sama tahun ini. Penurunan laba bersih ini juga berdampak pada perolehan laba per saham dasar yang turut turun dari Rp 1,64 menjadi Rp 0,90.
Dari sisi struktur keuangan, ADHI menunjukkan perbaikan yang moderat. Ekuitas perusahaan sedikit naik dari Rp 9,67 triliun pada Desember 2024 menjadi Rp 9,69 triliun per Juni 2025. Selain itu, total liabilitas berhasil ditekan dari sebelumnya Rp 25,3 triliun menjadi Rp 24,6 triliun. Sehingga total aset ADHI per akhir Juni 2025 tercatat mencapai Rp 34,38 triliun.
Dalam upaya memperkuat portofolio proyek strategis, ADHI juga aktif dalam memperluas kontribusi pada pembangunan infrastruktur nasional. Salah satu langkah terbaru adalah penandatanganan kontrak pelaksanaan proyek Rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) dan Daerah Irigasi Rawa (DIR) di Kalimantan Barat. Kontrak ini merupakan bagian dari sinergi antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian, yang menugaskan ADHI melalui Balai Wilayah Sungai Kalimantan I serta SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Provinsi Kalimantan Barat.
Penandatanganan kontrak yang berlangsung pada Jumat, 25 Juni 2025 tersebut dihadiri oleh sejumlah pihak terkait, mulai dari Kepala Balai BWS I, Kepala SNVT, hingga jajaran pejabat proyek dan perwakilan ADHI, termasuk General Manager Departemen Infrastruktur II, Sudiyat Miko.
Ruang lingkup proyek ini cukup luas, mencakup 71 Daerah Irigasi dengan total luas lahan 6.872 hektare dan 4 Daerah Irigasi Rawa seluas 376,42 hektare yang tersebar di enam kabupaten di Kalimantan Barat, yakni Landak, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu. Proyek difokuskan pada optimalisasi jaringan irigasi, termasuk perancangan teknis, normalisasi saluran, rehabilitasi pintu air, serta penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
Sebagai bagian dari komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan, ADHI berharap proyek ini dapat selesai tepat waktu dan memberikan dampak nyata dalam peningkatan produktivitas pertanian serta ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Di sisi lain, komitmen ADHI terhadap integritas finansial juga terlihat dari keberhasilannya melunasi Obligasi Berkelanjutan III Adhi Tahap III Tahun 2022 Seri A senilai Rp 1,28 triliun. Pelunasan dilakukan melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 23 Mei 2025, sehari sebelum jatuh tempo pada 24 Mei 2025.
Pelunasan tersebut mencerminkan langkah konsisten ADHI dalam menjaga kepercayaan investor. Bahkan, pada tahun sebelumnya, ADHI juga sukses menyelesaikan pembayaran dua seri obligasi dengan total nilai Rp 947 miliar. Corporate Secretary PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Rozi Sparta, menyatakan bahwa pemenuhan kewajiban tersebut merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam menepati pembayaran surat utang secara tepat waktu dan jumlah.
Pendanaan pelunasan obligasi tersebut telah disiapkan melalui fasilitas perbankan yang diamankan perusahaan jauh hari sebelumnya. Hal ini mencerminkan perencanaan keuangan yang matang serta pengelolaan kas yang sehat tanpa mengganggu operasional perusahaan.
Dengan capaian dan strategi tersebut, meski pendapatan mengalami tekanan, ADHI tetap mampu menjaga kinerja operasional, melunasi kewajiban, serta mengeksekusi proyek strategis yang berdampak langsung pada masyarakat dan perekonomian nasional. Di tengah ketidakpastian sektor konstruksi, langkah-langkah tersebut menunjukkan optimisme ADHI untuk menjaga keberlanjutan bisnisnya dalam jangka panjang.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.