
JAKARTA - Dalam dunia Mixed Martial Arts (MMA), rivalitas yang membara antara petarung sering menjadi bahan pembicaraan dan motivasi untuk mencapai prestasi tertinggi. Di ajang UFC 318 yang akan digelar di Louisiana, Amerika Serikat, pada akhir pekan nanti, Paolo Costa menjadi salah satu petarung yang paling menarik perhatian. Selain persaingan sengit yang akan ia jalani dengan lawannya, Roman Kopylov, Costa juga telah menetapkan target besar berikutnya: menjadikan Khamzat Chimaev sebagai lawan berikut yang wajib ia taklukkan.
Jadwal pertarungan antara Costa dan Kopylov sebenarnya sudah direncanakan sejak bulan Juni. Namun, entah karena alasan yang belum diungkapkan secara jelas, pertarungan itu akhirnya digeser ke UFC 318 yang berlangsung pada 20 Juli 2025 waktu Indonesia. Meski pergeseran jadwal ini sempat mengejutkan banyak pihak, hal tersebut tidak mengurangi antusiasme Costa yang justru semakin fokus mempersiapkan diri.
Bagi Paolo Costa, pertarungan melawan Roman Kopylov hanyalah langkah awal menuju pertarungan yang jauh lebih besar. Dia telah menegaskan bahwa andai Tuhan memberikan kemenangan dalam laga tersebut, Chimaev adalah rival berikut yang akan dia tantang. “Saya akan melawan Si Keparat itu... Saya harus melawan dia,” tegas Costa, menunjukkan keseriusan dan keyakinannya untuk menghadapi sang “Serigala”.
Baca Juga
Ketegangan antara Costa dan Chimaev sudah berlangsung cukup lama, bahkan jauh sebelum UFC 318 digelar. Hubungan keduanya tidak pernah berjalan mulus, penuh dengan sentilan dan perselisihan baik di dalam maupun di luar oktagon. Konflik ini juga pernah hampir memuncak menjadi perkelahian fisik nyata di salah satu fasilitas UFC pada tahun 2022 silam. Peristiwa itu menunjukkan betapa seriusnya permusuhan antara keduanya, yang bukan hanya soal profesionalisme, tapi sudah menyentuh ranah pribadi.
Baru-baru ini, perselisihan mereka makin memanas setelah Costa menuduh Chimaev mengirimkan pesan-pesan pribadi yang tidak pantas kepada kekasihnya, Tamara. Tuduhan ini jelas menambah bumbu drama yang membuat rivalitas keduanya semakin tajam. Dalam sebuah pernyataan yang dilontarkan, Costa mengungkapkan bahwa pesan tersebut berisi ancaman dan kata-kata kasar yang sangat tidak patut. “Dia mengirim pesan pada kekasih saya, Tamara. Dia pura-pura menjadi perempuan... Dia mengancam dan berkata hal-hal buruk,” kata Costa dengan nada serius.
Menurut Costa, pesan tersebut bukan hanya berupa sindiran biasa, melainkan juga berisi ancaman kekerasan yang cukup serius. Ia menambahkan, “Saya masih ingat dia pernah bilang: ‘Saya akan menghajar suamimu, saya akan mencelakai dia’. Tetapi, dia mengirimkan hal itu pada dia, bukan ke saya.” Tuduhan tersebut tentu saja menjadi alasan kuat mengapa Costa sangat ingin menghadapi Chimaev secara langsung di oktagon UFC.
Situasi ini semakin menambah daya tarik UFC 318 yang sudah dinantikan oleh para penggemar MMA di seluruh dunia. Selain sebagai ajang untuk menentukan siapa yang lebih unggul antara Costa dan Kopylov, pertarungan ini juga menjadi titik awal dari babak baru rivalitas panas dengan Chimaev yang sudah lama dipendam. Jika Costa mampu keluar sebagai pemenang, maka tantangan kepada Chimaev bukan lagi sekadar ancaman kosong, melainkan tantangan yang nyata dan sangat mungkin terjadi.
UFC 318 juga menjadi panggung penting bagi Paolo Costa untuk membuktikan kemampuannya sebagai petarung profesional yang tidak hanya mengandalkan teknik dan strategi, tetapi juga mental baja dalam menghadapi tekanan besar. Dalam dunia MMA, kemenangan tidak hanya soal siapa yang lebih kuat secara fisik, tetapi juga soal siapa yang mampu mengendalikan emosi dan menjaga fokus, terutama ketika menghadapi rival yang penuh konflik pribadi.
Lebih dari sekadar pertandingan olahraga, laga ini juga bercerita tentang bagaimana rivalitas pribadi dan profesional dapat saling memengaruhi dalam membentuk karier seorang atlet. Ketegangan antara Costa dan Chimaev membuktikan bahwa dunia MMA bukan hanya soal bakat dan kemampuan, tetapi juga tentang bagaimana para petarung mengelola hubungan interpersonal yang kompleks di dalam dan luar arena.
Dalam hal ini, UFC 318 bukan hanya soal siapa yang menang dan kalah, tetapi juga tentang penyelesaian sebuah perseteruan yang sudah lama mengendap. Pertarungan melawan Kopylov adalah langkah pertama bagi Costa untuk membuktikan bahwa dia layak mendapat kesempatan melawan Chimaev, petarung yang dikenal dengan julukan “Si Serigala” dan reputasi yang menakutkan di dunia MMA.
Namun, tentu saja, untuk bisa menghadapi Chimaev, Costa harus terlebih dahulu memastikan dirinya tampil prima dan meraih kemenangan di UFC 318. Pertarungan ini akan sangat menentukan masa depan kariernya dan seberapa jauh ia mampu melangkah di dunia UFC. Kemenangan ini juga menjadi peluang bagi Costa untuk menghapus semua keraguan dan membuktikan bahwa rivalitas ini bukan sekadar pertikaian biasa, melainkan sebuah duel yang wajib disaksikan oleh seluruh penggemar MMA.
Selain itu, ketegangan personal yang melibatkan kekasih Costa menambah unsur emosional yang kuat dalam pertarungan ini. Tekanan untuk menang bukan hanya berasal dari tuntutan profesional, tetapi juga dari dorongan pribadi yang membara. Hal ini membuat pertandingan UFC 318 terasa lebih hidup dan penuh dengan drama yang menarik untuk diikuti.
Di sisi lain, Chimaev tentu juga tidak akan tinggal diam. Sebagai petarung yang sudah memiliki nama besar, ia pasti siap memberikan perlawanan sengit bila nantinya tantangan Costa menjadi kenyataan. Rivalitas yang telah terjalin sejak lama ini dipastikan akan menjadi salah satu cerita paling menarik dalam sejarah UFC, menggabungkan adrenalin olahraga dengan konflik pribadi yang nyata.
Sebagai penutup, UFC 318 bukan hanya tentang pertarungan fisik antara dua atlet, tetapi juga tentang bagaimana rivalitas yang sudah lama terpendam bisa mencapai puncaknya. Paolo Costa dengan tegas menyatakan niatnya menjadikan Khamzat Chimaev sebagai target berikut jika ia berhasil menundukkan Kopylov. Ini bukan sekadar ambisi biasa, melainkan keinginan kuat yang didukung oleh latar belakang perseteruan yang mendalam.
Dengan segala drama dan tensi yang ada, UFC 318 menjadi salah satu event yang paling dinantikan tahun ini, tidak hanya oleh penggemar MMA, tapi juga oleh seluruh pecinta olahraga yang mengapresiasi kombinasi antara teknik, strategi, dan kisah rivalitas yang mendebarkan.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
PLN Dorong Energi Bersih, Bali Target Nol Emisi 2045
- 16 Juli 2025
2.
Minyak Naik Dipicu Optimisme Ekonomi
- 16 Juli 2025
3.
Harga BBM Pertamina Naik Serentak di Indonesia
- 16 Juli 2025
4.
PGN Kawal Distribusi Gas ke Pelosok Negeri
- 16 Juli 2025