
JAKARTA - Indonesia tengah mengalami cuaca panas yang melanda berbagai wilayah. Namun selain rasa gerah yang menyengat, kondisi ini membawa dampak serius terhadap kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), terutama di tengah menurunnya kualitas udara dalam beberapa hari terakhir.
Data indeks kualitas udara (AQI) menunjukkan angka 164 pada Ahad, yang masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Angka ini mencerminkan kondisi udara yang mengandung polutan berbahaya dan dapat memicu gangguan kesehatan, khususnya pada saluran pernapasan.
ISPA adalah kondisi di mana saluran pernapasan mengalami infeksi dan peradangan yang bisa menyerang bagian atas maupun bawah, seperti hidung, tenggorokan, sinus, bronkus, hingga paru-paru. Penyakit ini umum disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur, tetapi paparan lingkungan juga sangat memengaruhi risiko terjadinya infeksi ini.
Baca Juga
Polusi Udara dan Efeknya pada Saluran Pernapasan
Salah satu faktor utama yang menyebabkan meningkatnya kasus ISPA adalah buruknya kualitas udara yang tercemar oleh partikel halus seperti PM2.5, asap kendaraan bermotor, dan emisi industri. Partikel-partikel ini sangat kecil sehingga mudah masuk ke saluran pernapasan dan menimbulkan iritasi atau bahkan infeksi.
Ketika udara tercemar ini dikombinasikan dengan suhu yang tinggi, tubuh menjadi lebih rentan terhadap gangguan kesehatan. Suhu panas membuat metabolisme tubuh meningkat, dan saat tubuh berusaha menyesuaikan diri, sistem imun menjadi lebih mudah terganggu. Kondisi ini berakibat pada meningkatnya kasus infeksi saluran pernapasan, khususnya ISPA, di berbagai daerah.
Gejala Awal ISPA yang Harus Diwaspadai
Mengenali gejala awal ISPA sangat penting agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Kemenkes mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap tanda-tanda seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan sesak napas. Jika gejala ini muncul, sebaiknya segera periksakan kesehatan ke fasilitas medis dan hindari kontak langsung dengan udara luar yang penuh polusi.
Penting juga untuk diingat bahwa gejala ISPA bisa menyerupai penyakit saluran pernapasan lainnya, sehingga pemeriksaan dokter sangat dianjurkan untuk memastikan diagnosis dan pengobatan yang sesuai.
Langkah Pencegahan dari Kemenkes
Kemenkes memberikan beberapa rekomendasi untuk mencegah terjadinya ISPA di tengah kondisi cuaca dan udara yang tidak bersahabat ini. Pertama, penggunaan masker saat beraktivitas di luar rumah sangat dianjurkan, terutama bagi kelompok yang rentan seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit kronis.
Kedua, konsumsi air putih yang cukup menjadi kunci untuk menjaga hidrasi tubuh dan memperkuat sistem kekebalan. Tubuh yang terhidrasi baik akan lebih mampu melawan infeksi dan mengurangi risiko terkena penyakit.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk memperkuat daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, termasuk istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, dan menghindari stres berlebihan.
Peran Lingkungan dan Akhlak dalam Menjaga Kesehatan
Tidak hanya tindakan individu, menjaga kebersihan lingkungan juga menjadi faktor penting dalam mencegah ISPA dan penyakit lainnya. Udara yang bersih berasal dari lingkungan yang terjaga, bebas dari sampah dan polusi berlebih.
Seorang tenaga kesehatan dari Puskesmas Jakarta Timur mengingatkan bahwa menjaga lingkungan bersih merupakan bagian dari akhlak Islami yang mulia. Dalam ajaran Islam, kebersihan adalah sebagian dari iman, sehingga menjaga kebersihan tidak hanya baik untuk kesehatan fisik tetapi juga merupakan kewajiban moral dan spiritual.
Tantangan Kesehatan di Tengah Perubahan Iklim
Kondisi cuaca yang semakin panas dan pencemaran udara yang terus meningkat adalah dampak nyata dari perubahan iklim global dan aktivitas manusia. Perubahan ini membawa tantangan baru bagi sistem kesehatan nasional untuk terus meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan penyakit terkait lingkungan.
ISPA menjadi salah satu penyakit yang rentan meningkat di masa mendatang apabila kualitas udara tidak kunjung membaik. Oleh sebab itu, perlu adanya kolaborasi dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga sektor industri untuk mengurangi polusi udara dan mengendalikan penyebaran penyakit.
Waspada dan Bertindak Cepat
Meningkatnya angka polusi udara yang disertai dengan cuaca panas dapat memperbesar risiko gangguan pernapasan, terutama ISPA. Kementerian Kesehatan sudah memberikan peringatan agar masyarakat selalu waspada, mengenali gejala awal, dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Penggunaan masker, menjaga hidrasi, menghindari paparan udara kotor, dan menjaga kebersihan lingkungan merupakan cara efektif untuk melindungi diri dan keluarga dari risiko ISPA. Selain itu, menjaga pola hidup sehat dan memperkuat sistem imun juga menjadi kunci utama agar tubuh mampu bertahan dari serangan penyakit.
Kondisi ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kesehatan adalah tanggung jawab bersama, yang harus dijaga tidak hanya lewat tindakan medis, tetapi juga melalui kesadaran menjaga lingkungan dan gaya hidup yang sehat.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Kolaborasi REI Bali Expo Majukan Sektor Properti
- 14 Juli 2025
2.
BMKG Peringatkan Cuaca Buruk di Sabang
- 14 Juli 2025
3.
BMKG Waspadai Penyeberangan Namlea
- 14 Juli 2025
4.
Bansos Tunai Rp200 Ribu Kembali Disalurkan
- 14 Juli 2025
5.
Ajukan KUR BRI 2025 Online
- 14 Juli 2025