Transportasi Massal: Solusi Hemat dan Sehat untuk Mobilitas Masyarakat

Transportasi Massal: Solusi Hemat dan Sehat untuk Mobilitas Masyarakat
Transportasi Massal: Solusi Hemat dan Sehat untuk Mobilitas Masyarakat

JAKARTA – Di tengah hiruk-pikuk kota besar Jakarta, kebutuhan akan transportasi yang efisien dan terjangkau semakin mendesak. Seiring dengan berkembangnya transportasi massal di ibu kota, banyak orang yang mulai beralih dari kendaraan pribadi ke moda transportasi publik yang lebih ramah lingkungan dan hemat biaya. Salah satu contoh nyata yang dapat dilihat adalah pengalaman seorang pengguna transportasi massal yang berhasil merasakan manfaat besar dari sistem transportasi publik, baik dari segi penghematan biaya maupun kesehatan.

Bagi sebagian orang, perjalanan dengan kendaraan pribadi seperti motor atau mobil memang terasa lebih praktis. Namun, pengalaman pribadi seorang warga Jakarta ini menunjukkan bahwa transportasi massal, khususnya sejak transformasi yang terjadi pada layanan seperti KRL, MRT, dan Bus Transjakarta, terbukti menjadi solusi yang lebih hemat dan lebih sehat.

Transformasi Transportasi Massal: Dari 'Horror' ke Kenyamanan

Baca Juga

ESDM Resmikan Migas Corner ITS Berbasis Teknologi

Pada tahun 2000-an hingga 2010-an, transportasi massal di Jakarta, khususnya KRL Jabodetabek, dikenal dengan kondisi yang kurang nyaman. Penumpang seringkali memadati kereta hingga ke atap gerbong, pengamen banyak berkeliaran, dan angkutan umum seperti bus kota pun tidak lebih baik. Salah satu bus legendaris, Mayasari Bakti, dikenal dengan kondisi yang kurang aman dan sering menjadi ajang copet beraksi.

Namun, seiring berjalannya waktu, pemerintah melalui berbagai program telah mengubah wajah transportasi massal di Jakarta. Kini, moda transportasi seperti KRL Jabodetabek, Bus Transjakarta, MRT, dan LRT telah mengalami transformasi besar-besaran, menjadi lebih nyaman, aman, dan efisien. Salah satu pengguna yang merasakan langsung dampaknya adalah seorang warga yang memilih untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik.

Hemat Biaya dengan Transportasi Massal

Pengguna ini bercerita tentang perubahan gaya hidupnya setelah mulai beralih menggunakan transportasi massal pada beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, ia mengandalkan motor sebagai kendaraan utama untuk bepergian ke berbagai tempat di Jakarta. Meskipun lebih praktis, ia harus mengeluarkan biaya rutin yang cukup besar untuk perawatan motor, pengisian bahan bakar, serta biaya servis dua minggu sekali.

Namun, setelah transformasi transportasi massal, ia memutuskan untuk mencoba menggunakan moda transportasi publik, dan hasilnya luar biasa. "Saya mulai menggunakan commuter line, Bus Transjakarta, MRT, dan LRT. Ternyata, jika dihitung-hitung, alokasi biaya transportasi saya jauh lebih hemat," katanya.

Sebagai contoh, ia menyebutkan bahwa untuk perjalanan dari Stasiun Pondok Ranji ke Stasiun Bogor menggunakan KRL, saldo kartu Multi Trip (KMT) hanya terpotong sekitar Rp 7.000. Tarif tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan harga satu liter bahan bakar pertalite yang saat itu mencapai sekitar Rp 10.000. "Bayangkan, untuk perjalanan sejauh itu, saya hanya mengeluarkan biaya sekecil itu. Dengan tarif yang sangat terjangkau, saya bisa menjelajahi Jakarta dengan nyaman tanpa harus pusing memikirkan biaya bahan bakar," ungkapnya.

Selain itu, kartu KMT yang digunakan untuk naik commuter line juga dapat digunakan untuk membayar tarif bus Transjakarta, LRT, dan MRT, yang semuanya memiliki tarif yang sangat terjangkau. Ia menyebutkan bahwa setiap bulan, untuk penggunaan transportasi publik, ia hanya mengeluarkan sekitar Rp 150.000 untuk 3 kartu KMT, masing-masing dengan saldo Rp 50.000.

Manfaat Kesehatan: Olahraga Tanpa Disadari

Tidak hanya hemat, transportasi massal juga memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. "Dengan berjalan kaki dari stasiun atau halte ke tempat tujuan, saya bisa membakar kalori lebih banyak. Kadang saya sengaja turun di halte yang agak jauh untuk sekadar berjalan kaki," kata pengguna tersebut. Hal ini tentunya membawa dampak positif bagi kesehatannya, terutama setelah sebelumnya ia mengalami masalah kesehatan terkait obesitas.

Ia sempat dilarikan ke rumah sakit akibat tekanan darah tinggi dan gejala pelemakan hati. Setelah menjalani pemeriksaan, dokter menyarankan agar ia mulai aktif bergerak dan menggunakan transportasi massal yang lebih banyak melibatkan aktivitas fisik seperti berjalan kaki. "Sejak saat itu, saya bertekad untuk mengubah gaya hidup saya. Saya mulai lebih selektif dalam memilih makanan dan rutin berolahraga," tuturnya.

Dengan menggunakan transportasi massal, ia secara tidak langsung sudah melakukan olahraga ringan setiap hari. "Jalan kaki dari stasiun atau halte ke tempat kerja menjadi cara alami untuk menjaga kebugaran. Saya merasa lebih sehat dan energik sejak mulai beralih ke transportasi massal," katanya.

Kontribusi terhadap Lingkungan dan Ekonomi Lokal

Selain manfaat pribadi, pengguna transportasi massal ini juga merasakan dampak positifnya terhadap lingkungan dan ekonomi lokal. Dengan beralih menggunakan transportasi publik, ia turut membantu mengurangi polusi udara dan kemacetan di Jakarta. "Dengan menggunakan transportasi massal, kita bisa membantu mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan, yang pada gilirannya mengurangi polusi dan kemacetan," jelasnya.

Selain itu, perputaran ekonomi lokal di sekitar stasiun juga semakin meningkat. Banyak pedagang makanan dan usaha kecil lainnya yang bermunculan di sekitar area stasiun. "Saya melihat semakin banyak pedagang makanan dan usaha kost yang tumbuh di sekitar stasiun. Ini tentu saja memberikan peluang ekonomi bagi warga setempat," tambahnya.

Membangun Komunitas dan Menjadi Bagian dari Proses Perubahan

Selain merasakan manfaat pribadi, pengguna transportasi massal ini juga terlibat dalam komunitas yang berfokus pada penyebaran informasi dan konten seputar transportasi publik. Ia terpilih menjadi bagian dari commate, sebuah komunitas kreator konten yang memproduksi video seputar commuter line. "Saya bangga bisa menjadi bagian dari komunitas ini. Melalui video pendek yang saya buat, saya bisa berbagi pengalaman dan informasi tentang transportasi massal kepada lebih banyak orang," kata pengguna yang kini sering hadir dalam berbagai acara KAI Commuter ini.

"Saya sudah membuktikan sendiri. Transportasi massal terbukti menjadi solusi hemat dan sehat," tutupnya dengan penuh keyakinan.

 Transportasi Massal sebagai Solusi Cerdas

Pengalaman yang dibagikan oleh pengguna ini menunjukkan betapa besar manfaat yang bisa didapatkan dari beralih ke transportasi massal. Selain lebih hemat, transportasi publik seperti KRL, Bus Transjakarta, MRT, dan LRT juga menawarkan manfaat kesehatan yang tak terduga. Dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, kita turut berkontribusi dalam mengurangi kemacetan, polusi, serta memberikan dampak positif pada perekonomian lokal.

Bagi masyarakat Jakarta, transportasi massal bukan hanya sekadar pilihan moda transportasi, tetapi juga bagian dari gaya hidup yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Terlebih lagi, dengan tarif yang terjangkau dan akses yang semakin mudah, transportasi massal semakin menjadi pilihan utama bagi warga Jakarta yang ingin berhemat dan menjaga kesehatan.

Sindi

Sindi

navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

3 Shio Paling Hoki 18 Juli 2025

3 Shio Paling Hoki 18 Juli 2025

Cirebon Ubah Sampah Jadi Energi Ramah Lingkungan

Cirebon Ubah Sampah Jadi Energi Ramah Lingkungan

Daftar Harga BBM Terkini Juli 2025

Daftar Harga BBM Terkini Juli 2025

Gas Melon Langka, PKL Magetan Mengeluh

Gas Melon Langka, PKL Magetan Mengeluh

Update Nikel Juli 2025, Sektor Hilir Bergerak

Update Nikel Juli 2025, Sektor Hilir Bergerak