
JAKARTA - Indonesia tengah berupaya meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus menekan emisi karbon.
Salah satu fokus utama adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang memiliki potensi sangat besar di Tanah Air. Dalam upaya ini, dukungan dari berbagai mitra internasional sangat diperlukan.
Swiss, sebagai negara yang telah lama mengandalkan energi terbarukan khususnya PLTA, menegaskan komitmennya untuk membantu Indonesia mencapai target ambisius pembangunan PLTA hingga kapasitas 72 gigawatt (GW) pada tahun 2060.
Baca Juga
Pengalaman Swiss dalam Energi Terbarukan
Wakil Presiden Swiss, Guy Parmelin, menegaskan bahwa negaranya memiliki pengalaman panjang dalam pengembangan energi terbarukan, terutama PLTA.
“Swiss dan perusahaannya berkomitmen mendukung Indonesia dalam membangun infrastruktur berkelanjutan yang tahan masa depan,” ujarnya.
Parmelin memaparkan bagaimana Swiss berhasil mengelola jaringan PLTA yang luas, dengan lebih dari 700 pembangkit yang menghasilkan hampir 60 persen energi nasional.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata keandalan teknologi dan model bisnis energi terbarukan yang diterapkan Swiss.
Teknologi tersebut bahkan telah diaplikasikan di Indonesia, termasuk penggunaan turbin asal Swiss dalam beberapa proyek pembangkit listrik di Tanah Air. Hal ini menunjukkan adanya sinergi teknis dan kemitraan yang erat antara kedua negara.
Kolaborasi Infrastruktur Berkelanjutan
Kunjungan Parmelin ke Jakarta tidak hanya sekadar diplomasi, tetapi juga agenda konferensi infrastruktur berkelanjutan. Dalam kesempatan ini, delegasi sektor swasta dari Swiss hadir lengkap dengan para penyedia teknologi, asosiasi bisnis, lembaga keuangan, serta Swiss Export Risk Insurance Agency.
“Bersama-sama, ‘Tim Swiss’ ini menawarkan solusi modern dan kompetitif yang dirancang sesuai kebutuhan Indonesia,” ujar Parmelin.
Pendekatan ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan proyek-proyek PLTA serta memperkuat kerangka investasi yang mendukung energi hijau di Indonesia.
Potensi Besar PLTA Indonesia
Indonesia memiliki potensi energi air yang sangat besar, diperkirakan mencapai lebih dari 75 GW, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Sayangnya, kapasitas terpasang saat ini masih di bawah 10 persen dari potensi tersebut, yakni sekitar 6,8 GW. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih ada ruang besar untuk pengembangan dan investasi di sektor PLTA.
Pemerintah Indonesia sendiri telah menargetkan untuk mendorong kapasitas PLTA hingga mencapai 72 GW pada tahun 2060.
Target ini sejalan dengan peta jalan net zero emission (NZE) yang menekankan pentingnya pengurangan emisi karbon serta penggunaan sumber energi yang lebih bersih dan terbarukan.
Proyek Strategis PLTA di Indonesia
Selain potensi besar, Indonesia juga tengah mengerjakan sejumlah proyek PLTA strategis yang diproyeksikan mampu mendongkrak kapasitas listrik nasional.
Salah satunya adalah pembangunan PLTA Kayan di Kalimantan Utara, yang disebut-sebut sebagai salah satu pembangkit listrik tenaga air terbesar di Asia Tenggara.
Proyek ini tidak hanya menambah kapasitas listrik, tetapi juga membuka peluang pengembangan ekonomi di wilayah sekitar melalui penyediaan energi yang andal dan berkelanjutan.
Kehadiran Swiss dan teknologi yang mereka bawa dapat mempercepat penyelesaian proyek tersebut dan memastikan penerapan standar terbaik dalam konstruksi dan operasi pembangkit.
Sinergi Indonesia-Swiss untuk Masa Depan Energi Bersih
Kolaborasi antara Indonesia dan Swiss memperlihatkan betapa pentingnya kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan energi global.
Dengan menggabungkan pengalaman teknis dan investasi Swiss bersama potensi sumber daya alam Indonesia, diharapkan pembangunan energi terbarukan dapat berjalan efektif dan efisien.
Dukungan teknologi Swiss memungkinkan Indonesia mengadopsi solusi inovatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Hal ini sesuai dengan komitmen pemerintah untuk mencapai target nol emisi karbon dan menjadikan energi terbarukan sebagai tulang punggung ketahanan energi nasional.
Komitmen Berkelanjutan Menuju 2060
Guy Parmelin menggarisbawahi bahwa investasi dalam infrastruktur berkelanjutan bukan hanya soal memenuhi kebutuhan energi saat ini, tapi juga membangun masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Pendekatan ini menjadi kunci agar Indonesia dapat memenuhi target PLTA 72 GW pada 2060.
Selain membantu secara teknis, Swiss juga membawa berbagai lembaga keuangan yang siap mendukung pendanaan proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia.
Ini memperkuat ekosistem investasi yang mendukung pengembangan infrastruktur energi bersih, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi hijau yang inklusif.
Dengan dukungan penuh dari Swiss, Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk mengoptimalkan potensi besar PLTA dan memperkuat upaya transisi energi.
Sinergi teknologi, investasi, dan komitmen kedua negara menjadi modal penting dalam membangun infrastruktur energi yang berkelanjutan dan berdaya saing.
Pencapaian target PLTA 72 GW pada tahun 2060 akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju energi bersih dan rendah karbon.
Dengan demikian, kerjasama ini tidak hanya bermanfaat bagi kedua negara, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi upaya global mengatasi perubahan iklim.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Jadwal KA Bandara YIA Reguler dan Xpress Terbaru 30 September 2025
- Selasa, 30 September 2025
Terpopuler
1.
Kolaborasi dan Teknologi Modifikasi Jadi Kunci Industri Kayu
- 30 September 2025
2.
MotoGP Mandalika 2025 Tingkatkan Ekonomi dan Branding NTB
- 30 September 2025
3.
Final Four Livoli Divisi Utama 2025: Tim Terbaik Bertarung
- 30 September 2025
4.
Rincian Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
- 30 September 2025
5.
Duel Seru Liga Champions Malam Ini: Real Madrid, Liverpool Beraksi
- 30 September 2025