
JAKARTA - Dalam era digital yang serba cepat, keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh kemampuan guru menguasai materi ajar, tetapi juga oleh pemahaman psikologi pendidikan. Syadad Nabil Mudzafar, akademisi sekaligus pemerhati pendidikan, menegaskan bahwa psikologi pendidikan menjadi fondasi penting untuk menciptakan proses belajar yang efektif, ramah, dan inklusif.
Menurut Syadad, guru modern harus mampu membaca kondisi emosional dan psikologis siswa. “Di tengah era digital, guru tidak cukup hanya menguasai materi ajar. Mereka harus peka terhadap kondisi emosional dan psikologis peserta didik. Banyak siswa yang secara akademik berprestasi, tetapi mengalami tekanan mental karena ekspektasi lingkungan,” ujarnya.
Kesehatan Mental Siswa Sebagai Prioritas
Baca Juga
Syadad menyoroti data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2024 yang menunjukkan sekitar 25 persen pelajar SMP dan SMA di Indonesia mengalami kecemasan terkait akademik. “Angka ini memperjelas bahwa keberhasilan pendidikan tidak bisa hanya diukur dari kurikulum atau teknologi. Kesehatan mental siswa harus menjadi prioritas,” tegasnya.
Angka tersebut menunjukkan betapa pentingnya memahami psikologi pendidikan agar guru tidak sekadar fokus pada transfer ilmu, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kesejahteraan siswa. Dengan pendekatan ini, tekanan akademik dapat dikurangi dan siswa lebih siap untuk berkembang secara menyeluruh.
Peran Guru Sebagai Pembimbing Karakter
Syadad mendorong lembaga pendidikan untuk mengintegrasikan psikologi pendidikan dalam praktik sehari-hari. Guru perlu dibekali keterampilan membaca karakter siswa, menyesuaikan metode pengajaran, serta membangun komunikasi empatik. “Guru bukan hanya pengajar, tetapi pembimbing perkembangan karakter,” tambahnya.
Pendekatan ini tidak hanya mempermudah proses belajar, tetapi juga membantu siswa mengenali potensi diri, mengelola emosi, dan membangun keterampilan sosial yang penting dalam kehidupan modern. Psikologi pendidikan menjadi alat penting bagi guru untuk mendukung perkembangan mental dan emosional siswa, tidak hanya prestasi akademik.
Tantangan dan Peluang Era Digital
Era digital menghadirkan peluang sekaligus tantangan bagi dunia pendidikan. Teknologi memperluas akses informasi dan metode pembelajaran inovatif, tetapi juga memicu stres dan tekanan sosial di kalangan pelajar. Banyak siswa yang menghadapi distraksi dari media sosial, membandingkan diri dengan teman, atau merasa kurang mampu memenuhi ekspektasi akademik.
Karena itu, Syadad menekankan perlunya kolaborasi antara guru, orang tua, dan konselor sekolah untuk membangun ekosistem pendidikan yang lebih manusiawi. Interaksi antara pihak-pihak ini penting agar siswa mendapatkan dukungan emosional yang memadai dan tetap fokus dalam belajar.
Dukungan Kebijakan yang Dibutuhkan
Selain kolaborasi sekolah dan orang tua, dukungan kebijakan dari pemerintah sangat diperlukan. “Tenaga konselor di sekolah masih sangat terbatas. Pemerintah perlu mengadakan pelatihan psikologi dasar untuk guru, memperkuat layanan konseling, dan menanamkan keterampilan sosial-emosional dalam kurikulum,” ungkap Syadad.
Pelatihan psikologi dasar untuk guru memungkinkan mereka lebih siap menghadapi tantangan emosi siswa, serta menerapkan metode pengajaran yang adaptif. Layanan konseling yang diperkuat akan menjadi tempat aman bagi siswa mengekspresikan masalah mereka, sementara pengintegrasian keterampilan sosial-emosional dalam kurikulum membekali siswa untuk menghadapi tekanan akademik dan sosial.
Strategi Implementasi Psikologi Pendidikan
Dalam praktiknya, penerapan psikologi pendidikan dapat dilakukan melalui beberapa strategi. Guru dapat menggunakan metode pengajaran yang responsif terhadap karakter siswa, seperti pembelajaran kolaboratif, sesi refleksi emosi, atau kegiatan kreatif yang mendorong ekspresi diri. Selain itu, guru bisa memanfaatkan teknologi digital untuk memantau perkembangan akademik dan emosional siswa secara lebih personal.
Siswa yang merasa didukung secara psikologis cenderung memiliki motivasi belajar lebih tinggi dan menunjukkan performa akademik yang lebih baik. Dengan pendekatan ini, pendidikan tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menyiapkan siswa menjadi generasi yang tangguh secara mental dan sosial.
Optimisme Masa Depan Pendidikan Indonesia
Syadad optimistis, dengan penerapan psikologi pendidikan secara serius, sistem pendidikan Indonesia akan lebih siap menghadapi tantangan zaman. Generasi muda tidak hanya akan tangguh secara akademik, tetapi juga kuat secara mental dan emosional. Pendidikan yang memperhatikan kesejahteraan psikologis siswa di era digital menjadi fondasi untuk mencetak individu yang kreatif, adaptif, dan berdaya saing tinggi.
Dengan pemahaman psikologi pendidikan, guru, orang tua, dan konselor dapat bekerja sama menciptakan lingkungan belajar yang sehat, inklusif, dan menyenangkan. Siswa pun memiliki ruang untuk berkembang secara menyeluruh, memaksimalkan potensi diri, serta siap menghadapi tekanan dan tuntutan di era digital.
Psikologi pendidikan bukan sekadar teori, melainkan pilar penting yang mendukung kualitas pembelajaran modern. Mengintegrasikannya ke dalam kurikulum dan praktik sehari-hari menjadi langkah strategis agar pendidikan Indonesia terus maju dan relevan dengan perkembangan global.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Xiaomi 15T dan 15T Pro Siap Meluncur Akhir September
- 10 September 2025
2.
Meizu 22 Rilis 15 September, Pakai Snapdragon 8s Gen 4
- 10 September 2025
3.
Spesifikasi Tecno Spark Slim serta Pova Slim 2025
- 10 September 2025
4.
Realme GT 8 dan GT 8 Pro Hadir Oktober, Bawa Baterai Jumbo
- 10 September 2025
5.
Google Pixel 10 Pro Fold Tawarkan AI Inovatif
- 10 September 2025