
JAKARTA - Pasar modal Indonesia menunjukkan perkembangan yang menggembirakan sepanjang tahun 2025. Hingga tanggal 8 Agustus 2025, penghimpunan dana dari pasar modal telah berhasil mencapai Rp144,78 triliun, atau setara dengan 65 persen dari target tahunan yang ditetapkan sebesar Rp220 triliun. Angka ini mencerminkan optimisme pelaku pasar dan keberhasilan strategi yang dilakukan oleh regulator maupun pelaku industri pasar modal dalam mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
Deputi Komisioner Pengawas Emiten, Transaksi Efek, dan Pemeriksaan Khusus Otoritas Jasa Keuangan (OJK), I. B. Aditya Jayaantara, menyampaikan dalam konferensi pers peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-48 Pasar Modal Indonesia yang berlangsung di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, bahwa capaian ini merupakan langkah positif dan bukti nyata dari upaya yang telah dilakukan. “Sampai dengan 8 Agustus 2025, Alhamdulillah sudah 65 persen atau Rp144,7 triliun,” ujarnya penuh optimisme.
Angka tersebut diperoleh dari berbagai emisi yang dilakukan di pasar modal, termasuk kontribusi dari 16 emiten baru. Dari jumlah tersebut, 14 merupakan emiten saham dan 2 lainnya adalah emiten efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dengan nilai total sebesar Rp8,49 triliun. Hal ini menunjukkan adanya dinamika yang sehat dalam ekosistem pasar modal, sekaligus membuka peluang investasi baru bagi para pelaku pasar.
Baca Juga
Aditya menegaskan bahwa upaya yang dilakukan oleh OJK dan Self-Regulatory Organization (SRO) seperti BEI tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah emisi, tetapi juga pada peningkatan kualitas emiten. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan yang masuk ke pasar modal benar-benar memiliki kesiapan optimal, baik dari sisi tata kelola maupun daya tarik penawaran bagi para investor.
Untuk mewujudkan hal tersebut, peran profesi penunjang pasar modal, khususnya penjamin emisi efek atau underwriter, sangat diperkuat. Dalam POJK No. 13 Tahun 2025, sudah diatur bahwa underwriter memiliki tanggung jawab melakukan uji tuntas (due diligence) terhadap calon emiten, sehingga hanya emiten yang benar-benar layak yang dapat mengakses pasar modal. “Jadi tidak hanya meningkatkan kuantitinya, tapi juga kualitinya kita tingkatkan baik dari OJK sendiri maupun dari pihak-pihak profesi yang kita harapkan dapat membutuhkan nasihat atau jasanya secara lebih optimal,” jelas Aditya.
Kinerja pasar modal juga tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berada pada level 7.533,39 per 8 Agustus 2025, mengalami penguatan sebesar 6,41 persen year to date (ytd). Kapitalisasi pasar mengalami kenaikan sebesar 9,88 persen menjadi Rp13.555 triliun, mengindikasikan minat dan kepercayaan investor yang semakin kuat.
Selain pasar saham, pasar surat utang Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Indonesia Composite Bond Index (ICBI) menguat sebesar 7,42 persen menjadi 421,81. Hal ini membuktikan bahwa instrumen obligasi tetap menjadi pilihan menarik di kalangan investor sebagai sarana investasi yang relatif stabil dan memberikan imbal hasil yang kompetitif.
Sektor pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pun mengalami perkembangan yang signifikan. Melalui mekanisme Securities Crowdfunding (SCF), penghimpunan dana telah mencapai Rp1,64 triliun yang disalurkan kepada 876 UKM melalui 18 penyelenggara yang sudah berizin resmi. Ini menjadi salah satu bentuk inovasi yang membuka akses pembiayaan lebih luas bagi pelaku usaha kecil, sehingga dapat meningkatkan kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional.
Selain itu, jumlah investor di pasar modal terus meningkat dengan pesat. Pada awal Agustus 2025, jumlah investor tercatat mencapai 17,57 juta orang, mengalami kenaikan sebesar 18,15 persen secara year to date. Menariknya, mayoritas investor adalah generasi muda dengan persentase sebesar 54,25 persen yang berusia di bawah 30 tahun. Fakta ini menunjukkan bahwa pasar modal menjadi pilihan investasi yang semakin diminati oleh kelompok usia produktif yang merupakan tulang punggung pembangunan ekonomi masa depan.
Dari sisi produk investasi, nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana menunjukkan pertumbuhan positif yang signifikan. Per 7 Agustus 2025, NAB tercatat sebesar Rp548,49 triliun atau meningkat 9,86 persen ytd. Sementara itu, asset under management (AUM) juga mengalami kenaikan sebesar 4,92 persen menjadi Rp878,59 triliun. Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap produk-produk reksa dana sebagai alternatif investasi yang menawarkan diversifikasi risiko dan kemudahan akses.
Tidak hanya itu, pasar modal syariah juga menunjukkan perkembangan yang sangat baik sepanjang tahun ini. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) mengalami penguatan signifikan sebesar 17,96 persen menjadi 254,39 poin. Kapitalisasi pasar syariah juga tumbuh pesat sebesar 24,33 persen menjadi Rp8.485,79 triliun. Hal ini menandakan bahwa instrumen keuangan syariah semakin diminati oleh masyarakat dan mampu memberikan kontribusi penting dalam pengembangan pasar modal secara keseluruhan.
Berbagai indikator positif ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia saat ini berada pada jalur yang tepat untuk terus tumbuh dan berkembang. Keberhasilan penghimpunan dana serta peningkatan kualitas emiten menjadi fondasi yang kokoh untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan akses pembiayaan bagi UMKM melalui crowdfunding juga membuka peluang baru bagi pelaku usaha untuk berkembang dan berkontribusi pada perekonomian.
OJK bersama dengan berbagai pemangku kepentingan terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas dan integritas pasar modal, sekaligus mendorong inovasi dan inklusivitas. Berbagai kebijakan dan pengaturan yang diterapkan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor, sekaligus memastikan bahwa pasar modal dapat berperan sebagai sumber pembiayaan strategis bagi pembangunan nasional.
Dengan semangat kolaborasi antara regulator, pelaku industri, dan investor, pasar modal Indonesia diharapkan tidak hanya mencapai target penghimpunan dana tahun ini, tetapi juga mampu menciptakan ekosistem yang sehat dan berkelanjutan. Perkembangan positif ini tentu akan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memperkuat posisi Indonesia di kancah pasar modal global.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Hyundai Siap Hadirkan Mobil Listrik Terjangkau di Indonesia
- 12 Agustus 2025
2.
Genesis Masuki Pasar Kendaraan Mewah di Mesir
- 12 Agustus 2025
3.
Yogyakarta Dorong YIA Jadi Transit untuk Penerbangan Australia
- 12 Agustus 2025
4.
Erick Thohir Dorong Kebangkitan Sepak Bola Desa di Jawa Tengah
- 12 Agustus 2025
5.
Bank Indonesia Catat Penjualan Eceran Tumbuh Pesat
- 12 Agustus 2025