JAKARTA - Penerapan teknologi industri 4.0 terus meluas di sektor manufaktur nasional. Untuk mendukung percepatan proses transformasi tersebut, PT Bisnis Sistem Indonesia (BSI) bersama mitranya, Infor, mengambil peran aktif melalui penyelenggaraan forum strategis bernama Indonesia Manufacturing Symposium 2025. Acara ini digelar di The Westin Surabaya, dengan mengangkat tema “Extraordinary Journey: Smart Manufacturing 4.0”.
Simposium ini menjadi titik temu penting bagi pelaku industri yang tengah beradaptasi menuju manufaktur cerdas berbasis teknologi modern. Tidak hanya menjadi ajang diskusi, acara ini juga memfasilitasi kolaborasi antar pemimpin industri lintas sektor, terutama dari bidang teknologi informasi dan operasional pabrik.
Pemanfaatan sistem digital berbasis cloud menjadi sorotan utama. Infor memperkenalkan solusi ERP mutakhir, yaitu CloudSuite, sebagai platform yang mampu mempercepat transformasi digital secara menyeluruh di sektor manufaktur. Dengan sistem ini, pelaku industri bisa memperoleh efisiensi tinggi dan visibilitas operasional yang lebih transparan.
Yundi Tenggono, Strategic Enterprise Channel Director PT BSI, tampil dalam salah satu sesi penting yang membahas “Challenges in Manufacturing 4.0”. Ia mengulas sejumlah hambatan umum yang sering dihadapi pelaku industri dalam mengadopsi teknologi mutakhir. “Penggunaan sistem lama (legacy systems), keterbatasan infrastruktur TI, dan minimnya tenaga kerja dengan keahlian digital menjadi tantangan utama,” ujar Yundi.
Menurutnya, banyak perusahaan masih bergantung pada sistem lama yang tidak fleksibel dan sulit terintegrasi. Hal ini membuat proses transformasi digital menjadi lambat, bahkan tersendat. Selain itu, belum meratanya infrastruktur teknologi di dalam perusahaan, terutama di luar kota-kota besar, turut menghambat proses digitalisasi yang menyeluruh.
Kekurangan talenta digital juga menjadi persoalan serius. Yundi menegaskan bahwa adopsi teknologi tidak cukup hanya dari sisi perangkat lunak atau sistem, tetapi juga perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kompetensi teknologi informasi dan penguasaan solusi digital manufaktur.
Di sisi lain, Smart Manufacturing 4.0 diyakini membawa banyak manfaat strategis bagi perusahaan. Teknologi ini mampu meningkatkan efisiensi produksi, akurasi data operasional, serta ketahanan rantai pasok melalui sistem yang terintegrasi dan otomatis. Bahkan, dengan pemanfaatan cloud-based ERP, perusahaan bisa melakukan pemantauan operasional secara real-time, membuat keputusan lebih cepat, dan meminimalisir potensi risiko produksi.
BSI dan Infor pun melihat kebutuhan mendesak dari para pelaku industri untuk beralih ke platform yang lebih adaptif dan scalable. Lewat CloudSuite, perusahaan dapat memperoleh sistem ERP yang siap digunakan tanpa perlu membangun infrastruktur dari nol. Solusi ini dinilai sangat cocok untuk industri di Indonesia yang ingin bertransformasi dengan cepat namun efisien.
Keterlibatan BSI dan Infor bukan hanya sebatas penyedia teknologi. Keduanya juga aktif mendampingi pelaku industri dalam menyusun strategi transformasi digital secara bertahap. Salah satunya melalui penyusunan roadmap digital yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan tiap perusahaan. Pendekatan ini diyakini lebih efektif ketimbang adopsi teknologi secara seragam.
Selain itu, simposium ini juga menjadi wadah untuk menunjukkan berbagai studi kasus sukses dari perusahaan yang telah mengimplementasikan solusi Smart Manufacturing 4.0. Peserta dapat mempelajari bagaimana pemanfaatan teknologi membantu meningkatkan daya saing perusahaan, mempercepat pengambilan keputusan, hingga meningkatkan produktivitas secara menyeluruh.
Indonesia Manufacturing Symposium 2025 juga membuka ruang diskusi aktif antar pelaku industri. Peserta yang hadir, sebagian besar merupakan pengambil keputusan tingkat C dan M dari berbagai sektor, berbagi pengalaman mengenai tantangan digitalisasi serta pendekatan yang mereka tempuh dalam transformasi teknologi.
Dari sisi ekosistem industri, dukungan pemerintah dan pemangku kepentingan lain juga sangat diperlukan. Transformasi digital hanya akan optimal apabila seluruh komponen pendukung mulai dari regulasi, talenta, hingga infrastruktur berjalan selaras. Oleh sebab itu, sinergi antara penyedia teknologi seperti BSI dan Infor dengan pelaku industri dan regulator menjadi kunci keberhasilan percepatan adopsi Smart Manufacturing 4.0 di Indonesia.
Melalui forum ini, BSI dan Infor menegaskan komitmen mereka dalam memperkuat sektor manufaktur nasional lewat penyediaan solusi digital yang praktis, terjangkau, dan mudah diimplementasikan. Simposium ini tidak hanya memaparkan teknologi, tapi juga menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa perubahan ke arah digital adalah keharusan, bukan sekadar opsi.
Secara keseluruhan, Indonesia Manufacturing Symposium 2025 memperlihatkan bahwa sektor industri Indonesia siap bergerak lebih cerdas. Dengan kolaborasi lintas pihak dan pemanfaatan teknologi ERP berbasis cloud, transformasi digital di sektor manufaktur bukan hanya mimpi, tetapi sudah menjadi langkah nyata menuju masa depan industri nasional yang lebih tangguh dan kompetitif.