Industri Daur Ulang Oli Batam Jadi Magnet Investor Korea Selatan

Jumat, 11 Juli 2025 | 15:10:58 WIB
Industri Daur Ulang Oli Batam Jadi Magnet Investor Korea Selatan

JAKARTA - Kota Batam kembali menjadi pusat perhatian investor mancanegara, kali ini dari Korea Selatan, yang berencana mengembangkan industri pengolahan ulang limbah oli bekas. Proyek ini diproyeksikan menjadi industri pertama di Batam yang fokus pada pengolahan limbah oli mesin bekas atau yang dikenal dengan re-refine waste machinery oil.

Kehadiran investasi ini merupakan salah satu langkah strategis yang dilakukan oleh BP Batam guna mengembangkan kawasan industri hijau sekaligus memperkuat posisi Batam sebagai pusat industri berkelanjutan di Asia Tenggara. Dengan fasilitas dan ekosistem pendukung yang sudah tersedia, Batam menjadi lokasi potensial untuk menampung investasi ramah lingkungan semacam ini.

Minat Investasi Korea Selatan pada Batam

Calon investor asal Korea Selatan, Kim Junghyeon, secara langsung menyampaikan rencana investasi pada Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Francis, dalam pertemuan yang berlangsung. Kim menjelaskan bahwa perusahaan mereka ingin membangun fasilitas daur ulang oli bekas yang hasil olahannya akan diekspor ke berbagai negara.

“Rencana kami adalah memulai dengan kebutuhan bahan baku sebesar 5 ton per hari. Kami berharap dapat menemukan kecocokan bahan baku di sini dan proses perizinan bisa berjalan lancar,” ujar Kim.

Menurut Kim, peluang investasi di Batam sangat menarik karena dukungan pemerintah daerah dan fasilitas yang sudah memadai, khususnya untuk industri pengolahan limbah. Ia juga menyampaikan optimismenya terhadap kemitraan ini dan berharap segera mewujudkan proyeknya.

BP Batam Dukung Penuh Investasi Strategis

Fary Francis menegaskan bahwa BP Batam memberikan dukungan penuh terhadap rencana investasi ini. Industri daur ulang oli bekas dianggap sangat strategis karena membawa nilai tambah ekonomi sekaligus mendukung pengelolaan limbah industri yang lebih ramah lingkungan.

“Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, BP Batam mendapat mandat untuk memajukan iklim investasi di wilayah ini. Industri recycle minyak atau oli ini sangat menarik karena akan menjadi yang pertama di Batam,” ujar Fary.

Fary menambahkan, keberadaan fasilitas yang memadai, seperti Kawasan Pengelolaan Limbah Industri Bahan Berbahaya dan Beracun (KPLI-B3), merupakan nilai tambah yang membuat investasi ini semakin memungkinkan untuk berkembang.

Ekosistem Pengelolaan Limbah di Batam

Kawasan KPLI-B3 di Batam telah beroperasi sejak 1996 dan merupakan fasilitas pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun yang cukup lengkap. Kawasan ini berdiri di atas lahan seluas 20,4 hektare dan saat ini dihuni oleh 33 tenant yang bergerak di bidang pengelolaan limbah B3.

Dengan infrastruktur dan ekosistem yang sudah ada, industri daur ulang oli bekas memiliki peluang besar untuk tumbuh dan beroperasi secara optimal. Selain itu, dukungan regulasi yang diperbarui, seperti Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2025, semakin memperkuat kemudahan proses perizinan.

“Kami siap mendampingi proses perizinan dan operasional sampai tuntas agar investasi ini bisa segera berjalan dan memberi kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Batam,” tambah Fary.

Kontribusi Industri Ramah Lingkungan untuk Ekonomi

Investasi industri pengolahan ulang oli ini tidak hanya bernilai ekonomis, tetapi juga membawa dampak positif bagi lingkungan. Daur ulang oli bekas mengurangi limbah berbahaya yang jika dibuang sembarangan dapat mencemari tanah dan air.

Industri ini juga membuka peluang lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan sektor manufaktur dan pengolahan di Batam. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk menciptakan kawasan industri yang tidak hanya produktif tetapi juga berkelanjutan.

Sinergi Pemerintah dan Investor

Dalam pertemuan yang juga dihadiri pejabat eselon III dan IV di lingkungan BP Batam serta Kepala Bidang Perlindungan Lingkungan Hidup dari Dinas Lingkungan Hidup Batam, tercipta sinergi yang kuat antara pemerintah daerah dan calon investor.

Sinergi ini penting untuk memastikan semua aspek teknis, perizinan, serta kepatuhan terhadap standar lingkungan berjalan dengan lancar. Kerjasama yang solid diharapkan bisa mempercepat realisasi investasi sekaligus menjaga komitmen terhadap pengelolaan lingkungan.

Tantangan dan Peluang Kedepan

Walaupun peluang investasi terlihat menjanjikan, pengembangan industri daur ulang oli ini juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah ketersediaan bahan baku yang harus konsisten untuk menjaga produksi tetap berjalan. Investor berharap bisa menemukan sumber bahan baku yang sesuai dan berkelanjutan di Batam dan sekitarnya.

Selain itu, proses perizinan dan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan harus benar-benar diperhatikan agar investasi ini berjalan sesuai aturan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi daerah.

Namun, dengan dukungan penuh dari BP Batam dan regulasi yang semakin mendukung, peluang industri ini untuk berkembang dan menjadi pionir di Batam sangat terbuka lebar.

Masuknya investasi dari Korea Selatan ke sektor daur ulang oli bekas di Batam menunjukkan potensi besar kawasan ini sebagai pusat industri hijau di Asia Tenggara. Dengan dukungan fasilitas yang lengkap dan regulasi yang mendukung, Batam semakin siap menerima investasi strategis yang tidak hanya bernilai ekonomi tetapi juga berwawasan lingkungan.

BP Batam berkomitmen mendampingi investor agar proses perizinan dan operasional dapat berjalan lancar. Kolaborasi antara pemerintah daerah, investor, dan lingkungan hidup menjadi kunci utama untuk memastikan investasi ini membawa manfaat besar bagi Batam dan wilayah sekitarnya.

Industri daur ulang oli bekas ini tidak hanya menjadi pionir di Batam, tetapi juga diharapkan menjadi contoh keberhasilan pengembangan industri ramah lingkungan yang dapat diikuti oleh daerah lain.

Terkini