Dokter Beri Penjelasan Jelas Soal Kanker Serviks dan Bayi

Jumat, 11 Juli 2025 | 13:38:43 WIB
Dokter Beri Penjelasan Jelas Soal Kanker Serviks dan Bayi

JAKARTA - Pemahaman masyarakat tentang kanker serviks masih kerap bercampur dengan mitos yang tidak berdasar. Salah satu kekhawatiran yang sering muncul adalah pertanyaan apakah kanker serviks dapat menular dari ibu ke bayinya selama kehamilan atau saat persalinan. Kekhawatiran ini wajar, mengingat banyak jenis penyakit menular yang bisa berpindah dari ibu ke anak, seperti HIV atau hepatitis. Namun, dalam kasus kanker serviks, mekanismenya sangat berbeda.

Kanker serviks bukan penyakit yang ditularkan melalui darah atau udara. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jangka panjang virus human papillomavirus (HPV), yang sebagian besar menyebar melalui kontak seksual. Karena itu, banyak dokter dan ahli kesehatan merasa perlu meluruskan informasi yang beredar di masyarakat.

Dalam sebuah talkshow kesehatan yang digelar melalui Instagram Kementerian Kesehatan, dr. Brian Prima Artha, Sp.OG(K), menjelaskan bahwa kekhawatiran akan penularan kanker serviks dari ibu ke bayi sebenarnya tidak beralasan secara medis. “HPV tidak menular dari ibu ke bayinya selama kehamilan. Tidak seperti HIV atau hepatitis,” tegas Brian.

Penularan Lewat Plasenta Tak Terjadi

Brian menegaskan bahwa HPV tidak berpindah dari ibu ke bayi melalui plasenta atau darah selama masa kehamilan. Hal ini menjadi poin penting untuk dipahami, karena banyak orang masih menganggap kanker serviks dapat diturunkan secara genetik atau menyebar seperti infeksi pernapasan.

“Kanker serviks bukan penyakit keturunan. Juga bukan penyakit yang ditularkan lewat bersin atau sentuhan,” ujarnya. Penyebaran HPV, lanjutnya, hanya terjadi melalui kontak kulit ke kulit di area genital, bukan melalui jalur plasenta atau air susu ibu.

Namun demikian, bukan berarti tidak ada potensi risiko sama sekali. Brian menjelaskan bahwa ada kondisi tertentu di mana bayi mungkin terpapar HPV, meskipun kemungkinannya sangat kecil. Risiko ini berkaitan dengan proses persalinan normal melalui jalan lahir.

Risiko Paparan Saat Persalinan, Tapi Bisa Dikendalikan

Meskipun kanker serviks tidak menular secara langsung ke janin selama kehamilan, kemungkinan penularan bisa saja terjadi saat proses persalinan, terutama jika virus HPV masih aktif dan terdapat pada serviks atau jalan lahir.

“Risiko itu sangat kecil. Tapi secara teori, kalau virus aktif di serviks dan lahiran normal, ada kemungkinan terpapar. Namun itu bukan berarti bayi pasti sakit,” jelas Brian lebih lanjut.

Untuk itu, keputusan metode persalinan akan dipertimbangkan dengan matang oleh dokter berdasarkan kondisi ibu dan stadium penyakit. Dalam beberapa kasus, persalinan dengan operasi caesar mungkin lebih disarankan untuk meminimalkan risiko paparan virus.

Fakta ini menunjukkan pentingnya pemeriksaan rutin selama kehamilan, terutama bagi ibu yang memiliki riwayat atau sedang mengidap kanker serviks. Penilaian kondisi medis secara menyeluruh menjadi kunci utama untuk memastikan keamanan ibu dan bayi saat persalinan.

Kesalahpahaman Harus Diluruskan Lewat Edukasi

Masih banyak masyarakat yang belum memahami sepenuhnya bagaimana cara penularan kanker serviks dan virus HPV. Oleh karena itu, edukasi kesehatan memiliki peran penting dalam menghilangkan stigma dan informasi yang menyesatkan.

Brian menilai bahwa banyak orang masih mengira kanker serviks menular melalui udara atau dapat diwariskan secara genetik. Padahal, keduanya tidak berdasar secara ilmiah. HPV bukan virus yang berpindah lewat batuk, bersin, atau sentuhan biasa, melainkan melalui kontak langsung di area kelamin.

“Infeksi HPV hanya menyebar melalui kontak kulit ke kulit pada area genital, bukan melalui kehamilan atau menyusui,” tambahnya. Edukasi yang benar tentang kanker serviks akan membantu masyarakat memahami bahwa penyakit ini tidak semudah itu menular, dan pencegahannya bisa dilakukan dengan langkah konkret.

Pentingnya Vaksin dan Skrining Rutin

Di samping pemahaman yang tepat mengenai penularan, langkah pencegahan kanker serviks juga perlu terus dikampanyekan. Vaksinasi HPV terbukti efektif dalam mencegah infeksi virus yang menjadi penyebab utama kanker serviks. Selain itu, deteksi dini melalui skrining seperti Pap smear sangat penting untuk mencegah perkembangan penyakit ke tahap yang lebih serius.

Pencegahan juga berarti melibatkan edukasi kepada remaja dan orang tua mengenai pentingnya vaksinasi sejak dini. Semakin dini seseorang mendapatkan vaksin, maka semakin kecil kemungkinan mereka terinfeksi HPV di kemudian hari.

Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, pemeriksaan rutin, dan penerimaan terhadap vaksinasi adalah kunci untuk menurunkan angka kasus kanker serviks di masa depan.

Minim Risiko, Asal Dipahami dengan Benar

Dalam konteks penularan dari ibu ke bayi, kanker serviks bukanlah penyakit yang secara langsung membahayakan janin melalui kehamilan. Risiko paparan HPV saat persalinan pun tergolong kecil dan bisa dikendalikan dengan penanganan medis yang tepat. Namun, pemahaman yang keliru masih banyak beredar dan menjadi sumber ketakutan yang tidak perlu.

Melalui penjelasan yang disampaikan oleh para dokter seperti Brian Prima Artha, masyarakat diharapkan mendapatkan informasi yang benar, sehingga dapat mengambil langkah tepat dalam menjaga kesehatan ibu dan bayi, serta menghilangkan stigma terhadap penderita kanker serviks.

Terkini