Mensejahterakan Petani Kunci Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

Senin, 02 Juni 2025 | 14:22:55 WIB
Mensejahterakan Petani Kunci Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

JAKARTA — Upaya mensejahterakan petani dinilai sebagai langkah krusial dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia. Kisah nyata yang dialami seorang petani, yang dalam berita ini kami sebut Mba Niar (bukan nama sebenarnya), menggambarkan tantangan besar yang dihadapi para petani di lapangan, terutama saat menghadapi kegagalan panen.

Mba Niar mengungkapkan bagaimana ia harus menghadapi kesulitan ekonomi setelah panen gagal beberapa bulan lalu. “Kami sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari dan harus memikirkan musim tanam berikutnya. Ini membuat kami terjerat hutang yang jaminannya hasil panen selanjutnya,” ungkapnya. Cerita seperti ini menjadi gambaran umum kondisi petani pangan di Indonesia, yang masih menghadapi berbagai kendala mulai dari produksi hingga pemasaran.

Pentingnya Kelembagaan Petani yang Kuat

Salah satu faktor utama untuk meningkatkan kesejahteraan petani adalah melalui penguatan kelembagaan petani agar posisi tawar mereka di pasar semakin kuat. Peningkatan posisi tawar ini bisa tercapai apabila kualitas dan kuantitas hasil panen meningkat serta kesejahteraan petani dapat terjaga.

Salah satu inovasi kelembagaan yang sedang digalakkan adalah pembentukan Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Dengan dukungan berbagai instansi pemerintah termasuk Bank Indonesia, berbagai bantuan teknis dan infrastruktur produksi mulai digulirkan guna memperkuat BUMP.

Menurut data terbaru, produksi yang dihasilkan oleh BUMP meningkat hampir tiga kali lipat dalam waktu satu tahun. Namun, peningkatan ini juga menimbulkan tantangan baru. “Memperbesar usaha bukan sekadar menambah input dan infrastruktur, tapi juga butuh manajemen yang jauh lebih kompleks,” ujar seorang pengamat pertanian.

Tantangan Manajemen dan Keuangan

Seiring dengan pertumbuhan BUMP, diperlukan manajemen keuangan dan operasional yang lebih profesional. Tidak cukup hanya memberikan perangkat lunak laporan keuangan kepada pengelola BUMP, tapi perlu sumber daya manusia yang mampu mengelola input produksi, penjadwalan pembayaran, dan pengiriman secara teratur.

“Modal kerja yang lebih besar juga membutuhkan kemahiran manajemen keuangan yang baik agar dapat menarik minat investor atau mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan,” jelas Kepala Bidang Pengembangan Usaha BUMP.

Selain itu, pemasaran produk menjadi tantangan tersendiri. Untuk memastikan keberlangsungan usaha, produk yang dihasilkan harus dapat terserap oleh pasar. Di sinilah peran Pemerintah Daerah (Pemda) lewat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sangat dibutuhkan, baik sebagai penyedia modal maupun offtaker produk.

Namun, keberadaan BUMD sendiri belum sepenuhnya optimal karena belum banyak yang memiliki kemampuan usaha di sektor pangan, terutama mengingat karakter barang pangan yang mudah rusak (perishable goods).

Sinergi untuk Harga Stabil dan Kesejahteraan Petani

Upaya memastikan produk petani dapat dijual dengan harga yang cukup menguntungkan petani namun tetap terjangkau bagi konsumen adalah hal krusial. Salah satu strategi yang diterapkan adalah memanfaatkan jaringan koperasi yang melibatkan masyarakat sekitar serta pegawai pemerintah dan swasta.

Dengan mekanisme ini, produk petani terserap secara baik, modal bisa berputar kembali, dan harga pasar cenderung stabil. Hal ini dikarenakan permintaan menjadi lebih terkontrol dan tidak terlalu fluktuatif akibat berkurangnya jumlah masyarakat yang langsung turun ke pasar.

Peran Pemerintah dan Lembaga dalam Menjaga Ketersediaan Pangan

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memperkirakan kebutuhan beras nasional tahun 2025 mencapai sekitar 31 juta ton, dengan nilai mencapai Rp418,5 triliun berdasarkan asumsi harga Rp13.500 per kilogram. Produksi nasional diperkirakan bisa mencapai 32 juta ton, yang secara teoritis mampu memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia.

Namun, tantangan muncul akibat ketidakseimbangan stok yang kerap terjadi—stok menipis saat bukan musim panen dan berlimpah saat panen raya. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah melalui Bulog dan BUMD berperan dalam menyerap kelebihan produksi pada musim panen sekaligus menjaga harga agar tidak jatuh terlalu rendah. Selanjutnya, Bulog dan BUMD menjual kembali stok tersebut ketika terjadi kekurangan pasokan.

“Kerjasama kemitraan antara petani dalam BUMP atau Gapoktan dengan BUMD di bawah pengawasan Pemda sangat penting untuk meratakan distribusi dan menjaga kestabilan harga,” jelas seorang pejabat dari Kementerian Pertanian.

Pembelajaran dari Sejarah dan Teori Ekonomi

Sejak zaman Mesir kuno, pengumpulan bahan pangan dalam jumlah tertentu sudah dilakukan sebagai bagian dari mekanisme sosial-ekonomi yang menyerupai pajak natura. Saat ini, mekanismenya telah berubah dengan pembelian langsung hasil panen petani untuk dimasukkan ke dalam lumbung pangan daerah.

Para ahli ekonomi mengingatkan bahwa ketahanan pangan tidak dapat diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar. Pasar cenderung gagal berfungsi sempurna ketika kelompok dengan kekuatan ekonomi besar lebih mementingkan profit semata, tanpa memperhatikan aspek sosial dan keberlanjutan pangan.

Mendorong Koperasi dan Sinergi Lintas Sektor

Upaya peningkatan efisiensi pengelolaan lahan dan kesejahteraan petani menjadi tugas penting pemerintah. Salah satu solusi yang digalakkan adalah pembentukan Koperasi Merah Putih yang diharapkan menjadi wadah penguatan produksi dan pemasaran produk petani.

Keberhasilan program ini membutuhkan sinergi kuat antara Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, Bank Indonesia, serta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. “Kolaborasi lintas sektor ini sangat vital agar kesejahteraan petani meningkat secara berkelanjutan dan ketahanan pangan nasional dapat tercapai,” ungkap Kepala BPIP.

Mensejahterakan petani bukan hanya soal meningkatkan produksi, melainkan juga mengelola manajemen usaha dan pemasaran secara profesional. Pembentukan BUMP, dukungan modal dan pemasaran dari BUMD, serta sinergi berbagai pihak merupakan kunci untuk mewujudkan ketahanan pangan yang stabil.

Dengan harga yang stabil, kualitas produk yang meningkat, dan manajemen usaha yang terorganisir, kesejahteraan petani dapat terjaga. Upaya ini pada akhirnya akan membawa Indonesia menuju masa depan yang makmur dan mandiri dalam ketahanan pangan nasional.

Terkini