Bahlil Klarifikasi Vivo, Shell dan BP Batal Ambil Base Fuel

Jumat, 03 Oktober 2025 | 13:59:52 WIB
Bahlil Klarifikasi Vivo, Shell dan BP Batal Ambil Base Fuel

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, angkat bicara terkait polemik pembatalan pembelian bahan baku BBM (base fuel) oleh beberapa SPBU swasta, termasuk Vivo, Shell, dan BP.

Bahlil menegaskan pemerintah tidak memaksa transaksi, melainkan berperan sebagai penghubung antara Pertamina dan badan usaha (BU) swasta, sementara keputusan akhir tetap melalui mekanisme business to business (B2B).

"B2B-nya lagi dikomunikasikan. Saya kan udah katakan bahwa B2B-nya itu kolaborasi antara swasta dengan Pertamina. Ya, masih berjalan," ujar Bahlil.

Ia memastikan ketersediaan stok BBM di dalam negeri tetap aman. Kuota impor BBM untuk SPBU swasta sudah diberikan sesuai regulasi, sehingga apabila stok mereka habis, mereka tetap dapat membeli dari Pertamina, yang memiliki kuota impor belum sepenuhnya digunakan.

"Semuanya [ketersediaan BBM] ada. Kuota impornya pun kami sudah berikan sesuai dengan apa yang disampaikan sebelumnya," tegasnya.

Alasan SPBU Swasta Membatalkan Pembelian

Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga menjelaskan alasan di balik batalnya transaksi oleh Vivo, Shell, dan BP. Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, menyebut bahwa pihak swasta awalnya tertarik membeli base fuel, bahkan Pertamina sudah menyiapkan 100.000 barel khusus untuk mereka. Vivo sempat menyetujui pembelian 40.000 barel pada 26 September 2025, namun kemudian membatalkan transaksi.

"Vivo membatalkan untuk melanjutkan. Setelah setuju [membeli] 40.000 barel, akhirnya tidak disepakati," kata Achmad.

Alasan pembatalan, menurut Achmad, terkait kandungan etanol 3,5% dalam base fuel Pertamina. Meski kandungan ini masih jauh di bawah batas toleransi yang diizinkan (<20%), SPBU swasta menolak melanjutkan pembelian. Kondisi serupa juga dialami BP melalui PT Aneka Petroindo Raya (APR), joint venture antara BP dan AKR Corporindo Tbk, yang membatalkan minat membeli karena kandungan etanol tersebut.

"APR akhirnya tidak juga, jadi tidak ada semua, isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol," jelas Achmad.

Sementara itu, Shell membatalkan pembelian bukan karena kandungan etanol, tetapi akibat urusan birokrasi internal yang belum selesai. "Tidak bisa meneruskan negosiasi ini karena mengatakan bahwa ada birokrasi internal yang harus ditempuh," tambah Achmad.

Peluang Transaksi Kembali

Meski transaksi batal, Achmad menegaskan SPBU swasta kemungkinan tetap membeli base fuel dari Pertamina di masa depan. Syaratnya, Pertamina menyediakan base fuel tanpa kandungan etanol, atau dengan konten yang disepakati aman oleh pihak swasta.

"Tapi teman-teman SPBU swasta jika nanti di kargo selanjutnya siap berkoordinasi jika kontennya aman," katanya.

Situasi ini menunjukkan fleksibilitas pemerintah dan Pertamina dalam menjaga ketersediaan BBM di dalam negeri, sambil menyesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan SPBU swasta. Kolaborasi B2B diharapkan menjadi solusi yang menguntungkan kedua pihak, sekaligus memastikan pasokan BBM tetap lancar di seluruh wilayah Indonesia.

Peran Pemerintah

Bahlil menekankan bahwa pemerintah tidak memaksakan mekanisme jual beli, tetapi bertindak sebagai fasilitator agar transaksi B2B dapat berjalan lancar. Dengan pendekatan ini, Pertamina dan SPBU swasta tetap memiliki ruang negosiasi sesuai kebutuhan masing-masing.

Selain itu, pemerintah telah menetapkan kuota impor yang memadai bagi SPBU swasta, sehingga potensi kekurangan pasokan di lapangan dapat diantisipasi. Sistem ini sekaligus menjaga stabilitas harga dan ketersediaan BBM bagi masyarakat.

Dampak ke Pasar BBM

Pembatalan sementara oleh beberapa SPBU swasta tidak berdampak signifikan pada stok nasional. Pertamina tetap menjadi penyedia utama base fuel, sementara skema B2B memberi fleksibilitas bagi SPBU swasta untuk kembali bertransaksi jika syarat konten terpenuhi.

Dengan demikian, meski sempat muncul polemik, pemerintah dan Pertamina memastikan bahwa pasokan BBM nasional tetap aman dan memadai, sementara SPBU swasta memiliki peluang untuk berkolaborasi kembali di masa depan.

Terkini