Harga Sembako Jogja 23 September 2025: Cabai Meroket

Selasa, 23 September 2025 | 15:25:44 WIB
Harga Sembako Jogja 23 September 2025: Cabai Meroket

JAKARTA - Harga bahan pangan pokok di Kota Yogyakarta selalu menjadi perhatian masyarakat, terutama sembilan bahan pokok (sembako) yang kerap menjadi indikator kebutuhan harian.

Memahami perkembangan harga sembako penting agar warga dapat menyesuaikan anggaran belanja dan merencanakan konsumsi rumah tangga dengan tepat.

Berdasarkan data terbaru dari Panel Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), Selasa, 23 September 2025, harga cabai merah keriting mengalami lonjakan signifikan, sedangkan cabai merah besar juga tercatat naik meski tidak setinggi cabai keriting. 

Sebaliknya, harga cabai rawit merah, bawang putih, dan bawang merah justru menunjukkan penurunan, sebagaimana data yang dirilis Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Menurut catatan PIHPS per pukul 11.52 WIB, cabai merah besar yang sebelumnya turun 500 rupiah kini naik menjadi Rp 44.500 per kilogram. Sementara cabai merah keriting melanjutkan tren kenaikan dengan harga naik Rp 5.000, dari Rp 50.000 menjadi Rp 55.000 per kilogram. 

Sebagai perbandingan, harga rata-rata cabai merah keriting di Indonesia mencapai Rp 60.300/kg, dengan Sumatera Barat menjadi wilayah termahal (Rp 95.000/kg) dan Sulawesi Selatan terendah (Rp 33.150/kg).

Rincian harga sembako versi PIHPS per 23 September 2025 adalah sebagai berikut:

Bawang merah ukuran sedang: Rp 38.750/kg

Bawang putih ukuran sedang: Rp 39.500/kg

Beras kualitas bawah I: Rp 13.150/kg

Beras kualitas bawah II: Rp 12.150/kg

Beras kualitas medium I: Rp 14.900/kg

Beras kualitas medium II: Rp 14.150/kg

Beras kualitas super I: Rp 16.000/kg

Beras kualitas super II: Rp 15.000/kg

Cabai merah besar: Rp 44.500/kg

Cabai merah keriting: Rp 55.000/kg

Cabai rawit hijau: Rp 35.000/kg

Cabai rawit merah: Rp 33.250/kg

Daging ayam ras segar: Rp 38.250/kg

Daging sapi kualitas 1: Rp 140.000/kg

Daging sapi kualitas 2: Rp 132.500/kg

Gula pasir kualitas premium: Rp 18.250/kg

Gula pasir lokal: Rp 16.750/kg

Minyak goreng curah: Rp 18.150/kg

Minyak goreng kemasan 1: Rp 21.750/kg

Minyak goreng kemasan 2: Rp 21.000/kg

Telur ayam ras segar: Rp 28.500/kg

Sementara itu, data Bapanas per pukul 11.59 WIB menunjukkan tren berbeda. Harga bawang merah, bawang putih bonggol, dan cabai rawit merah mengalami penurunan. Misalnya, bawang merah turun dari Rp 33.714 menjadi Rp 31.571 per kilogram, bawang putih bonggol dari Rp 31.125 menjadi Rp 30.429/kg, dan cabai rawit merah turun hampir Rp 2.000 menjadi Rp 36.714/kg.

Rincian lengkap harga sembako versi Bapanas:

Beras premium: Rp 14.500/kg

Beras medium: turun dari Rp 12.913 menjadi Rp 12.900/kg

Beras SPHP: Rp 12.500/kg

Kedelai biji kering (impor): Rp 9.200/kg

Bawang merah: Rp 31.571/kg

Bawang putih bonggol: Rp 30.429/kg

Cabai merah keriting: Rp 53.714/kg

Cabai merah besar: Rp 44.286/kg

Cabai rawit merah: Rp 36.714/kg

Daging sapi murni: Rp 130.000/kg

Daging ayam ras: Rp 37.750/kg

Telur ayam ras: Rp 28.063/kg

Gula konsumsi: Rp 17.091/kg

Minyak goreng kemasan: Rp 19.000/liter

Minyak goreng curah: Rp 17.143/liter

Tepung terigu curah: Rp 9.000/kg

Tepung terigu kemasan: Rp 10.875/kg

Garam konsumsi: Rp 12.000/kg

Ikan kembung: Rp 37.667/kg

Ikan tongkol: Rp 34.667/kg

Ikan bandeng: Rp 41.500/kg

Data final PIHPS dan Bapanas tersedia pukul 13.00 WIB, sehingga perubahan harga masih memungkinkan.

Perubahan harga sembako dipengaruhi sejumlah faktor. Dalam skripsi Muhammad Shehan (UIN Raden Intan Lampung), disebutkan ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran menyebabkan fluktuasi harga bahan pangan. Pertumbuhan populasi meningkatkan permintaan sembako, sementara produksi pertanian masih rentan terhadap kondisi iklim, keterbatasan lahan, dan gangguan lainnya.

Secara umum, harga ditentukan sisi penawaran. Jika pasokan terbatas namun permintaan tetap tinggi, harga meningkat. Sebaliknya, saat pasokan melimpah, harga cenderung turun. Misalnya, saat musim hujan, panen cabai rawan gagal karena busuk atau hama, sehingga harga melonjak. Sebaliknya, musim kemarau memicu panen melimpah dan harga turun.

Nur Azizah Nasution dalam Journal of Sharia and Law menjabarkan faktor fluktuasi harga sembako dari perspektif ekonomi syariah:

Faktor produksi: permintaan tinggi tapi pasokan sedikit membuat harga naik; sebaliknya, harga turun bila pasokan banyak dan permintaan rendah.

Faktor distribusi: proses distribusi panjang dan rumit membuat harga naik, sementara distribusi cepat menekan harga.

Faktor jumlah pedagang: semakin banyak pedagang, harga cenderung normal; pedagang sedikit, harga bisa ekstrem.

Dengan data ini, masyarakat di Jogja dapat memantau perkembangan harga sembako secara lebih terarah, meski disparitas harga di pasaran tetap mungkin terjadi.

Terkini

Harga BBM Pertamina Hari Ini: Update Lengkap Seluruh Indonesia

Selasa, 23 September 2025 | 16:25:43 WIB

Harga Listrik Prabayar dan Pascabayar PLN Stabil September

Selasa, 23 September 2025 | 16:25:42 WIB

Pilihan 5 Rumah Murah Kota Padang, Tipe 36 Mulai Rp 117 Juta

Selasa, 23 September 2025 | 16:25:41 WIB

Penyaluran KUR Perumahan Siap Dukung UMKM Produktif

Selasa, 23 September 2025 | 16:25:39 WIB

PLN Andalkan Listrik Andal Dukung Stadion BJ Habibie

Selasa, 23 September 2025 | 16:25:38 WIB