JAKARTA - Kemerdekaan finansial bukan sekadar impian, tetapi hasil dari perencanaan keuangan yang matang sejak dini. Dengan menata pengeluaran, memanfaatkan peluang investasi, dan memiliki proteksi finansial, setiap orang dapat memastikan kehidupan yang nyaman, bahkan sebelum masa pensiun.
Namun, realitas di Indonesia menunjukkan sebaliknya. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) melalui laporan Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023, sekitar 53,9 persen lansia masih aktif bekerja karena keterbatasan finansial, sementara hanya lima persen yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya melalui dana pensiun. Lebih dari itu, hanya sedikit lansia yang memiliki perlindungan finansial dalam bentuk tabungan atau asuransi.
Pentingnya Mindset dan Persiapan Finansial
Head of Corporate Communications Allianz Life Indonesia, Wahyuni Murtiani, menekankan bahwa kendala utama kemerdekaan finansial berasal dari mindset dan persiapan pengelolaan keuangan yang belum tepat. “Selaras dengan salah satu value Allianz, growth mindset, kami terus mengedukasi masyarakat Indonesia dan mendukung mereka dalam menemukan serta memaksimalkan peluang. Ini menjadi bagian dari misi kami untuk melindungi banyak orang dalam mencapai kesejahteraan finansial di masa depan hingga masa tua nanti,” ujarnya.
Untuk mewujudkan tujuan ini, Allianz Indonesia kembali menyelenggarakan literasi perencanaan finansial melalui program rutin Ngobrol Bareng Allianz Citizens (NgobrAZ). Kali ini bertajuk “Financial Independence at 50: Real Life or Fantasy”, menghadirkan certified financial planner, Annisa Steviani, yang membahas strategi meraih kemerdekaan finansial di masa pensiun.
Tiga Pilar Kemerdekaan Finansial
Menurut Annisa, ada tiga komponen penting untuk mencapai kebebasan finansial. Pertama, pengumpulan aset dan investasi sejak usia produktif. Kedua, pendapatan pasif dari investasi yang dapat digunakan di masa pensiun. Ketiga, perlindungan asuransi untuk melindungi aset yang dimiliki.
“Dengan memenuhi tiga komponen ini, seseorang bisa merasakan kebebasan dalam memilih gaya hidup, bebas utang, memiliki tempat tinggal tetap, dana darurat, asuransi, serta hidup sehat fisik, mental, dan finansial,” jelasnya.
Strategi Pengelolaan Keuangan Sesuai Usia
Tahapan pengelolaan finansial disesuaikan dengan siklus hidup, dimulai dari usia produktif hingga masa pensiun.
Usia Produktif (20-50 Tahun)
Di masa ini, pengeluaran bulanan maupun tahunan perlu dirinci dan dibagi sesuai prioritas. Penghasilan sebaiknya dialokasikan untuk dana darurat, pendidikan anak, dana pensiun, asuransi, dan peluang investasi. Memulai investasi sejak dini memungkinkan pembangunan aset yang mendukung kemerdekaan finansial.
Beberapa strategi investasi yang dianjurkan:
Jangka pendek (1-3 tahun): Tabungan dan reksa dana pasar uang untuk dana darurat dan pendidikan anak.
Jangka menengah (3-5 tahun): Reksa dana pendapatan tetap untuk kebutuhan seperti pendidikan lanjutan, rumah kedua, atau ibadah suci.
Jangka panjang (>5 tahun): Reksa dana saham, ETF, saham, atau bisnis untuk dana pensiun dan financial freedom.
Usia Menjelang Pensiun (50-58 Tahun)
Dengan persiapan tabungan dan investasi yang matang, kondisi finansial akan lebih stabil menjelang pensiun. Proteksi tambahan, seperti asuransi kesehatan untuk usia lanjut dan asuransi jiwa, membantu menjaga kestabilan keuangan. Penghasilan tetap bisa disisihkan untuk dana pensiun dan perlindungan aset.
Usia Pensiun (>60 Tahun)
Di masa ini, tabungan dan hasil investasi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mendapatkan penghasilan pasif. Sumbernya bisa berasal dari properti, usaha yang sudah berjalan, deposito, Surat Berharga Negara (SBN), atau DPLK. Pada periode ini, perencanaan warisan juga mulai dilakukan untuk memastikan keberlanjutan finansial keluarga.
Langkah Praktis untuk Kemerdekaan Finansial
Kunci utama kemerdekaan finansial adalah alokasi keuangan yang tepat, investasi yang konsisten, dan perlindungan asuransi yang memadai. Langkah praktis meliputi:
Menentukan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang.
Mendisiplinkan pengelolaan uang dengan membuat anggaran bulanan dan tahunan.
Mengelola utang secara bijak dan memprioritaskan dana darurat.
Membangun aset melalui investasi beragam sesuai tujuan dan risiko.
Memiliki perlindungan asuransi untuk menjaga kestabilan finansial meski terjadi risiko tak terduga.
Literasi Finansial untuk Generasi Mendatang
Edukasi keuangan merupakan bagian penting dari perencanaan jangka panjang. Dengan membekali diri dan keluarga dengan literasi finansial, setiap individu bisa membuat keputusan yang lebih tepat dalam investasi, pengelolaan aset, dan perlindungan asuransi. Allianz Indonesia mendorong masyarakat untuk menerapkan disiplin finansial sejak usia produktif sehingga manfaatnya dapat dirasakan saat pensiun dan diwariskan ke generasi berikutnya.
“Dengan menentukan tujuan finansial, mendiskusikan strategi pengelolaan, dan menjalankan langkah-langkah secara disiplin, kemerdekaan finansial dapat diraih siapapun. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup individu, tetapi juga memberikan dampak positif bagi keluarga dan masyarakat luas,” tutup Wahyuni.